Sandy, Brian, dan Nando datang disaat yang bersamaan. Suasana menjadi sangat canggung. Oliv hanya menunduk tidak tau harus melihat ke arah mana. Brian yang sadar situasi nya, segera berdiri disamping gadis itu. "Hellloo" sapanya ramah. Oliv melambaikan tangan ke arah Brian "Hi" balasnya. "Kamu tidur nyenyak gak tadi malam atau terlalu excited mau ke theme park?"tanya Brian dengan senyum lebar khasnya. "Tidur nyenyak dong, akhirnya ga perlu mikirin ujian"Oliv terlihat sangat senang mengingat tidak ada ujian lagi dalam satu bulan ini\Stefano yang berdiri di samping Sandy menyenggol lengan sahabatnya itu "You okay bro?"
Jere hanya berdecak mendengar Stefano yang masih tidak bisa membaca situasi. "Semua orang ternyata ada disini, so unexpected" Sandy melihat ke arah kedua sahabat nya itu. Jere pura pura buang muka. Stefano terlihat bingung "Kenapa sih? Kan seru rame rame. Lagian kan kita semua temen, udalah San. Ayoolaa" mohon Stefano
Rengekan Stefano terhenti, karena tiba tiba Mira Gisel dan Maudy mendekat ke arah mereka. Mira merangkul lengan Sandy, Sandy melepaskan rangkulannya cepat. "Yaudaa kalau ga mau dirangkul" Mira kesal
"Yauda apalagi, ayo?" Sandy melihat ke arah Stefano, mengabaikan Mira dan berjalan terlebih dahulu
"Sandy!"panggil Rene, entah apa yang terjadi Rene tiba tiba berlari ke arahnya. "Bareng aku"Rene sudah berdiri di sampingnya.
"Tolong sekali ini" ucap Rene memelas. Sandy melihat ke arah belakang. Oliv bersama Brian. Pandangannya fokus beberapa saat pada mereka, sebelum akhirnya melihat Nando berdiri di samping Brian.
Rene sedang melarikan diri. Setelah menyadari situasinya, Sandy melihat balik ke arah Rene. "Oke" hanya itu katanya dan mereka berjalan masuk terlebih dahulu ke theme park.
"You already talked to him?" tanya Sandy pada Rene. Rene sudah tau siapa yang dimaksud Sandy
"Belum" jawabnya. "Gak tau mau apa yang diomongin, malu. Lagian yauda, mau gimana.. aku jauhin dia aja"
Sandy mengernyitakan dahinya "Kalian kenapa gitu sih?" tanyanya
Rene tidak paham maksud Sandy "Kenapa?"
"Suka ambil kesimpulan sendiri. Padahal belum tentu juga yang diomongin perempuan waktu itu benar"
Rene terdiam untuk beberapa saat "Kamu pikir gitu?"
Sandy mengangkat bahunya "Gak tau. Ask him"
Rene melihat ke arah belakang, Nando berjalan sendiri "Okee" Rene pikir apa yang dikatakan Sandy benar. Tidak ada gunanya menjauhi Nando seperti sekarang tanpa tau situasi sebenarnya.
Rene menepuk pundak Sandy beberapa kali "Thank you, gak nyangka pertemuan kita hari ini berguna. Bye Sandy"Rene berlari meninggalkan Sandy. Sandy hanya geleng geleng kepala.
Handphone Sandy tiba tiba berdering. Belum sempat ia mengangkat telepon itu, Mira sudah kembali berlari ke arahnya. "Kita mau main apa duluan?"tanyanya semangat. "Mau bianglala?"
Sandy melihat ke arah Bianglala..
"Ada yang mau main Bianglala?" tanya Stefano tiba tiba setelah ia mendengar ajakan Mira ke Sandy. Semua angkat tangan, kecuali Oliv.
"Kamu gak main?" tanya Brian. Oliv melihat ke arah Bianglala "Gak sanggup, tinggi banget" bisiknya ke Brian. Brian hanya tertawa, "Kalian pergi aja, aku mau ke toilet dulu juga"
"Okeee ayo semua.."Stefano menarik tangan Mira untuk mengikutinya. "Lahhh aku mau bareng Sandy"
"Kalian aja, aku mau terima telfon dari rumah dulu" Sandy mengangkat handphone nya yang berdering. Sandy kemudian berjalan menjauh dari teman temannya.
Disaat yang lainnya mengantri bianglala, Oliv pergi ke toilet.. Sandy menerima telepon.
****
Setelah selesai dari toilet, Oliv kembali ke arena sekitaran Bianglala. Tak jauh dari posisinya berdiri, ia melihat Sandy sedang berbicara seseorang di telepon. Posisi Sandy membelakangi nya namun ia dapat melihat pembicaraannya sangat serius.
Sesaat pandangannya beralih dari Sandy, Oliv melihat ada penjual es krim di dekat nya. Sambil menunggu yang lain, ia berpikir untuk membeli es krim karena hari ini cukup panas.
Dan saat memilih milih es krim, Oliv melihat es krim tiramisu.. kesukaan Sandy. Rasanya Oliv ingin membelikannya untuk Sandy namun ragu.
Setelah beberapa saat berpikir, menimbang, dan adanya perasaan khawatir Sandy kepanasan sepertinya, Oliv pun akhirnya memutuskan untuk membelikan es krim itu buat Sandy. "Kalau dia gak mau terima, yauda aku aja yang makan" ucapnya dalam hati menenangkan diri. Ia sudah siap dengan apapun yang dikatakan Sandy mengingat kali terakhir mereka bertemu, Sandy sangat marah padanya.
Selesai melakukan pembayaran, Oliv berjalan ke arah Sandy. Sandy sedang fokus melihat ponselnya, Oliv memberanikan diri berjalan ke arahnya.
Tak lama Oliv sudah berdiri di hadapan Sandy. Sandy pun sadar ada seseorang yang mendekat, ia mengangkat kepalanya. Ia mengernyitkan dahinya saat melihat Oliv ada disana. Ia tidak mengatakan apapun, seperti menunggu Oliv yang memulai pembicaraan.
"Cuaca terik banget. Buat kamu" Oliv kemudian menyodorkan es krim ke arahnya
Sandy menatap Oliv untuk beberapa saat "Sekarang uda mau ngobrol lagi?" tanyanya. Nada suaranya tenang, tidak ada kemarahan lagi disana. "Kirain uda gak mau ngobrol sama aku lagi?"
Mereka bediri berhadapan, tangan Oliv masih memegang es krim
"Engga. Perasaan kamu aja" jawab Oliv cepat, semoga wajahnya tidak memerah.
Sandy tersenyum
Oliv sempat berpikir ia hanya berhalusinasi karena kepanasan. Namun, saat Sandy mengambil es krim dari tangannya.. dan senyum itu masih ada. Oliv merasa sejuta hal yang tidak bisa ia ungkapkan dengan kata kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNAL SKIES OF YOU (Dear Sandy)
Romance"Jere told me something funny" ucap Sandy Ia lalu menoleh ke arahku, aku melakukan hal yang sama "He said you like me, funny right?" Jantungku seperti berhenti berdetak untuk beberapa detik saat mendengarnya I like you. Andai aku bisa mengatakan...