namaku rani,aku berusia 23 thn tahun ini
sedari kecil aku hidup dengan kakek dan nenekku, kata orang2 saat aku masih didalam kandungan ayahku dipenjara karna mengedarkan narkoba, lalu setelah aku lahir ibuku meninggalkan untuk pergi ke jakarta.
aku fikir beliau begitu membenciku karna saat meninggalkan diumur 3 bulan, beliau sama sekali tidak pernah pulang menemuiku bahkan menanyakan kabarkupun tak pernah.
hingga saat aku sudah menginjak sd kelas 1, aku bertemu dengannya. itu adalah moment pertama kali aku melihat beliau, bahkan saat itu dia sama sekali tidak menyentuh ataupun menyapaku. ternyata beliau sudah menikah dan mempunyai anak yang usianya tidak jauh beda denganku, aku masih ingat beliau menyuruh diriku memanggilnya dengan sebutan kakak, sampai pada akhirnya aku tau kalau beliau adalah ibuku. sejak saat itu aku begitu membencinya, dia menorehkan luka begitu dalam di hatiku bahkan melebihi rasa muakku pada ayahku sendiri.
selama 13 tahun aku tinggal bersama nenek dan kakekku, meskipun nenek selalu diperlakukan kasar oleh kakekku beliau tidak pernah marah sama sekali, sampai aku melihat beliau menangis saat berdoa setelah sholat, ada satu hal yang ku ingat saat aku masih kelas 3 sd, aku mengingat meminta tanda tangan kakekku aku marah karna tanda tangannya asal2lan, lalu beliau marah dan membuang buku rapotku.
aku masih sangat ingat bagaimana aku harus menabung demi keinginanku, aku begitu iri saat melihat bagaimana teman2ku diperlakukan baik oleh orang tua mereka.
saat pengambilan rapot aku hanya meminta tetangga atau pada budheku untuk hadir, sedari kecil aku begitu membenci kisah tentang ibu, lagu ibu, puisi ibu, aku membenci semua yang berhubungan dengan ibu.
rasa benciku semakin hari semakin besar, aku tak pernah merindukannya, tak pernah ingin tinggal dengannya, tak pernah ingin bicara dengannya, bahkan memanggilnya pun tak pernah, namun terkadang aku juga merasa kalau diriku adalah anak yang durhaka. tak ada nama atau posisinya dihatiku.
aku seorang anak kecil yang penuh dengan luka, aku seorang anak perempuan yang selalu menangis kala ada hal yang begitu menyakitkan, aku adalah wanita yang penuh dengan trauma. aku hidup hanya karna aku harus hidup, disaat aku fikir aku bahagia, tuhan mengambil nenekku. orang yang paling berharga di hidupku, beliau adalah separuh jiwaku, saat beliau pergi udara di sekitarku seakan kosong, duniaku berputar, aku bahkan ingat aku hampir pingsan saat keranda itu berangkat membawa jenazah nenekku, aku yang sedari kecil selalu memeriksa perutnya saat tidur, aku yang tidak bisa tidur tanpa ada beliau, aku yang selalu membuat beliau tertawa,aku yang selalu memeluk beliau.
hidupku kosong setelahnya, selama 1 minggu aku seperti orang gila, aku tidak ingin bicara, tidak ingin makan, bahkan setiap malam aku menangis setiap malam selama hampir 2 tahun.
aku kehilangan tata suryaku, bahkan perempuan yang disebut itu tak menyentuhku untuk menguatkan ku, aku menatapnya penuh dendam, bahkan saat aku disuruh memeluknya dia menepis tanganku, sejak saat itu pula aku mulai membenci diriku, aku mulai menyalahkan diriku. hanya kakekku yang memelukku bahkan beliau mengusap air mataku disaat dia masih merasa bersalah karna tidak memperlakukan istrinya dengan baik, itu adalah moment pertama kali aku melihat baliau menangis, bahkan saat orang tuanya meninggal beliau tidak menangis sama sekali.
selama 21 tahun aku hidup tanpa jiwa, ragaku utuh tapi jiwanya kosong. aku merayakan ulang tahun pertamaku saat umur 19 tahun itupun karna teman kerjaku merayakannya.
kalau aku dianggap anak durhaka, tak apa, karna sepertinya itu faktanya.
aku membencinya karna mereka tidak pernah ada dimasa sulitku sama sekali, aku menghadapi semua itu seorang diri tak ada tangan yang meraihku, aku bahkan tidak merindukan dirinya sama sekali, aku juga tidak memiliki rasa takut akan kehilangan mereka, tidak ada yang namanya ayah dan ibu di hatiku, hatiku kosong sunyi dan sepi.
sampai sekarang saat umur ku sudah hampir 24 tahun mereka sama sekali tidak ada menanyakan kabarku, aku mencoba hidup dengan ibuku selama 2 tahun karna beliau ingin mencoba mengambil hatiku, aku bertanya2 kepada langit2 kamarku saat sendirian.
apakah aku ada dihati kedua orang tuaku?apakah mereka berdua tidak merindukan anak pertama mereka? apa tidakkah selama 1 detik saja mereka memikirkan diriku?
aku bertanya2, apa salahku? mengapa aku dibenci sebegitu kejam? mengapa aku dibuang begitu saja? apakah aku berrdosa karna sudah lahir kedua ini?
sebelumnya aku selalu berdoa kepada tuhan, bahwa aku ingin memiliki orang tua, meskipun tidak pernah terkabul. sampai akhirnya aku menyerah akan doa tersebut.
selama 2 tahun aku tinggal dengan ibuku, aku merasa seperti orang asing didalam rumahnyaa.
melihat mereka bertiga bercanda gurau didepanku, melihat mereka berdua merayakan ulang tahun ke 18 tahun putri mereka membuatku semakin muak dengan ibuku, jujur aku tidak pernah mendengar permintaan maaf darinya secara langsung, dia juga tidak pernah menanyakan kabarku selama 24 tahun. lalu aku memutuskan untuk ngekost dan hidup sendiri, meskipun melelahkan dan menyakitkan setidaknya aku tidak membuat luka dihatiku semakin dalam kan? aku tidak ingin mati dahulu sebelum dijemput.
untuk ayahku aku hanya menemuinya 5 tahun sekali dia juga sudah punya keluarga sendiri. hanya aku yang sendiri.
satu hal yang masih aku tanyakan kepada tuhan sampai sekarang ini.
siapa aku?mengapa aku dilahirkan?kenapa hidupku seperti ini?dan apa salahku?
aku masih belum menemukan jawabannya....