Part 31

61 13 0
                                    

Ciittt...

Sebuah motor berhenti di pekarangan rumah Reyna. Reyna kemudian turun dari motor dan memberikan helm yang ia pakai kepada pemuda yang masih setia duduk di atas motor.

"Sorry ya, gue ajak lo jalan sampai jam segini" ujar Arseno kemudian turun dari motornya.

"Ngga papa kok kak, gue udah bilang sama Bang Haikal tadi" jawab Reyna.

"Gue temenin lo sampai dalam rumah ya, jadi kalau lo kena marah biar gue juga kena" ucapnya kemudian meraih tangan Reyna dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.

Sebelum mereka membuka pintu, seorang pria terlebih dahulu keluar dari pintu tersebut.

"Ekehm" tegur Darren.

Reyna yang mendengar itu lantas melepas genggaman tangan Arseno dan berjalan mendahuluinya.

"Rey pulang bang" ucapnya lalu mencium tangan Darren. Tak lama Jazelle muncul dari dalam.

"Udah pulang? Eh ada teman kamu?" tanya Jaz sembari menyambut Reyna. Reyna mencium tangan Jaz kemudian di ikuti Arseno mencium tangan Jaz dan Darren. Tak lama ada sebuah tangan misterius berada persis di hadapan Arseno membuatnya menengadah.

"Kok ngga dicium?" ucap pemuda tersebut. Arseno hanya menatap kesal pemuda itu yang tak lain adalah Haikal.

"Udah-udah, ayok masuk dulu. Abang baru aja selesai masak kita makan malam dulu, baru kamu pulang ya" ajak Jaz turut serta mengajak Arseno.

"Eh ngga usah bang, saya langsung aja" jawab Arseno sungkan.

"Padahal Bang Jaz hari ini bikin udang asam manis" ucap Haikal, ia tau betul bahwa Arseno sangat menyukai menu-menu seafood.

Arseno nampak berpikir sejenak, ia tidak ingin keadaan makan malam menjadi canggung karena kehadiran dirinya. Namun, ini rejeki yang belum tentu ia dapatkan di rumah. Bahkan memikirkan untuk makan malam di rumah saja itu nampak mustahil. Kembarannya hari ini pergi untuk bekerja paruh waktu sebagai photographer hingga tengah malam.

"Ayok kak, kasian cacingnya demo terus daritadi" ucap Reyna menahan tawanya. Pasalnya cacing yang ada di perut Arseno kembali berteriak ketika ia tengah asik melamun, bahkan ia tak sadar jika semua orang sudah memasuki rumah kecuali dirinya dan Reyna.

•••

Makan malam telah usai, kini semua tengah berkumpul di ruang keluarga rumah Reyna. Awalnya setelah makan Arseno berniat untuk langsung pulang, namun Jazelle mengajaknya untuk mengobrol bersama.

"Jadi, kamu temannya Haikal?" tanya Jazelle memulai obrolan.

"Iya bang, saya teman sekelasnya Haikal" jawab Arseno dengan sedikit gugup.

"Engga usah gugup gitu, Bang Jaz ngga makan lo" ucap Haikal mencairkan ketegangan. Sedang Arseno hanya tersenyum canggung menjawab candaan Haikal.

Saat ini Haikal, Reyna, dan Arseno duduk di sebuah sofa panjang dengan Haikal berada di tengah. Sedangkan Darren dan Jazelle duduk di single sofa.

"Kenal Reyna dari Haikal?" tanya Darren pada Arseno. Darren ini cukup sensitif apabila Reyna dekat dengan seorang pria.

"Bukan bang, gue kenal Reyna waktu awal MPLS. Reyna minta tanda tangan" jawab Arseno.

"Belum lama kenalnya"

"Iya bang, baru 2 bulan"

"Tapi udah berani ajak jalan sampai malam ya?"

Sadewa || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang