“Jangan datang hanya untuk mengusik ketenanganku lalu pergi begitu saja.”- Alona Zealinne Artharendra
•••
“Mara s*alan! Gue tandain Lo!”
Alona mendengus. Sudah cukup Devano memberikannya hukuman membersihkan toilet siswi dan sekarang Mara dengan mudahnya menginjak-injak lantai yang telah di bersihkannya. Alona tau, Mara sengaja datang hanya untuk membuatnya kesal lalu pergi begitu saja meninggalkan dengki yang semakin menjadi.
Dengan perasaan kesal Alona melanjutkan pekerjaannya. Sebentar lagi tugasnya selesai dan dirinya bisa pulang kerumah. Sekolah juga sudah sepi. Mungkin hanya tinggal dirinya dan beberapa anak ekskul yang tersisa.
“Alona!”
Lagi. Alona kembali merasa kesal akibat teriakan Zafran yang melengking hebat. Lelaki itu berdiri di belakangnya sambil tersenyum. Mungkin. Alona tidak tau. Terlalu malas rasanya untuk hanya sekedar menoleh melihat wajah menyebalkan lelaki yang menjabat sebagai wakil ketua kelasnya itu.
“Alona!”
Tidak ada gerakan atau tanda-tanda dari Alona untuk menoleh. Gadis itu terlalu sibuk membersihkan toilet yang menurut Zafran sedikit menjijikkan.
“Alona!”
“Alona!”
“Sayang!”
Alona diam. Tercekat dengan panggilan Zafran barusan. Ekor matanya melirik kesamping. Dimana Zafran sudah berpindah tempat entah sejak kapan. Dengan senyum menyebalkan yang mampu membuat Alona darah tinggi lelaki itu memberikan minuman.
“Nih. Gue tau Lo haus. Lagian si Devano belagu banget jadi ketua osis sampe semena-mena gini!” Dengan bibir menggerutu kesal, Zafran memberikan jus jeruk yang baru ia beli pada Alona.
Dengan senang hati Alona menerima jus jeruk tersebut. Kebetulan dirinya sedang haus. Zafran tentu datang di waktu yang tepat. Menyelamatkan tenggorokannya yang hampir kering akibat tidak terkena air sama sekali. Mungkinkah Zafran adalah malaikat yang sengaja di kirimkan tuhan untuk menyelamatkan tenggorokan tersayangnya? Entahlah.
Sudut-sudut bibir Zafran tertarik membentuk senyuman. Membuat candu siapapun yang melihatnya. Manis dan lucu, keduanya bercampur dalam satu senyuman yang muncul di bibirnya.
“Thanks, ya. Tumben banget Lo berguna buat gue. Biasanya nyusahin.” Alona memberikan jus jeruk yang ada di tangannya pada Zafran, bermaksud untuk meminta lelaki itu memegangnya sebentar sementara dirinya kembali membersihkan lantai.
“Gitu banget. Tapi gakpapa. Yang penting yang nyusahin Lo.”
“Lo sakit, ya? Ngelantur banget ngomongnya.”
“Lo gak mau nyusahin gue? Yaudah gue aja yang nyusahin Lo.”
“Gak! Gak! Mending gue yang nyusahin Lo!”
“Makannya.”
Tatapan Zafran beralih pada lantai yang mulai mengkilap. Alona benar-benar membersihkannya hingga tidak ada lagi debu yang tersisa. Memang, Alona di kenal sebagai orang yang selalu mengutamakan kebersihan dan kerapian. Selebihnya adalah kualitas dan kemewahan.
“Udah selesai?”
Alona hanya mengangguk mendengar pertanyaan Zafran. Setelah menyimpan pel yang ia gunakan untuk membersihkan lantai, gadis itu lantas berjalan keluar toilet dengan Zafran yang mengikut di sampingnya.
“Pulang bareng gue aja.” Zafran menggenggam jemari Alona. Membuat sang empu sedikit tersentak.
“Gue bisa pulang sendiri.”
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONA ( AL SERIES 2)
Sonstiges"Mengharapkan orang yang tidak pernah menginginkan kehadiran kita terkadang memang melelahkan." - Alona Zealinne Artharendra