Hari Keduabelas Sabila untuk Lian

9.2K 788 117
                                    

Perintah yang mendadak dan persiapan yang minim membuat Sabila menjadi kalang kabut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perintah yang mendadak dan persiapan yang minim membuat Sabila menjadi kalang kabut.  Bukan persiapan kantor yang dia bingungkan saat ini , tapi lebih ke persiapan pribadinya. 

Baju apa yang akan dia bawa, apa perlu membawa sunblock, topi pantai, kaca mata hitam, mungkin juga dress bunga-bunga dengan gardigan putih.  Sabila pikir dia perlu menyiapkan hal-hal tersebut, 7 hari di Bali, tentu dia tidak hanya akan memeluk laptopnya, juga tidak akan 24 jam bersama bos gilanya. 

Waktu-waktu luang akan Sabila manfaatkan untuk healing sendirian sembari mencari spot-spot foto untuk menambah koleksinya, karena sudah lama Sabila tidak ke tempat ini, terakhir SD. Itupun saat papanya ada tugas kerja.

Bayangan bahagianya tentang perjalanan dinas pertamanya saat ini, tentu lebih mendomintasi pikirannya, dari pada membayangkan apalagi yang akan Lian lakukan kepadanya.  Seolah berharap ini adalah liburan yang dia dapatkan ditengah keribetannya dalam mengurus pak Lian bayi dewasa yang sulit diatur itu.   Semua doa di panjatkan agar Lian mau berbaik hati saat disana nanti.

Sabila mulai memilah-milah barang-barang yang akan disusun dalam koper pinknya,  tak lupa juga kotak p3K kecil yang dia selipkan disana.

"Yeay beres. Anggap aja lo mau liburan bil, dan ini diongkosin sama bos lo, kan lo jadi hemat dan ngga ngeluarin duit buat beli tiket pesawat dan penginapan.  Mari kita nikmati bahagianya selama 7 hari di Bali nanti. Ganbatte Sabila"

_________________________

Sementara Sabila sibuk dengan packingnya, Lian mencoba berbicara dengan Rey terkait Sabila.  Dia akan mempengaruhi Rey agar ilfeel tidak jatuh dalam tipu muslihat Sabila.

"Bang lo tau ngga? Kemarin Sabil numpang di toilet apart gue, masa ngga disiram bang. Mau muntah gue pas masuk"

"Ah masa si Li, ngga percaya abang, Sabila orangnya ngga jorok kok. Jadi kamu yang siram?"

"Ngga lah, Lian suruh dia bersihin semuanya, sampe udah disemprot baygon, stella jeruk, dan parfum Gucci yang mahal juga ngga ilang bang"

"Ah kamu aja yang lebai kali, itu masih kotoran manusia Lian"

"Kayanya dia bukan manusia deh bang, monster kali atau sejenis alien karena dia juga memang aneh"

"Udah ah ngaco kamu, abang mau siap-siap dulu"

(Yah gagal nih rencana gue)
"Mau kemana?"

"Jalan sama temen abang, maaf ya jangan maksa ikut soalnya komposisinya udah pas"

(Maksud bang Rey pas apa? Emang kalo gue ikut gue jadi ganggu gitu? Karena dia ngga bisa berduan sama Sabil? Sejak kapan juga Sabil jadi temen bang Rey, dia kan asissten Lian)

"Ngga mau juga bang, gue kan besok mau berangkat, ini udah mau balik mau packing"

"Ok, safe flight ya besok"
Rey meninggalkan Lian sambil bersiul ringan menandakan hatinya sedang bahagia.

30 Hari Menaklukan Hati Pak Boss (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang