12. Buah apa yang enak?

22.7K 190 16
                                    

Karena tidak mau bertanya lebih lanjut, dan sepertinya Jeriko sedang tidak baik-baik saja. Keyna hanya diam, cewek itu mengelus rambut Jeriko lembut. Membiarkan keheningan menenggelamkan mereka.

Pagi itu, ada hal berbeda yang bersemayam di hati Keyna. Suatu hal yang menakutkan tapi entah apa.

Apalagi mengingat sedikit percakapan Jeriko dengan Papahnya itu, serta peringatan Mamanya yang terlalu tiba-tiba.

Kenapa? Ada apa?

Keyna menunduk, melihat wajah memelas Jeriko yang masih terdiam bisu bertumpu pada bahunya. Cowok itu juga memeluknya begitu erat, seolah takut dia tinggalkan betulan.

Padahal, mau kemana dirinya pergi? Semua seolah sudah Keyna berikan untuk Jeriko, dan dia akan pergi begitu saja? Tentu tidak.

Sebucin tolol itu Keyna pada Jeriko, dia sudah memberikan semua hal. Jadi, dia tidak mungkin melepaskan cowok itu. Kecuali, Jeriko yang melepaskan dirinya dan memiliki wanita lain yang di cintai.

Itu di luar jangkauan Keyna.

Dia tidak akan mengemis jika itu bersangkutan dengan cewek lain. Logikanya masih berjalan, dia tidak mau merebutkan pria yang tidak bisa memilih satu wanita dan tidak memperjuangkannya juga.

Tapi, disini Jeriko sejak kemarin terlihat jelas berusaha bersama dengannya. Kata-katanya meyakinkan dirinya bahwa cowok itu akan membuat jalan mereka bersama lurus dan mudah. Yang penting dia berdiri di samping Jeriko.

Iya, kan? Jeriko berkata begitu.

Maka dari itu, Keyna mencoba mempercayai. Walaupun tadi otaknya sempat ke distrak dengan ucapan Mamanya.

Keyna menjilat pelan bibirnya, tidak enak di posisi dia sekarang. Jadi, Keyna berdahem pelan sebagai pembukaan sebelum dia melontarkan kalimat.

"Lo udah bayar belom? Gue kemarin di chat Salia katanya udah di buka tau pembayarannya."

"Gatau, biasanya diurus Papah."

Keyna meringis. Iya juga ya, kan Jeriko orang kaya. Yang gak pusing mikirin pembayaran uang kuliah.

Lagian, ngapain sih dia nanyain itu? Kaya gak ada topik lain aja.

Ya, memang iya sih.

"Kalo judul, gimana?"

"Gak gimana-gimana, udah gue siapin." balas Jeriko masih santai.

Keyna mengerjap, bingung mau bertanya apa lagi. Otaknya kosong, tidak memiliki topik yang berarti.

"Em...."

Jeriko mendongak, dia tersenyum miring melihat Keyna yang nampak seperti orang berpikir keras.

"Ngapain sih? Nyari topik gitu banget!" ledeknya langsung membuat Keyna berdecak kecil.

"Gue gak betah diem muluu!" serunya merengek.

Cowok itu tertawa pelan, mengangkat wajahnya dan satu tangannya mengacak rambut Keyna.

Kesedihannya tiba-tiba hilang, hanya karena kelucuan yang Keyna tunjukan.

"Lucu banget cewek gue!"

"Ihhhh, kita gak pacaran, ya!"

"Yaudah, calon istri."

"Kapan lamar gue coba???"

"Maunya kapan? Sekarang aja gue gas nih."

Blushhh

Wajah Keyna langsung memerah. Gugup seketika.

Sedangkan Jeriko tertawa melihat itu. Seru menggoda Keyna, bahkan kegundahannya tadi mendadak ikut sirna.

My Crazy Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang