III

190 22 2
                                    

"This backpain is killing me for real" keluh January sesaat setelah masuk mobil Bengawan.

Melebihi dari masa-masa ngidam diawal kehamilan, sakit pinggang gara-gara menopang perutnya yang membuncit ini lebih menyiksa dia.

"Mau pijet aja? Kita panggil terapis" tanya Bengawan sambil mengusap lembut pinggang January juga perut perempuan itu.

Biasanya kalau January udah mulai misuh gini, entah kenapa perut dia  juga sakit mirip kram, jadinya Bengawan langsung mengusap lembut perut perempuan itu.

Jika dalam keadaan normal, Bengawan udah daritadi bantuin January untuk memijat sang pemilik Pandawa Group ini tapi karena January dalam kondisi hamil, Bengawan takut aja melukai perempuan itu.

"Gue ada kerjaan sampai malam di kantor. Nanti deh besok aja" balas January, dia beneran lagi sibuk-sibuknya. Makan aja tadi harus disuapin sama Bengawan karena dia lupa dan males nyuap makanannya.

"Nanti gue temenin"

Mungkin ada yang bertanya-tanya ya, ini Bengawan pengangguran kah sampai bisa 24 jam di dekat January.

Jawabannya enggak dan iya sih.

Enggak karena dia ada kerjaan tapi kerjaannya tuh tipikal kerjaan remote. Selain itu dia anak tunggal kaya raya, jadi yaudah aja gitu loh.

Orang yang kerja buat dia. Cakep khan?

January gak menjawab karena dia lagi fokus banget sama rasa sakit yang menjalar rasanya ke seluruh badannya.

January tak pernah mengira tubuhnya bisa merasakan sakit kayak sekarang.

Ternyata mau punya anak itu susah dan lelah ya?

Dia harus begini 3 bulanan lagi...

Melihat dari January yang mengandung pada bulan ke- enam seharusnya semua orang tahu jawaban January untuk syarat dari Yaksa agar mereka menikah.

Iya, January setuju akan syarat Yaksa.

Dan mau tahu apa yang lebih gong-nya?

January  hamil bukan karena program IVF.

Tapi dengan program hmm... normal?

Iya, sebut aja begitu.

Kan udah January bilang dulu, modal mau punya anak tuh nafsu sama nekat

"Masih sakit? Apa kita ke rumah sakit aja? Gue takutnya lo sama bayi lo kenapa-napa"

"It's fine, Beng. Bentar. Kita disini bentar"

"Beneran tapi?"

January dengan mata tertutup menoleh ke sebelahnya, perlahan dia buka matanya dan menemukan sorot khawatir dari manik Bengawan.

Lucunya.

Lucu melihat Bengawan khawatir.

Lucu akan situasi yang ia alami sekarang.

Bukankah yang harusnya khawatir bukan Bengawan melainkan Yaksa?

Normalnya begitu bukan?

Harusnya Yaksa yang ada disini bukan?

January lalu mengulas senyum lalu menepuk pipi Bengawan pelan.

"Beneran. I'm fine, tapi kita disini bentar. Istirahat" Ujar January yang lantas menurunkan sandaran kursi mobil.

Dia mau semi-semi rebahan, biar pinggangnya berhenti nyut-nyutan.

Tapi ya kalau terlentang kelamaan, dia gak bisa nafas dengan benar karena kegencet perut.

Silver LiningWhere stories live. Discover now