Menjadi tontonan banyak orang, itulah aku sekarang. Tapi aku tidak peduli, karena yang terpenting adalah aku bisa menangis puas sambil memakan mie tek-tek kesukaanku.
"Neng Julia, ini mie-nya yang seperti biasa, cabenya 3, sayurnya sedikit, kecapnya banyak," aku meremas tisu yang sebelumnya aku gunakan untuk mengelap ingus saat Bu Made-si penjual mie tek-tek menghampiriku.
"Iya, makasih ya bu." Jawabku lemas sambil sesekali terisak pelan.
Bu Made meringis melihatku yang masih terus menangis meski sudah menjadi omongan banyak orang, "aduh Neng Julia kenapa? Dimarahin sama bos di kantor?" Aku menggeleng sambil kembali menangis.
"Kenapa atuh, Neng?"
Aku kembali menggeleng dengan wajah yang tertutupi oleh tisu, "gapapa bu, pengen nangis aja, sayang air mata saya kalo didiemin doang," aku tau itu jawaban yang terlalu asal, tapi aku tidak peduli karena aku hanya ingin menangis dan tidak ingin ditanya-tanya.
Aku bisa mendengar Bu Made terkekeh pelan, "haduh dasar anak muda, yaudah ibu tinggal dulu ya? Ini awas mie-nya ketumpahan air mata Neng Julia yang seember itu," seloroh bu Made membuaku kehilangan vibes sedih dan berakhir tertawa mengikuti tawa Bu Made.
"Ibu ih! Aku jadi gak sedih lagi," ucapku sambil mengelap sisa ingus yang membasahi hidungku.
Bu Made tertawa cukup keras membuat beberapa orang kembali menatapku, "udah ah, makan dulu mie tek-teknya, baru nanti nangis lagi. Ibu ke depan lagi ya? Kasian bapak keteteran." Aku mengangguk mengiyakan dan mulai memakan mie tek-tek milikku yang sudah mulai mendingin.
Aku sudah tidak menjadi tontonan dan topik pembicaraan orang-orang yang makan di sekitarku saat ada seorang pria datang dan ikut duduk di hadapanku. Meja ini memang diperuntukkan untuk dua orang, namun sejak tiga tahun lalu meja ini hanya diperuntukkan untuk aku seorang. Alias tidak ada orang yang menempati tempat ini kecuali aku.
Aku mengangkat kedua alisku saat dia dengan santainya duduk lalu menaruh tas kerjanya di atas meja seolah tidak peduli ada aku yang menatapnya dengan tatapan tajam.
"Mas, maaf ini meja saya," ucapku masih berusaha sopan. Pria dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya itu hanya menatapku datar dengan kedua alis terangkat, "emang Mbak-nya bawa meja sendiri dari rumah?"
Wah kurang ajar ini orang! Gak tau aja kalo gue udah jadi sesepuh di warungnya Bu Made! "Ya enggak, tapi ini meja saya."
"Mas kan bisa duduk di tem—"
"Udah Kak Julia, biarin aja si Mas ganteng ini duduk disini, siapa tau bisa jadi penghibur Kak Julia yang lagi patah hati, aku liatin dari tadi nangis mulu," potong Faris-anak Bu Made sambil menaruh sepiring mie tek-tek di hadapan Pria tidak tau malu dan sopan santun itu.
Aku mendelik malas pada Faris si mulut besar, too much information untuk Pria kurang ajar yang menatapku sambil mengcokkan kepalanya. Ish, sungguh ekspresi yang menyebalkan.
Faris menunjukku dan Pria di depanku bergantian, "akur-akur lah kalian para penglaris ibu dan bapak."
"Anjing lo, Ris!" ucap si Pria sambil mengangkat sendok yang dipegangnya—bersiap untuk memukul Faris, sebelum si ABG alias anak baru gede itu kabur bersembunyi di belakang ibunya.
Aku menatapnya melongo, siapa pria ini? Kenapa ia bisa akrab dengan Faris? Aku mengerutkan keningku sambil menyipitkan mataku, mengingat-ngingat, apakah aku pernah bertemu dengannya atau tidak, karena selama aku menjadi pelanggan tetap Bu Made, aku tak pernah bertemu dengan pria ini, seingatku.
"Apa liat-liat? Awas nanti lo naksir sama gue,"
"HUEK!"
***
04/09/2024
Halooo semua! Akhirnya aku kembali mengeluarkan cerita baru setelah beberapa waktu kemarin sempet istirahat.
Aku gak berniat menaruh konflik dan alur yang berat disini, karena aku pengen cerita ini jadi tempat healing baik untuk aku ataupun bagi kalian yang membaca.
Semoga perasaanku bisa tersampaikan ya sama kalian!🥹 dan do'ain aku semoga bisa nyelesaiin cerita ini sampe part terakhir (aamiin ya Allah)Sampai ketemu di bab selanjutnya! Jangan lupa votee dan komen plzzz biar aku makin semangat nulisnya😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Scenario
أدب الهواة"Gue kan udah nolongin lo, sekarang saatnya lo yang nolongin gue. Ya? Mau, ya? It's just fake scenario at all." Menemukan kekasihnya berselingkuh dengan salah satu teman kantornya membuat seorang Julia Azzura mendadak dilanda patah hati. Makan mie t...