Entah dia sudah bosan atau memiliki urusan tertentu terkait pekerjaannya, tetapi hal itu jelas merupakan keuntungan bagi Tizanna karena ia tak perlu melakukan sesuatu yang tak ia sukai, dan ia tak perlu kelelahan dan pingsan karena pria yang haus akan nafsu itu. Dia benar-benar seperti binatang ditengah musim kawin.
Kilas Balik.
Krieetttt...
Pintu dibuka, ruangan yang sebelumnya redup kini menjadi terang karena cahaya yang masuk melalui pintu. Di atas matras hitam, seorang wanita terbaring tanpa semangat, wanita yang bukan lain adalah Tizanna.
"Hei, bangun." ucap seorang sipir yang berdiri di depan Tizanna, kakinya menendang-nendang kecil matras sebagai usaha untuk membuat Tizanna terbangun.
"..."
"Ikuti aku."
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Tizanna bangkit kemudian berjalan mengekori sipir ke sebuah ruangan yang entah ruangan apa itu, ia bahkan tak tahu. Ekspresi Tizanna terlihat kosong seperti seseorang yang kehilangan semangat hidup, bahkan tubuhnya telah kehilangan cukup banyak berat badan.
Tap Tap.
Tap Tap.Banyaknya pasang mata yang menatap ke arah Tizanna membuatnya merasa tak nyaman, sebagian dari mereka di dominasi oleh aparat kepolisian, semua orang itu menatap Tizanna seolah-olah mereka telah menebak sesuatu dalam benaknya masing-masing setelah Tizanna menjalani interogasi bersama Kolonel K.
"Lihat dia, dia langsung mengaku setelah Kolonel K turun tangan."
"Ku dengar teman-temannya mati dan hanya dia saja yang tersisa."
"Kolonel sungguh tidak main-main, dia dapat menekan pelatuknya tanpa ragu seperti tanpa pertimbangan, namun hasil yang di dapat selalu diluar dugaan. Itu hampir seperti dia bisa menebak masa depan bahwa tak akan ada yang terjadi, mudah baginya menghilangkan satu nyawa seperti menghapus noda darah pada kulit."
"Aku penasaran metode macam apa yang dia gunakan sampai dapat membuat Kapten itu buka mulut, yang ku dengar dia sangat gigih."
"Siapa yang tahu? Mendengarnya saja sudah membuatku ngeri."
Semua bisikan itu terdengar di sepengunjung jalan yang Tizanna lalui, Tizanna dapat mendengar semua bisikan yang mengalun dengar sangat jelas karena terbiasa dengan latihan yang telah ia lalui selama pelatihan menjadi Agent BB.
"Berisik..." - gumam Tizanna dalam hati.
Setelah melalui beberapa langkah yang berat, Tizanna akhirnya sampai di suatu tempat. Tizanna dipersilahkan untuk duduk di sebuah kursi berhadapan dengan seorang petugas wanita.
Petugas wanita di hadapan Tizanna menyodorkan gelas berisi air putih kepada Tizanna, "Silahkan diminum."
Tizanna menatap petugas di seberang meja, "Saya baik-baik saja." jawabnya datar.
"..."
Polisi itu terdiam sesaat sebelum akhirnya memutuskan untuk tak memperpanjang hal itu. Dia memilih untuk menyelesaikan dokumen di hadapannya sementara membiarkan Tizanna menunggu.
"Tizanna Lautner, 23 tahun. Apa kebangsaan mu masih Indonesia?"
Tizanna mengangguk sekali, "Ya."
"Bagaimana dengan kedua orang tuamu?"
"Mereka meninggal saat aku berusia 10 tahun."
"Apa kebangsaan mereka?"
"China."
"Jadi, Ibumu berasal dari China sementara Ayahmu dari Indonesia, begitu?"
"Itu benar."
"Satu pertanyaan terakhir," ucap petugas itu, "Bagaimana kau bisa bergabung dengan BB?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KOLONEL K || Dewasa
Romance⛔ 𝐏𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐤𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧, 𝐏𝐞𝐦𝐞𝐫𝐤𝐨𝐬𝐚𝐚𝐧, & 𝐈𝐧𝐭𝐢𝐦𝐢𝐝𝐚𝐬𝐢 Kapten dari organisasi kriminal pembuatan dan penjualan narkoba secara illegal(BB) telah ditangkap. Meskipun telah melalui penyiksaan selama beberapa hari, dia...