Chapter Flashback: Bu Ida
Namaku Ida (nama fiktif), aku adalah seorang guru mata pelajaran non eksak di sekolah yang baru sekitar 3 bulan kumasuki ini. Perawakanku, aku bertubuh langsing namun tidak terlalu tinggi, ukuran payudaraku yang cukup pas digenggam di tangan sudah sangat ku syukuri yaitu berukuran 36B, setiap mengajar aku selalu menggunakan jilbab yang cukup untuk menutupi dadaku. Semasa kuliah aku baru sekali memiliki kekasih, tapi kekasihku itupun alim banget, jadi kalau jalan-jalan ya jalan aja paling dia hanya mnggombaliku sedikit, mengenai seks aku hanya mengetahui sekilas dari mata pelajaran biologi semasa SMA dan akupun tidak terlalu tertarik, karena menurutku biarkan suami ku saja yang mengajari hal itu nanti.
Hari ini kumenggunakan baju dinas berwarna coklat khas guru disertai rok panjang yang berwarna sama dengan bajuku dan kumenggunakan jilbab berwarna putih. Selepas mengajar, terasa letih di badanku, dan kusempatkan ngobrol dengan para guru wanita lainnya di majelis guru. "Eh ada bu ida, sini gabung" ucap bu tina. "Makasih bu" jawabku. Bu tina lalu melanjutkan ceritanya "ibu-ibu tau kan disini ada ekskul penseks (pendidikan seks)?", guru-guru lain mengangguk, sementara aku heran dan bertanya "ekskul penseks bu tina?"
"iya ida, maklum ya kamu guru baru disini, jadi ekskul penseks itu ngajarin siswa siswi kita untuk memahami seks dengan benar, ekskul itu digagas oleh kepsek kita yang lama"jelas bu tina. "Ohh.." aku mengangguk paham. "Tapi ya ibu-ibu, akhir-akhir ini ekskul itu makin aneh deh kayaknya" ucap bu tina. "aneh kenapa bu?" Tanya seorang guru. "Iya aneh, semenjak kepsek yang baru ini, pencalonan guru untuk mengajar di ekskul itu harus di tes beberapa kali dahulu, dan tesnya selalu sepulang sekolah di ruangan pak kepsek" jelas bu tina.
Guru-guru lain hanya manggut-manggut saja, begitu juga aku. Cerita berlanjut dan kuketahui bahwa bu tina ini sebelumnya pernah menjadi guru yang mengajar ekskul itu dan sekarang akan digantikan oleh guru baru, guru yang masuk dua bulan setelah diriku masuk disini, guru yang dimaksud itu adalah bu elin. Bu elin berperawakan tinggi kurus, kulit putih layaknya wanita chinese, kutebak ukuran branya sedikit lebih besar daripada aku sekitar 34C, bu elin berjilbab,namun jilbabnya tak mampu menutupi kemontokan tubuhnya terutama bagian dadanya, bu elin masih single juga sama denganku.
Rumpi-rumpi guru yang aku ikuti itupun selesai dan aku kembali ke kelas untuk mengajar. Sepulang sekolah, aku penasaran dengan perkataan bu tina tentang pengetesan guru ekskul penseks itu, aku memberanikan diri mengintip ke jendela pak kepsek, disana kumelihat bu elin dan pak kepsek duduk di sofa tamu di ruang itu, sambil berdekatan, ku tak dapat melihat dengan jelas apa yang mereka lakukan, tak berselang beberapa menit ku mendengar bu elin seperti mendesah "uhh.."
aku segera memfokuskan pandanganku ke ruangan tersebut dan kumelihat pak kepsek seperti menciumi leher bu elin sambil meraba dada bu elin yang montok itu. Aku tertegun tak percaya dengan apa yang kulihat. "Jadi ini pengetesan guru ekskul itu" aku membatin. Aku merasa ini gak benar maka aku melarikan diriku dari tempat aku mengintip dan lekas pulang.
Hari demi hari berlalu, tak terasa sudah 6 bulan aku mengajar disini dan tak kuketahui kabar tentang ekskul penseks itu dan guru barunya itu yang entah kemana saat ini, karena 2 bulan setelah aku mengintip kejadian itu, bu elin tidak ada kabarnya lagi. Seminggu dari hari ini aku akan melaksanakan pesta pernikahan dengan seorang pemuda yang akan menjadi suamiku. Aku mulai menyebarkan undangan, saat ku memberikan undanganku ke bu tina
"wah bu ida sudah mau menikah, selamat ya bu! Bagus ni tindakan ibu ida, biar gak zina terus hamil di luar nikah" ucap bu tina sambil tersenyum ke guru lain yang sedang berada disitu juga, ku tak memahami lebih dalam senyum apa itu dan apa maksud ucapan bu tina, "makasih bu ucapan selamatnya, jangan lupa datang ya" ucapku. "ya sama-sama bu ida, jangan lupa laporan malam pertamanya ya,hehe" canda bu tina. Aku tersenyum malu dan meninggalkan mereka.