Desclaimer
Cerita ini murni hanya karangan penulis tanpa ada hubungannya dengan karakter yang dibawakan. Jika ada kesalahan dalam penulisan, mohon dimaafkan.
~ Thank You ~Bersama dengannya hingga saat ini sungguh bukan kendaliku. Bahkan memikirkannya saja aku tak pernah. Aku sangat beruntung karena pernah dipilihnya saat sesi kelompok di Z1.
"Phi ou, bisakah aku berangkat bersama mu hari ini? mobilku sedang diperbaiki."
terdengar nafas berat disebrang sana, namun dia tetap menjawab ajakanku.
"tentu saja, akan lebih baik jika banyak yang tau kalau kita berangkat bersama."
Mungkin aku akan berbunga-bunga jika mendengar kalimat ini 1-2 tahun lalu. Tapi sekarang, justru aku merasa hubungan ini sudah bukan alami lagi?
Aku menghela nafas panjang, seperti biasa Offroad. Cukup berjalan disebelahnya, melakukan hal seperti sepasang kekasih ketika kamera on.
Ya, memang keaadannya seperti itu sekarang. Aku tidak tau kapan ini bermula, tapi aku sudah merasakan hal ini sejak satu tahun terakhir. Aku merasa hubungan kami hanya sebatas kamera on. Jika kamera off, maka aku dan Phi Daou bukanlah siaap-siapa.
"Naik!" Phi Ou berseru dari dalam mobil. Aku segera masuk dan duduk disebelahnya. Sepanjang perjalanan kami hanya terdiam, tidak ada satu kalimatpun terucap. Bahkan melihat wajahnya saja sudah membuatku takut untuk memulai bicara.
Tapi aku tidak bisa menahannya, aku sangat merindukan Phi Ou. Akhir-akhir ini kita jarang sekali bertemu, dia bahkan tidak mengirimiku pesan teks atau menelfonku.
"Hmm, Phi. Kamu darimana saja?"
Dia menatapku sejenak, lalu kembali fokus ke jalan tanpa ekspresi apapun. Aku kembali menciut, nyaliku kecil. Aku terus merutuki diriku yang melontarkan kata tak seharusnya.
"Pergi bersama Est! Kenapa?"
Deg! nama itu lagi? Aku tau Est, Joong dan P'Tam adalah temannya. Tapi kenapa satu tahun belakangan ini ia terus bersama Est? Bahkan mereka sering pergi berdua tanpa Joong dan P'Tam.
Salahkah jika aku curiga? Atau harusnya aku diam saja seperti biasanya? Tapi aku sudah cukup muak ketika Phi Ou selalu menyebut nama Est.
Aku tak menjawab pertanyaannya, aku terus terdiam dan menetralkan pikiranku. Aku terus berusaha berpikir positif jika mereka hanya sahabat. Ya! memang seharusnya begitu bukan?
Setelah 30 menit kami terdiam di perjalanan, akhirnya kami sampai lokasi dimana kami akan promosikan series baru kami. Phi Ou tiba-tiba saja keluar dari mobil dan membukakan pintu untukku.
Di depan kami sudah banyak sekali wartawan dan penggemar. Sejenak aku merasa sangat bahagia, karena tau mereka begitu menyayangiku. Setidaknya aku masih punya seseorang yang menyayangiku sengan tulus.
Senyumku tak pernah luntur dari awal hingga selesai acara. Hari ini mereka benar-benar membuatku sangat dihargai. The Way kalian sangat berharga bagiku, tolong bertahan lebih lama.
~~Offroad's POV ended ~~
Kini Daou dan Offroad kembali pulang bersama. Seperti biasa, Daou akan membuka pintu mobil dan mempersilahkan Offroad untuk duduk di kursi penumpang. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, karena ia sudah janji akan menemui seseorang setelah acaranya dengan Offroad selesai.
"Turunlah, kita sudah sampai." Daou meminta Offroad turun tanpa sedikitpun menoleh kearahnya. Padahal beberapa tahun lalu, ia tak pernah bisa untuk tidak memandang wajah Offroad.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMERA ON (DaouOffroad)
Short Story"Offroad, jangan diam saja. Tolong katakan sesuatu. Kita masih seperti dulu kan? Aku tidak mau hanya sebagai rekan kerjamu, kita lebih dari itu." - Daou "Tapi aku sudah lelah phi, aku tidak bisa melanjutkan ini lagi. Phi Ou tenang saja, kita hanya p...