BAB 07

57 14 8
                                    

halo, karena hari ini ak tidak ada kegiatan dan kaga ada kelas juga, ak dedikasikan hari ini untuk menulis..

Tandain klo ada typo yap, jangan lupa voment nya gusy!

Happy reading!


Bara memarkirkan motornya di parkiran sekolah, seperti biasa ia berjalan dengan santai tak menyadari seseorang yang sedari tadi bersamanya mengikuti kemanapun Bara berada.

Teman teman adik kembarnya yang kebetulan berkumpul di parkiran menatap ke arah Bara dengan aneh dan bingung, ah tepatnya tatapan itu tertuju pada seseorang yang berada di samping Bara.

Bara menoleh ke arah orang itu, menaikkan salah satu alisnya. "Kenapa ngikutin gue?"

Orang itu menatap Bara tanpa ekspresi. "Suka suka gue, masalah buat lo?" Bara mendengus, ia menggelengkan kepalanya heran dengan manusia di sampingnya ini.

'kemaren lucu kok sekarang galak gini mukannya'
Batinnya bersuara menanggapi perubahan Orion, ya orang ini adalah Orion orang yang Bara tolong tadi malam.

"Itu temen - temen Lo pada heran tuh, liat Lo ngintilin gue" Orion hanya mengangkat kedua bahunya, tak mau menanggapi perkataan Bara.

Bara yang mendapati respon seperti itu tak mau ambil pusing, ia kembali meneruskan jalannya.

.
.
.

"Bara!"

Bara menoleh, menatap si pelaku pembangilan namanya. "Tungguin" ucap orang itu.

Bara berhenti sejenak menunggu orang yang baru saja datang itu. Orion yang melihat sedari tadi mengernyitkan dahinya. 'siapa wanita itu?'

Ia mendatarkan wajahnya ketika melihat wanita itu melingkarkan tangannya pada lengan Bara. "Buset, pagi banget lu." Orion mengalihkan tatapannya pada wajah si wanita, ia menatap wajah itu dengan tajam.

Wanita itu adalah Lias, Lias yang menyadari tatapan membunuh tertuju ke arahnya menoleh, ia tersenyum kikuk ketika melihat Orion yang berada di sebelah Bara.

"Eh? Halo Orion." Orion mengabaikannya, ia memilih kembali menatap Bara dengan wajah penuh tanya.

Bara yang di tatap seperti itu, mengangkat salah satu alisnya. "Ada apa?"

Orion mendengus "dia siapa?" Bara menatap Orion sedikit lama, ia terkekeh "ini Lias, temen gue. Ga usah cemberut gitu mukanya"

"Dih? Siapa yang cemberut, aneh Lo!" Sangkal Orion, ia berjalan terlebih dahulu meninggalkan Bara dan Lias yang masih menatapnya.

"Lo pacaran ama Orion Bar?" Bara menatap Lias, ia menggelengkan Kepalanya dan kembali melangkahkan kakinya.

Lias tak percaya dengan gelengan kepala Bara "masa sih?"  "Orion keliatan naksir lu banget noh" Bara sama sekali tak menggubris perkataan Lias, biarkan lah, toh yang terlihat naksir Orion bukan dirinya.

.
.
.

Bara dan ketiga temannya juga Bianka sudah berada di kantin dan duduk di meja pojok yang tak terlalu ramai.

"Pesen pesen ges" ucap kai dengan semangat.

"Gue mau mie yamin komplit sama es coklat bre" ucap Lias. Bianka yang berada di samping abangnya tampak berbinar ketika mendengar makanan kesukaannya.

"Aku juga mau mie yamin komplit sama es coklatnya Kak kai"

"Lu suka mie yamin juga bi!?" Tanya Lias, Bianka mengangguk antusias. "Iya kak Lias, aku suka kakak juga suka?"

Lias mengangguk "iya, sama kita anjir. Pan kapan hunting Mie Yamin bareng mau ga?"

Mata Bianka berbinar, ia mengangguk dengan brutal "mau banget kak!!"

"Padahal enakan mie ayam" celetuk Rafi yang langsung mendapatkan empat tatapan tajam dari ke empat mata dua wanita di sana.

"Yang suka Mie ayam kaga di ajak" ucap Lias.

"Buset, jangan buat aliansi baru yas" Lias hanya menatap Rafi malas.

"Udah udah, malah ribut. Cepet anjir mau pada pesen apaan"

"Gua lontong sate sama air putih aja kai" akhirnya Bara bersuara, sedari tadi ia hanya menatap kericuhan teman dan adiknya tanpa minat.

Matanya tak sengaja menatap Orion yang baru saja tiba di area kantin, cukup lama mereka bertatapan hingga Bara memutuskan kontak mata itu ketika Kai kembali bertanya.

"Gua of course, Mie ayam spesial dan es teh jus baybeh" sungguh sangat mencerminkan anak SMA negeri Rafi ini. Mie ayam dan es teh jus adalah combo yang sangat pas.

Kai menatap Rafi dengan wajah julidnya, tanpa basa basi ia menarik kerah belakang Rafi untuk ikut bersamanya.

"Najis lu, ayo cepet jalan" Rafi mendengus kasar ketika dirinya di seret oleh Kai, tak ada perlawanan darinya, ia hanya menurut mengikuti Kai.

Lias terkejut ketika ia menolehkan kepalanya, di meja sampingnya sudah ada yang mengisi dan yang membuatnya terkejut adalah si pengisi itu geng Zemore bersama tuan putri mereka.

"anjing, kaget gua cok." Ucapnya. Bara dan Bianka yang mendengar misuhanya mengikuti arah pandang Lias.

Bara tak mengeluarkan ekspresi apapun sedangkan Bianka mengernyit kesal dengan kehadiran Zemore itu, ia muak dengan wajah sok polos yang berada di sana ia muak melihat kedua Abang kembarnya lebih memilih orang itu.

"Halo Bianka, kenapa kamu ga gabung sama temen temen kamu lagi Bianka? Kasian loh mereka berdua aja" Bianka mendengus ketika mendengar suara itu, ia sungguh tak menyukai orang dan sifatnya itu.

"Biarlah, Abang gue ini. Temen temen gua juga fine fine aja. Ngapa lu yang repot!" Ucapnya ketus.

"Aku ga repot kok Bianka. Aku kasihan aja Abang kamu ga bisa ngobrol leluasa sama temen temennya karena ada kamu." Balas Aca dengan mata bulat penuh binarnya.

Bara mendengus, menatap dingin ke arah kedua adik kembarnya. Memberi sinyal peringatan pada kedua kembar itu. Keduanya menegang lalu mereka saling berpandangan bingung.

"Bianka ga ganggu bang Bara kok ca tenang aja. Sekarang lo mau pesen apa? Ayo pesen sekarang nanti keburu bell masuk bunyi loh" ucap Regan dengan nada mendesak, Aca yang sedari tadi menatap Bianka kini beralih pada Regan dan sedikit mengernyit kebingungan.

"Iya bener kata Regan, buru kamu mau pesen apa nanti keburu masuk" timpal kavian sembari menusuk nusuk pipi gembul Aca.

Lias yang sedari tadi hanya menyimak bergidik ngeri ketika melihat aksi Kavian dan wajah kesal Aca. 'kok ada orang modelan gitu jir ngeri bat gue'



TBC

have a greatest day semuanya!!!

Sampai jumpa di chapter selanjutnya cayang - cayang

Love
- Meng

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Becoming the Main Antagonist BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang