Tengah malem up, euy 😂 udah ngantuk padahal 🙃
Maap klo typo 😂
Hapoy reading gaesss!ko
..
..
..
Haechan membaringkan Jia di tempat tidurnya dan menyelimutinya. Tangannya di dalam selimut itu, mengusap lembut perut Jia.
"Tiduran saja." kata Haechan melunak.
Mendapat perlakuan lembutnya, perasaan kesalnya perlahan menguap. Mana mungkin Jia akan tetap marah jika Haechan dalam mode lembut seperti ini.
Jia mengangguk pelan sebagai jawaban.
"Mau makan apa? Aku akan memasak untukmu."
Jia meringis, lalu menggigit bibir bawahnya. "Yang berkuah hangat."
"Baiklah. Tunggu, ya?" Haechan mencium kening Jia dengan lembut sebelum meninggalkan kamarnya.
Selama menunggu Haechan masak. Jia berguling-guling di ranjang besar itu sambil bermain ponsel. Perutnya memang sakit, tapi tidak separah siang tadi.
Jia lantas turun dari ranjang itu dan membuka lemari milik Haechan yang di dominasi dengan kaos berwarna hitam. Badannya butuh mandi, ia akan menggunakan kaos Haechan saja yang longgar dan nyaman.
Selesai mandi, Jia hanya mengenakan kaos hitam besar milik Haechan yang mencapai setengah pahanya dan panty saja, tanpa br*. Jia memang hampir tidak pernah memakai benda itu saat malam hari.
Tubuhnya sedikit rileks setelah mandi air hangat. Rasanya sangat nyaman meskipum nyeri masih terasa, tapi tidak begitu mengganggunya.
Jia lantas keluar dari kamar. Kepalanya melongok pada arah dapur. Haechan masih berkutat di depan kompor.
Kaki telanjangnya melangkah pelan, menghampiri lelaki itu tanpa disadari olehnya. Jia langsung menubruk punggungnya seperti anak kecil.
Haechan sedikit tersentak merasakan tangan yang tiba-tiba melingkar di perutnya. Hanya sesaat sebelum akhirnya tersenyum.
"Sudah baikan?" tanyanya.
"Oppa, jangan datang padanya lagi." Jia mengatakan hal lain dengan suara merajuk.
Haechan tetap pada posisinya —masih menyibukkan dengan masakannya. Bibirnya tidak bisa berhenti melengkung indah mendengar suara manjanya. Jia hampir tidak pernah bersuara seperti ini kecuali saat mabuk.
"Aku sudah bilang kan, aku akan menyelesaikannya." gumamnya. "Aku tidak akan mendatanginya lagi."
"Sungguh?"
"Tentu saja," Haechan terkekeh. "Apa yang kau khawatirkan? Kau tahu sendiri kepalaku hanya di penuhi olehmu saja. Mana mungkin aku akan kembali padanya yang bahkan tidak pernah masuk ke dalam hatiku."
Mendengar rentetan kalimatnya, Jia tersenyum di punggung lelaki itu. Lingkaran tangannya lantas melonggar, kemudian kepalanya menerobos di bawah ketiak lelaki itu hingga wajahnya berada di bawah wajah Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
POISON [LEE HAECHAN]
FanfictionJia pikir Haechan tidak akan menyukainya karena dia hanya menganggap Jia sebagai adik kesayangannya saja. Jia yang sudah lelah menunggu berakhir menerima Jeno sebagai pacarnya. #Mature content ⚠️🔞 #Romance #Drama #Idol #Toxic #ReverseHarem :") S...