Bab 4. Penjahat misterius

97 17 0
                                    

Kaizo Wira Permana, pemuda dewasa yang kini genap berusia 25 tahun. Dia telah menghabiskan hidupnya dengan penuh dendam dan amarah terhadap keluarga Pradipta, terutama pada orang yang telah menghabisi keluarganya.

Setelah kejadian pembantaian itu, dia telah mengalami koma selama 1 bulan, dan kehilangan ingatannya selama 5 tahun. Dia baru saja mendapatkan kembali ingatannya di usianya yang ke 13.

Dia benar-benar kecewa karena kasus pembunuhan kedua orangtuanya ditutup begitu saja, mengingat seluruh anggota keluarganya dinyatakan telah meninggal termasuk dirinya.

Dokter Armand, selaku orang tua angkatnya, dan orang yang telah memalsukan kematiannya telah mencari tahu banyak hal tentang kasus itu. Hingga akhirnya di usia Kaizo yang ke 18 , Armand berhasil mendapatkan petunjuk mengenai adik Kaizo, Pang.

Armand telah menemui salah satu penjahat yang saat itu terlibat dalam pembantaian. Penjahat itu mengatakan jika bayi yang berada di rumah Permana saat itu sebenarnya tidak dibuang ke tengah hutan, melainkan masih hidup dan dia titipkan pada kakaknya. Dia adalah Fang Dirga Kusuma.

"Bos Kaizo, ada kabar buruk tentang adikmu di sekolah barunya" Ucap anak buah Kaizo.

"Apa yang terjadi pada Pang?" Tanya Kaizo begitu dingin.

Orang itu pun menunjukkan sebuah rekaman video, dimana adiknya sedang dilucuti.

"KURANG AJAR, mereka benar-benar keterlaluan, AMATO, akan aku hancurkan kau dan putramu sekaligus" Sambil melemparkan hp milik anak buahnya tadi.

"Dengar, aku ingin kalian melakukan sesuatu untukku" Ucap Kaizo pada anak buahnya.

****

Amato pulang kerja tepat puku 10 malam, karena ada beberapa hal yang sibuk diurusnya terkait pekerjaan. Dengan santainya dia berjalan menuju parkiran, karena dia yakin putra pertamanya, Halilintar pasti masih menunggunya di ruang keluarga, dia tidak akan bisa tidur sebelum Ayahnya pulang.

Saat akan membuka pintu mobil tiba-tiba ada yang menariknya dari belakang, orang itu lantas mendorong Amato ke bagian depan mobil, menarik rambutnya dan membenturkan kepala Amato ke mobil beberapa kali.

"Ingat, suruh anak-anak lo supaya nggak gangguin Fang, atau mereka akan celaka sama kayak lo sekarang" Ucap orang itu, menjatuhkan tubuh Amato yang sudah lemas, lantas menendang tubuhnya beberapa kali.

Setelah itu mereka pun pergi meninggalkan Amato.

DRRT! DRRT!

Handphone Amato berbunyi, rupanya putra pertamanya yang telah menghubunginya.

'Halo, Ayah dimana? Kenapa belum pulang? Dari tadi perasaanku tidak enak. Apa Ayah baik-baik saja?' Tanya Hali beruntun saat teleponnya telah diangkat oleh Amato.

"Ha..li, A..ya...h mo...hon ja..uh..hi F..ang. Ja..ngan gang..gu di..a" Ucap Amato terbata-bata.

'Halo, Ayah kenapa? Ayah ada dimana sekarang?'

"Halo Nak Hali, ini Pak Broto, Tuan Amato saat ini tidak sadarkan diri di tempat parkir. Maaf Nak Bapak lalai, Bapak tidak tahu jika Ayah Nak Hali dipukuli" Ucap Satpam itu meminta maaf lewat telepon.

Tanpa menjawab sepatah katapun, Hali langsung menutup telepon secara sepihak. Membuat bulu kuduk Pak Broto merinding, dia sangat tahu seperti apa putra-putra Amato ketika marah. Bisa jadi dia yang akan dihabisi oleh anak dari bosnya.

"Kurang ajar lo Fang. Lihat saja kalau sampai Bokap gue kenapa-kenapa, habis lo di tangan gue" Ucap Hali mengepalkan tangannya.

Diapun segera pergi menuju garasi, dan mendorong motornya keluar gerbang. Dia sengaja menghidupkan mesin motornya sedikit jauh dari rumah, agar saudara-saudaranya tidak tahu jika dia pergi.

Pikirannya begitu kalut, jika benar Fang yang mencelakai Ayahnya, maka besar kemungkinan dia juga bisa mencelakai dirinya dan saudara-saudaranya yang lain.








Happy reading ya guys

Ini adalah sedikit perkenalan tentang Kaizo yang telah beranjak dewasa

Bangganya karena cerita ini bisa berada di posisi 14 dalam #Fang

See you
👋😁







The Devil Boys Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang