TAMAT DAN LENGKAP
Strawberries & Ciggaretes menceritakan tentang rumitnya percintaan segitiga di antara Gloria dan kedua lelaki yang bersahabat--- Jay dan Rayend.
Bermula dari sifat lembut Gloria yang ternyata membangkitkan rasa obsesi Rayend, sehi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • • • • • •
"Tolong, lepasin Jay dan hidup bersama gue, Gloria. Gue mohon..." Rayend sampai merendahkan harga dirinya, memohon dan mengemis cinta pada Gloria yang hanya mampu terdiam, namun setitik air mata menetes di pipi gadis itu.
"Nggak..." Gloria melirih sembari mengusap air matanya. Entah Rayend mau memohon, memaksa ataupun menangis di hadapannya agar dirinya melepaskan Jay, tetap saja Gloria tidak akan menuruti permintaan lelaki itu. Gloria sudah teramat mencintai Jay. "Sampai kapanpun aku nggak akan lepasin Kak Jay."
Rayend memejamkan matanya sejenak, menetralisir rasa nyeri di hatinya saat mendengar penolakan dari gadis itu. Mengepalkan tangannya kuat, lantas dia segera mengusap kasar air matanya. "Ralat ucapan lo, Gloria. Sebelum gue hilang kendali."
Gloria tertegun mendengar perubahan Rayend dalam sekejap, berbeda saat tadi lelaki itu memohon padanya dengan suara lirih, kali ini suaranya terdengar dingin.
Tak mendapatkan balasan dari Gloria membuat Rayend menggeram pelan. "Gloria. Lo nggak denger gue bilang apa tadi?" Rayend berbalik menatap dingin wajah Gloria.
Mulut Gloria tetap bungkam, namun perasaannya mendadak gusar. Dia merasa tidak nyaman dengan tatapan dingin Rayend seolah-olah ada sesuatu terselubung di dalamnya. Dan itu bukan sesuatu yang baik.
"Lo tetap mau diam kayak gini?" Rayend bergerak mendekati Gloria membuat gadis itu spontan bergerak mundur.
Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres dari diri Rayend. Suasana hati lelaki itu cepat sekali berubah. Seolah-olah Rayend memiliki dua kepribadian lain. Dan ini menciptakan ketakutan bagi Gloria.
"Lepasin Jay, dan jadi milik gue, Gloria. Apa permintaan semudah itu nggak bisa lo turutin?" Tatapan Rayend menajam menusuk tepat di manik Gloria yang perlahan-lahan bergerak turun dari ranjang.
"Itu permintaan yang nggak bakal aku turutin. Sampai kapanpun!" sentak Gloria sebelum akhirnya menginjakkan kakinya di lantai, lalu berlari menuju pintu kamar.
Anehnya Rayend tidak mengejarnya bahkan di saat Gloria sudah mencapai gagang pintu. Lelaki itu justru hanya diam memandanginya dari tepi ranjang. Dan ternyata di balik keanehan lelaki itu terjawab saat pintu kamar tidak bisa terbuka seberapa keras Gloria menggerakkan gagangnya. Pintu terkunci menciptakan rasa lemas dalam diri Gloria.
