Typo.
Vote dulu, lur. Matursuwon.
____________________________
Selamat membaca.
____________________________Tidur Antares terganggu saat mendengar suara keributan di luar kamarnya. Pemuda itu memilih menuju kamar mandi terlebih dahulu sebelum keluar kamar.
"Ada apaan, sore-sore gini rame," Gumamnya setelah selesai dari kamar mandi. Ia pun melangkah keluar kamar, mengintip situasi dari pagar pembatas lantai atas.
Matanya terbelalak kaget saat mendapati banyak polisi berada di rumahnya. Hal itu segera membuatnya turun ke bawah.
Sampai bawah, ia melihat tangan kedua orangtuanya diborgol.
"Ada apa ini? Kenapa ada polisi? Orangtua saya kenapa diborgol gini, pak?!" Tanya Antares dengan emosi yang sudah di ujung tanduk."Saya mendapatkan informasi, jika tuan Dirgantara dan Baskara adalah pembunuh bayaran yang selama ini kita cari. Oleh karena itu, kami akan menahannya dan menjatuhi sanksi yang akan ditetapkan oleh hakim nanti," ujar salah seorang polisi.
"Orangtua saya ngelakuin itu juga nguntungi aparat, kan? Orangtua saya ngelakuin itu juga ngebantu kalian semua buat basmi penjahat-penjahat bahkan mafia!" Sentak Antares.
"Iya, saya tau. Tapi orangtua kamu itu juga salah. Ada undang-undangnya dan yang dilakukan orangtua kamu termasuk ke dalam pembunuhan berencana," jelas si polisi.
"Bawa mereka ke mobil!"
"Gak! Enggak boleh!" Antares berlari ke arah kedua orangtuanya dan menahan para polisi itu untuk membawa Dirgantara dan Baskara.
"Pa, papa berontak dong, pa..... Bilang kalau kalian udah ngebantu mereka! Mereka salah kalau nangkap kalian! Ayo, pa!" Tekan Antares pada Baskara yang hanya menatapnya dengan air mata yang menetes di pipi.
"Daddy! Ayo bilang ke mereka, daddy kenapa diem aja? Ayo berontak!" Bahkan tanpa sadar air mata Antares juga meluncur saat melihat tidak ada perlawanan dari kedua orangtuanya.
"Bahkan, orang aja lebih percaya sama pembunuh bayaran yang bisa basmi kejahatan yang lebih besar di luar sana! Satu lagi, kenapa kalian gak tangkap juga klien yang dulu nyuruh orangtua saya buat bunuh targetnya, hah?! Kenapa cuma orangtua saya?!" Emosi Antares benar-benar tidak terkendali saat ini.
"Res, udah. Ini emang udah takdir kita, hukuman tetap hukuman. Daddy sama papa ikhlas," ujar Dirgan yang tampak pasrah. Pria itu kemudian mendongak, menatap Celvin yang berada di lantai dua dan sedang menatap mereka dengan bersedekap dada.
Antares terus menahan orangtuanya yang akan dibawa oleh para polisi itu. Kalap saat mereka berhasil membawa Dirgan dan Baskara memasuki mobil dan pergi. Antares yang tidak tinggal diam pun berlari ke atas untuk mengambil kunci motornya. Saat sampai ujung tangga, ia melihat Celvin.
"A'! Papa sama daddy, dia dibawa polisi, a'!" Antares mengguncang tubuh Celvin yang tidak bergeming sama sekali.
"Biarin, itu belum impas dengan apa yang selama ini mereka perbuat." Sontak saja ucapan Celvin membuat Antares terdiam.
"Maksut aa' gimana?" Tanya Antares.
"Mereka yang udah bunuh orangtua kandung aa' kan, Res? Mereka yang udah bikin aa' kehilangan orangtua aa' dari kecil!" Ujar Celvin.
"Aa' denger waktu kalian bertiga ngobrolin hal ini, aa' tau semuanya. Dari situ aa' cari tau masalalu papa dan daddy. Aa' suruh Darga buat retas semuanya dan aa' berhasil, Res! Aa' berhasil bongkar identitas mereka. Gak usah nangisin mereka, papa sama daddy emang salah! Kamu gak pantes dapat orangtua kayak mereka!" Ucapan kebencian yang Celvin lontarkan itu membuat Antares menatapnya dengan tidak percaya. Apa ini sungguh kakaknya?
KAMU SEDANG MEMBACA
KETOS VS PRESBEM ✔️
Teen FictionSQUEL CANDRAMAWA KELABU GEN 2 - REVOLUSI INDOMILO Antares, si KETOS yang tidak menyukai Geska, PRESBEM di Universitas yang masih satu yayasan dengan Sekolahnya. Ia tidak suka karena Geska itu selalu dekat dengan kakaknya, meskipun dia tau bahwa Gesk...