Guys! Tingkatkan literasi kalian okeyy!
[ Happy Reading ]
*
*
*
*
Pukul 20.10 WIBKaku. Sunyi. Hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu diruang makan itu. Semua sibuk masing-masing terkecuali gadis manis yang sedari tadi hanya diam menatap makanannya. Gadis itu membuang nafas kasar. Lagi. Ya, entah keberapa kalinya ia bernafas dalam posisi yang tidak berguna sama sekali. Kedua tangannya masih enggan menyendokan makanan yang sudah tersaji didepan mata. Terlihat lezat, namun tidak bernafsu, tidak lapar, tidak mood, pokoknya tidak segalanya.
Kedua manik gadis itu terus melirik pada dua perempuan yang berbeda usia. Mereka terlihat harmonis, namun selalu membuatnya miris. Oke, mata gadis bergulir pada sosok gagah yang duduk dikursi utama. Dia terlihat santai tanpa beban. Oh tidak, dia memang tidak peduli pada sekitar. Atau mungkin tidak peduli padanya? Ah biarlah! Itu bukan urusan dirinya.
Singkat cerita dia adalah Zenara Valerie. Gadis manis yang terabaikan setelah kedua perempuan itu hadir kedalam kehidupannya dan merenggut segalanya termasuk sang papa. Setelah mamanya meninggal akibat penyakit jantungnya, Zena tak pernah mendapatkan kasih sayang papanya lagi. Apalagi setelah kedatangan mereka. Zena kehilangan perhatian papanya sampai akhirnya ia milih berubah jadi seorang gadis berandalan dengan harapan papanya akan merhatikan dirinya. But, she is wrong. Pria itu sama sekali tak pernah meliriknya dan malah marah-marah bahwa Zena hanyalah anak yang tidak berguna. "It's okay. Gue gak peduli lagi sekarang. Masa bodoh dengan keadaan." Itu yang selalu Zena katakan.
Lama Zena diposisi duduk. Ia bosan lalu bangkit dari duduk membuat kursinya termundur dan berdecit. Semua tatapan mengarah pada Zena.
"Kamu mau kemana sayang?" Tanya wanita muda dihadapan Zena. Menjijikan. Sayang? Omaygat! Topengnya sungguh tebal.
"Main" Jawab Zena malas dan beranjak pergi.
"Tapi—"
Zena melirik sinis wanita itu, "It's my life."
"Mama ngomong baik-baik loh kak!" Kali ini gadis disamping wanita itu yang berbicara. Panggil saja Leana. Dipanggil anak setan juga gapapa. Ahay! Kalau saja papanya berada dipihaknya mungkin Zena sudah memanggil adik tirinya seperti itu.
"Ini bahasa gue paling baik kalo lo gak tau" Jawab Zena santai. Enggak! Lebih tepatnya Zena malas.
Gadis manis itu melirik pria paruh baya yang masih sibuk berkutat dengan makan malamnya. Tak ada ekspresi, tetap tenang melahap makanannya. Lalu kembali pada dua perempuan yang sudah tersenyum puas. Zena membuang nafas malas dan berbalik badan untuk pergi.
YOU ARE READING
Transmigrasi Zenara & Ayara
General Fiction⚠️𝐁𝐔𝐃𝐀𝐘𝐀𝐊𝐀𝐍 𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀⚠️ 🗣️Bosen thorr transmigrasi melulu! 🗣️Palingan juga transmigrasi pernovelan 🗣️Palingan transmigrasi kemasa lalu 🗣️Palingan juga- 🚫STOP! okey? Iya gue tau, story transmigrasi itu udah um...