Ini bukan kesalahan ku namun ini adalah tanggungjawab ku.
~~~~~~~
Cuaca terik, pada pukul 8 pagi Dongjun mengajak anak muridnya untuk berolahraga, anak-anak itu mengenakan baju olahraga berwarna biru cerah dan celana hitam pendek, saat ini anak laki-laki tengah berlarian di lapangan bermain bola sementara anak perempuan sedang bermain bulu tangkis, ada juga yang bermain tali lompat serta tennis.
"Ayo cepat cepat kamu hampir benar!"
Dongjun tertawa seraya memberi semangat pada anak laki-laki yang sedang berusaha keras menendang bola dengan benar. Kaki pendek itu berulang kali gagal menendang bola tapi dia tidak pernah menyerah.
"Guru! Bola itu menggelinding terlalu cepat!"
"Haha, ayo, aku akan tunjukkan lagi padamu caranya."
Dongjun berdiri di sisi anak itu, menghadap gawang tanpa kiper lalu menendang bola perlahan ke arah gawang pendek di depannya.
"Wah! Bolanya masuk!" Anak itu berteriak senang, "guru guru biarkan aku mencobanya lagi!"
"Baiklah."
Dongjun keluar dari area lapangan dan membiarkan anak itu kembali bermain dengan bolanya.
"Guru! Aku haus!" Anshi di ujung berlari kecil mendekati Dongjun dengan bola sepak di pelukannya.
"Kenapa kamu memeluk bolanya, baju mu akan kotor." Dongjun mengambil bola dari Anshi lalu menyerahkan satu buah botol air mineral untuk anak itu minum.
"Guru guru aku ingin bermain tali lompat!" Salah satu anak laki-laki datang pada Dongjun dengan wajah cemberut.
"Kalau begitu kamu minta pada teman mu."
"Dia tidak mau memberikannya!"
Dongjun pergi menghampiri dua anak yang kini berebut tali, dia memisahkan mereka berdua lalu berbicara dengan keduanya, berusaha membujuk.
Saat Dongjun sedang sibuk dengan dua anak muridnya yang bertengkar, Anshi di pinggir lapangan menatap Dongjun dengan lesu. Dia sangat menyukai Guru Baili, namun semalam dia mendengar kalau guru nya itu tidak mau menjadi teman ayahnya.
"Masalah orang dewasa memang rumit." Anshi menggelengkan kepalanya seraya meminum kembali air dalam botol.
"Xiao Anshi, waktunya kembali ke kelas." Dongjun dari depan pintu memanggil. Anshi berdiri dan segera berlari menghampiri Dongjun bersama dengan botol air minum yang sudah terbuka, air itu tanpa sengaja membasahi baju Anshi.
"Ah? Airnya tumpah."
Anshi mendongak menatap Dongjun yang menggelengkan kepalanya seraya tertawa kecil.
"Makanya lain kali kamu tutup botolnya, kamu bisa melakukannya kan?"
"Aki bisa, aku anak yang mandiri, ini hanya tutup botol bagaimana mungkin aku tidak bisa."
Sekali lagi Dongjun tertawa anak ini benar-benar berusaha keras menunjukkan kalau dia adalah anak yang mandiri, tapi menurut Dongjun itu tidak perlu, Anshi bahkan baru berusia 5 tahun, bagaimana bisa anak sekecil ini mandiri?
"Baiklah, kamu adalah anak yang mandiri, cepat ganti pakaian mu."
Dongjun menepuk kepala Anshi dengan lembut lalu mendorong anak itu masuk ke dalam kelas.
++++
Setelah sesi olahraga yang cukup melelahkan, Dongjun memberi anak-anak itu waktu istirahat, dia membiarkan mereka berkumpul dalam beberapa kelompok kecil lalu bermain dengan puzzle atau permainan lain yang memang bisa di mainkan paling tidak oleh dua orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgotten Destiny |YeBai|
Fiksi PenggemarPertemuan yang tidak di sengaja membawa keduanya kembali pada kenangan di masa lalu.