4-[Jatuh]

189 27 11
                                    


Ahyeon dan Ruka berjalan beriringan. Dengan kedua tangan yang saling bertautan, hampir tidak sempat lepas sedetikpun. Mulai dari awal mereka masuk kedalam bioskop, hingga keluar. Ahyeon tidak akan membiarkan tautan mereka renggang sedikitpun.Dan Ruka juga tidak protes, meski tangannya mulai basah karena terlalu lama bergandengan.

Senyum lebar terukir di wajah gadis berpipi chubby itu. Menunjukkan betapa bahagianya dirinya. Bisa menghabiskan waktu bersama orang terkasih. Walau hanya sekedar jalan-jalan tanpa tujuan, mengelilingi taman.

Kemudian pergi ke tempat photobooth,untuk mengambil beberapa foto.Yang sempat mengundang sedikit perdebatan diantara keduanya.Dimana Ahyeon ingin mengajak Ruka berpose imut. Namun gadis itu menolak keras, dengan alasan ia tidak suka terlihat imut. Ruka ingin terlihat swag dan keren.Hingga pada akhirnya, keduanya tertawa melihat hasil foto mereka yang konyol dan aneh.

Tawa keduanya semakin meledak, kala menonton film bergenre comedy di bioskop. Yang begitu menggelitik,hingga membuat perut mereka sakit.

Di hari yang singkat, waktu berlalu begitu cepat. Namun berhasil meninggalkan kenangan yang melekat dalam hati Ahyeon. Setiap momen yang ia habiskan bersama Ruka. Seperti sebuah warna, yang menghiasi kanvas putih flat, dalam hidupnya.Dimana setiap detiknya sangat berharga,membuat hari minggu yang biasanya membosankan, menjadi lebih berwarna dipenuhi sukaria.Meski perasaannya sempat sedikit terombang-ambing dalam lautan harapan.

"Langsung pulang aja ya, udah malam. " Kata Ruka, menuntun Ahyeon untuk naik keatas sepeda kayuh nya.

"Hmm... " Ahyeon menjawab lesu, terpaksa melepaskan tautan tangannya. Ia tidak ingin berakhir secepat ini, ia ingin bermain lebih lama lagi. Tapi melihat sorot mata Ruka yang menyiratkan kelelahan. Ahyeon jadi tidak tega, dan tidak ingin memaksanya.

Ia memeluk erat pinggang Ruka. Menyandarkan kepalanya pada punggung gadis itu.Sebuah spot ternyaman,dimana Ahyeon bisa menghirup aroma melati yang selalu menjadi favorit nya itu. 

"Kak, kalo cape ayo gantian. " Ahyeon menawarkan diri, merasa kasihan. Sejak awal berangkat sampai pulang.Selalu Ruka yang membonceng dirinya. Kakinya pasti pegal harus mengayuh terus.

"Gak usah, Yeon." Ruka menolak,suaranya terdengar lembut tetap tenang. Meski nafasnya mulai sedikit terengah. Tidak bisa dipungkiri jika dirinya memang lelah. "Kakak masih kuat kok. "

"Dari tadi kakak terus yang bonceng, emang gak pegel? "

"Pegel sih,tapi gak papa kok. " Ruka berkata jujur, tetap berusaha meyakinkan. "Kakak masih kuat, tenang aja. "

"Gak usah sok kuat. " Ahyeon mencibir kakak kesayangan nya itu. Jelas-jelas ia bisa mendengar nafas Ruka yang tersengal. "Ck! Masih kuat apanya?"

"Ayo gantian aja, kak... " Ujarnya lebih mendesak, sedikit memaksa. Namun penuh perhatian.

"Udah gak papa Yeon biar cepet. Kalau kamu yang bonceng, bukannya nyampe, yang ada malah nyungsep ntar. " Kata Ruka sedikit meledek, terkekeh pelan. Mengingat dulu saat pertama kali dirinya mengajari Ahyeon naik sepeda dengan duduk dibelakangnya. Niatnya sebagai penguat untuk membantu menjaga keseimbangan Ahyeon. Malah membuat nya ikut jatuh kedalam lumpur becek.Mengakibatkan keduanya berakhir dengan tubuh dan wajah yang kotor diselimuti lumpur kecoklatan mirip es kul kul.

Ahyeon memukul pelan punggung Ruka. "Ishh.. Kak Ruka.... "ia merengek seperti anak kecil. " Jangan diingetin dong...."keluh nya dengan wajah cemberut.Ia tidak ingin mengingat kenangan memalukan yang berusaha ia lupakan itu. Tapi Ruka malah mengungkitnya lagi.

"Lagipula aku udah jago kok sekarang. " Imbuhnya, penuh percaya diri.

"Hilih.... " Ruka mencibir, tidak percaya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAP [Rupha x Ruyeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang