"AAHH!!.. Heaven pelan sedikit.. itu sakiitt~!!.."
Sunoo terhentak saat Heaven menggempurnya semakin kasar.
"Akhh.. Heaven.. hiks.."
Ia mulai terisak tapi Heaven benar-benar menulikan diri, sudah hampir pagi dan laki-laki itu masih belum berniat mengakhiri kegiatan mereka sama sekali.
Sunoo sudah sangat lelah, tubuhnya terasa sangat lengket akibat keringat, liur Heaven bahkan cairan cinta mereka, semuanya sudah bercampur menjadi satu disekujur tubuhnya.
Ia juga sudah pelepasan bahkan mungkin hampir puluhan kali, sementara Heaven baru pelepasan dua kali. Tubuh Sunoo terasa remuk, sugguh ini yang benar-benar dinamakan semalaman penuh.
Mereka memulai tepat di jam delapan malam, dan sekarang jarum jam sudah menunjuk angka 3, dan selama itu juga Heaven bahkan tidak mengizinkannya memejam barang semenitpun.
"Heaven.. pleaseeehh.. aku benar-benar lelah.."
Sunoo kembali memohon, bahkan tangannya sudah terkulai lemas, tenaganya benar-benar habis walau hanya untuk sekedar mencengkram sprei di bawahnya.
Baginya sudah tidak ada kenikmatan lagi dari permainan ini selain saat tadi diawal mereka memulai. Sunoo akui, ia juga menikmati semuanya saat mereka memulai.
Tapi sekarang?..
Sungguh ini sudah keterlaluan.
"Biarkan aku pelepasan sekali lagi, setelah itu kita istirahat sebentar.."
What?..
Istirahat sebentar katanya?..
Ia benar-benar tidak berniat untuk berhenti?..
Sunoo ingin mati saja rasanya, ia benar-benar tidak tau dari apa Tuhan menciptakan laki-laki ini. Benar-benar tidak punya rasa sayang, peduli, simpati, bahkan rasa kasihan barang secuilpun.
"AKHH!!.."
Sunoo memekik dan tersadar kembali saat Heaven mendorong 'Lil hell' lebih dalam hingga tepat mengenai g-spotnya dengan kasar, membuat tenaganya untuk meremat sprei juga langsung kembali.
Ia membenamkan kepala ke bantal empuk yang terasa sudah sangat lembab, menahan gelombang yang akan kembali menghempaskannya kepinggir untuk melepaskan buih-buih putihnya.
"Eeengghhh.. Heavenhhh.. aahh.. hiks.."
Laki-laki itu terkekeh geli saat wajah Sunoo kembali memerah, ia benar-benar puas melihat ketidakberdayaan gadis itu di bawah kuasanya.
"Kau cantik sekali, Sunoo.."
Gumamnya menyusuri tubuh telanjang Sunoo yang tampak benar-benar kacau akibat keringat dan bercak merah yang betebaran, membuat gairahnya semakin dipacu.
"Aaahhh.. hhhaahh.. emhhhh.."
Sunoo mendongak menahan gelenyar panas yang kembali menjalar ke setiap sel darahnya.
Intinya berkedut hebat membuat Heaven ikut menggeram di sela kegiatan mengulum pucuk payudaranya.
"Eenghhh!!.. Heavenhh.. hiks.."
Sunoo menggeleng memukul punggung Heaven kala laki-laki itu menyentakknya semakin kuat.
"Argh!!.. sshhh.."
Heaven melepas payudara Sunoo dari dalam mulut dan berganti meremasnya dengan kasar.
Sentakannya semakin dalam dan cepat menandakan permainan ini semakin dekat dengan garis finish.
"Aaahh.. Heaven!!.. AAHH!!.."
"Aarrgghh!!.."
Sunoo kembali mengejang sementara Heaven ikut menggeram, tanpa memberi jeda, ia terus menyentak untuk menjemput puncaknya sendiri hingga akhirnya..