Part 10

29 4 0
                                    

.
.
.
.

"Sean" panggil doktor Jisung dari bilik rawatan.

"Ada sesuatu yang mau saya sampaikan kepada kamu sekeluarga. Mana ibu dengan adikmu?"tanya doktor jisung kerana dia lihat hanya ada sean dengan seorang gadis manis.

"Aku menyuruh pulang kerana mereka kelihatan sangat lelah.Hm apa yang doktor ingin sampaikan ?"sahut sean seperti tidak sabar mendengar keputusan ayahnya.

Muka doktor jisung cuba menahannya tapi tidak dengan sean "Maaf saya sudah lakukan segala tenaga saya untuk menyelamatkan ayahmu tapi ia berjaya tap-i ayahmu saat ini koma kerana serangan jantungnya tadi benar sangat bahaya untuk kondisi ayahmu sean. Saat ini hanya doa saja mampu mengubah segala.Buat masa sekarang kalian boleh bergilir melihatnya."

"Do-ktor kamu beneran ?" tanya sean sedikit tidak percaya mendengar ayah ada penyakit jantung.

"Maaf untuk menerima kebenaran itu sangat berat tapi itulah hakikatnya sean. Saya mohon kuatnya ye. Saya permisi dulu"

"Jisoo kau dengarkan hiks"

"Ayahku bakal sihat kan iya kan hiks jisoo"

"Ay-ah akan ban-gun ka-n yah"

"Apa aku nak cakap ibuku ha adikku"

Tubuh yang tinggi jatuh terduduk dengan wajah sangat menyedihkan. Jisoo laju mendekati Sean lalu memeluknya.

"Kamu bisa sean jalani semua ini"

"Ti-dak bi-sa , ak-u ma-sih per-lu yah"

Jisoo memegang wajah Sean yang kemerahan menangis  "Sean lihat aku"

"Aku akan selalu disismu percaya padaku, Kau bisa sean aku percaya itu. Ayuh ayahmu bakal sembuh kok"

Sean hanya diam kerana fikiran sangat buntu apa yang ia mampu ataupun tidak. Sean yang terlalu manja dengan ayahnya pasti berat menerimanya jika ayahnya pergi dulu sebelum melihat ia berjaya. Itu salah satu trauma sebagai anak.

.
.
.

"Jennie , kau menginap saja disini ye. Nanti bunda siapkan bilik ye . Lim pasti perlukan kamu saat ini" ujar Nyonya Lee selaku ibunya Lim.

Jennie sebenarnya ingin berjumpa dengan Sean kerana ia berasa Sean memerlukannya. Tapi saat ini Lim memang memerlukannya .

"Baik bunda, Jennie mau menelefon ibu sebentar mau minta izin"sahut jennie

"Baiklah kamu berehat dulu."

Jennie lalu menghubungi ibunya . "Oh bu jennie bakal inap dirumah Lim ye esok jennie akan pulang semula"jelas jennie

"Oh baiklah bu mengerti mesti berat buat Lim. Nanti bu bagitahu yah nya. Lagipun "

"Hmm maaf bu jennie tutup dulu ye sebab jennie sudah penat sangat, bye bu"

"Ish ni budak bukan mau dengar apa yang mau aku bilang."kesal Nyonya kim

"Sayang ayuh kita ke hospital"

.
.
.

Hospital Seoul

Sean sudah memberitahu ibunya dengan adik tentang kondisi ayahnya. Mula mereka tidak mau terima tapi dengan kematangan Sean menyakinkan bahwa ayah akan sembuh seperti biasa walaupun itu sangat nipis.

"Sean maaf aku bakal menginap dirumah Lim kerana permintaan bundanya . Lim pun sama dalam kondisi belum menerima ayah sudah tiada. Aku harap kamu bisa mengerti."

Sean memandang mesej jennie hanya datar . Buat masa sekarang ayahnya paling penting , Sean akan bakal sedia jika jennie memilih lim dari dirinya.

"Abang , bu mau bang pergi Australia boleh untuk settlekan masalah syarikat disana. Pekerja baru saja menelefon ada beberapa yang berlaku disana, Bu mohon tolong ye"pinta Suzy

"Bu ini bukan waktu yang sesuai untuk ini"kesal Sean

"Sayang ayahmu akan baik2 saja disini. Ini kan permintaan ayahmu jugakkan . Syarikat sudah jadimu nak, Apa kau mau usaha ayah sia-sia saja?"pujuk Suzy.

Sean serabut lalu pergi tanpa memberi jawapan

Jisoo melihat itu lalu memegang lembut Bu suzy.
"Takpe biar jisoo bicara dengannya bu"

"Terima kasih jisoo"

.

.

.

🙂‍↔️ tolong kasi ideaa sikit

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Fate of Love (CHAENNIE)Where stories live. Discover now