Aku memasuki lift sambil tertunduk lesu. Sudah dipastikan aku akan bertemu dengan kekasihku, maksudku mantan kekasihku yang kemarin kepergok selingkuh oleh aku sendiri.
Baru satu langkah aku keluar dari dalam lift, wanita ular yang kemarin bercumbu bersama mantan kekasihku sudah muncul di hadapanku, ia langsung berjalan menunduk, menutupi wajahnya menggunakan rambut panjangnya.
Namun aku tidak peduli, aku berjalan cepat menuju ruanganku yang berada di paling ujung. Aku bekerja sebagai asisten project manager di perusahaan ini.
Langkahku terhenti karena Pak Anjas yang merupakan atasanku menghadangku di tengah jalan, "Eh Juju, ikut meeting yuk. Orangnya udah di lobi, kamu nanti nyusul ke ruang meeting 2 ya, Ju."
"Pak? Yang bener aja, ih!"
Pak Anjas mendekatkan tubuhnya dan menunduk sedikit, ia menutupi mulutnya menggunakan telapak tangannya yang hampir sebesar wajahku, "nanti siang kita makan di luar, bill on me pokoknya."
"Oke, siap! Naro tas dulu, Pak!" Aku segera berlari memasuki ruanganku dan mengeluarkan berbagai keperluanku.
"Ju, bikin kopi empat!" teriak Pak Anjas cukup menggelegar karena kantor masih cukup sepi.
"Siap, Bos!" aku membalasnya dengan sedikit berteriak sambil kembali berjalan cepat menuju pantry.
Ada perasaan sesak begitu aku membuka pintu pantry. Kepalaku dengan otomatis memutar reka adegan cumbuan panas yang dilakukan oleh mantan kekasihku serta wanita ularnya.
Setelah selesai membuat kopi aku langsung menuju ruang rapat sedikit tergesa karena kata Yanti—salah satu temanku, tamu yang ditunggu Pak Anjas sudah sampai.
Aku mengetuk pintu sekali sampai Pak Anjas membukakan pintu dan mengambil alih nampan yang bawa, "ini nih asisten saya, Juju namanya, kerjanya gesit, seneng deh pasti kalian kalo kerja sama Juju," ucap Pak Anjas sambil menyerahkan gelas kopi kepada kedua tamu mereka.
Namun fokusku bukan pada ucapan Pak Anjas, melainkan pada siapa yang duduk disana. Aku tidak salah lihat, tidak salah ingat juga karena aku belum pikun.
"Duduk, Ju." Sentuhan Pak Anjas di lenganku membuat aku tersentak dan langsung menduduki kursi di baris sebelah kiri, bersebrangan dengan seseorang yang masih menatapku sejak aku masuk ke dalam ruangan.
"Jadi Juju ini asisten project manager, dia udah kayak anak saya, dia dari magang pas kuliah sampe sekarang disini, anak kesayangan saya nih dia tuh," aku tersenyum malu mendengar Pak Anjas memuji dan membangga-banggakan aku di depan kliennya. Meskipun ini bukan kali pertama tapi aku tetap saja sering merasa salting bila ada orang yang memujiku terang-terangan seperti tadi.
"Ah Bapak, bisa aja! Masih perlu banyak belajar kok saya, Pak."
Pak Anjas seolah sudah menebak kalimat yang akan aku ucapkan, ia langsung menjentikkan jarinya begitu aku selesai bicara, "nah! Makannya sekarang saya mau nyuruh kamu belajar, saya mau menugaskan kamu untuk jadi team leader di project kita bersama Pak Julian dan Pak Habibie."
Mataku mengerjap beberapa kali, meskipun aku sering ikut mengurusi berbagai proyek dengan Pak Anjas, namun ini baru kali pertama dalam 3 tahun bekerja aku menjadi team leader untuk proyek yang cukup besar ini.
"Yang bener, Pak?" tanyaku tidak percaya.
"Beneran, Ju. Makannya sekarang saya ajak kamu biar kamu kenal dengan Pak Julian dan Pak Habibie. Semuanya tetap dalam pemantauan saya kok, Ju, kamu tenang aja." Aku masih tidak percaya, tapi aku tidak menemukan ekspresi bercanda di wajah Pak Anjas yang sering usil itu. Jantungku berdebar-debar seperti sedang jatuh cinta. Namun semua euphoria itu mendadak menghilang saat Pak Anjas menyebutkan siapa-siapa saja yang akan bekerjasama denganku, "nanti Ananta, Ririe, dan Vino yang akan jadi anggota tim kamu, dan tiga orang lagi dari timnya Pak Julian."
Ananta dan Ririe.
Mungkin inilah arti dari kalimat "kalo lagi bahagia jangan terlalu bahagia, barangkali sedetik kemudian kamu nangis lagi". Ya Tuhan kapan aku benar-benar akan bahagia?!
***
12/09/2024
kalian kalo satu kelompok sama mantan bakal kayak gimana gusyy?😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Scenario
Fanfiction"Gue kan udah nolongin lo, sekarang saatnya lo yang nolongin gue. Ya? Mau, ya? It's just fake scenario at all." Menemukan kekasihnya berselingkuh dengan salah satu teman kantornya membuat seorang Julia Azzura mendadak dilanda patah hati. Makan mie t...