Haiiiii Semuaaa!
Mari bertemu Harris dan Laras lagi!
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak—vote ya!28|SEMESTA DENGAN TAKDIRNYA
“Meskipun semesta tidak memberi izin,aku akan tetap memperjuangkan hal yang istimewa bagiku, walaupun,sulit melawan semesta dengan takdirnya.”
—Harris Mahendra Anggara.
Untuk semesta. Untuk semua manusia bumi yang meragukan janjiku.***
Deg.
Peringatan terakhir. Peringatan terakhir katanya? Sahabat-sahabat Harris refleks melotot tak percaya mendengarnya. Berarti, laki-laki itu sudah pernah diperingati oleh Zero—Ayah Laras.
Sang empu menundukkan kepalanya. Lalu mencoba berdiri menatap Ayah Zero yang tidak terlalu tinggi dari dirinya. Lelaki itu tersenyum sekilas menatap mata Zero yang berwarna coklat seperti manik mata milik gadis kesayangannya itu.
Pria paruh baya menatap Harris dengan tatapan tajam mematikan. Ibu Laras,jangan tanyakan lagi kabarnya. Wanita itu sudah ambruk jika tidak ditahan oleh Zero sang suami. Mendengar kabar buruk dari pihak rumah sakit membuat wanita itu khawatir setengah mati."Om,maaf ngomong,tapi Harris tidak sepenuhnya salah. Ini semua karena kakaknya—"
"Ngomong apa kamu? Tidak salah kata kamu?! ANAK SAYA TERBARING DI RUANG INAP ITU GARA-GARA KELALAIAN LAKI-LAKI BAJINGAN INI YANG TIDAK BECUS MENJAGA PUTRI SAYA!" Zero memotong ucapan Aldi dengan cepat.
"SAYA SUDAH BERIKAN SATU KALI KESEMPATAN UNTUK KAMU! JANGAN SALAHKAN SAYA,JIKA LARAS MENJAUH DARI JANGKAUAN KAMU!" Bentak Ayah Laras penuh penekanan. Lengan kanannya menunjuk-nunjuk wajah Harris dengan jari telunjuknya.
"Jangan suruh Laras menjauhi saya om,s-saya bisa gila om." Harris berucap dengan nada rendah. Ia tidak ingin menyinggung perasaan kedua orang tua Laras.
"Emang saya peduli?" Setelah Zero mengatakan pertanyaan,ralat. Itu lebih ke—pernyataan. Karena Ayah Laras sudah tidak bisa mempercayai laki-laki itu. Pertama kali Ayah Laras memberi peringatan. Sewaktu Laras hampir dilecehkan oleh segerombolan preman. Malam itu,malam rapat besar RAVLOS GANG. Dan tentunya, seluruh anggota RAVLOS GANG wajib menghadiri rapat besar tersebut. Tidak mungkin Harris tidak menghadiri rapat besar itu, laki-laki itu,adalah pemimpin/ketua RAVLOS GANG.
Setelah Harris mengantarkan Laras pulang ke rumahnya. Ternyata Zero belum tidur malam itu. Ia memberi pertanyaan yang menggebu-gebu kepada Mbok Yolan—salah satu asisten rumah tangga yang bekerja sudah hampir 4 tahun.
"Jangan perlihatkan wajah menyedihkan kamu di depan saya! Itu membuat amarah saya semakin ke ujung tanduk!" Peringat Zero kepada Harris. Tidak bohong,ia memang sedang tidak baik-baik saja saat ini. Pria itu berusaha menahan diri agar tidak memberikan bogeman untuk Harris.
"Rey,tahan,emosi-lo. Zeon,Gevin,gue minta tolong sama kalian,ajak Harris ketempat yang bikin dia nyaman." Ujar Aldi mengontrol diri—teman-temannya,juga melihat situasi. Situasi yang mustahil akan damai setelah ini. Situasi yang mungkin berjangka waktu lama untuk diredakan.
Setelah mendengar ucapan Aldi,yang diperintahkan olehnya—tidak membantah sama sekali. Mereka mengerti keadaan saat ini sangat tidak mendukung mereka untuk berbuat jauh.
Kali ini,mereka akan mengalah.
Agar situasi panas yang membuat mereka keringat dingin, terselesaikan walaupun,dalam jangka waktu yang mungkin? Lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA HARRIS
Roman pour Adolescents"HARGAI HIDUPMU SELAMA MASIH BERNAFAS." -Harris Mahendra Anggara . *** Dia Harris,lelaki yang merasa dirinya hidup di sekitar orang asing,dikelilingi oleh banyak musuh yang tersebar luas. Tidak suka di atur,di usik,dan juga di bantah.Harris Mahendr...