Bab 2: Kenangan Masa Lalu🔞

59.2K 217 0
                                    


Saat meeting bersama kliennya tadi, Marina sulit untuk fokus karena pikirannya terus bergelut tentang Luke dan Vamela. Ketidaksengajaannya bertemu dengan mereka di restoran yang sama membuat Marina curiga mengenai kedekatan mereka.

Apalagi ketika Marina melihat keduanya saling bertatapan dan melemparkan senyum, hati Marina semakin gelisah. 'Rasanya tidak mungkin mereka membahas pekerjaan dengan tawa lepas seperti itu,' bisik Marina dalam hatinya ketika mengingat kejadian tadi.

Pikiran Marina menjadi kacau karena prasangka buruknya terhadap Luke dan Vamela. Namun, untungnya Marina dapat bersikap profesional saat meeting dengan klien sehingga pertemuan berjalan lancar seperti yang diharapkan oleh kedua belah pihak.

Setelah selesai meeting, Marina langsung meninggalkan restoran. Dia tidak menemukan keberadaan Luke dan Vamela disana, yakin bahwa mereka pasti sudah pergi.

Kembali ke kantor karena jarum jam baru menunjukkan pukul 2 siang saat Marina meninggalkan restoran. Meskipun sebenarnya Marina sudah tidak bersemangat lagi, dia memutuskan untuk melanjutkan sisa pekerjaannya dengan profesionalisme. Meski pikirannya melayang ke kecurigaan tentang Luke dan Vamela, Marina tetap fokus pada tugasnya serta tanggung jawabnya sebagai Manajer keuangan (Chief Financial Officer/CFO) di perusahaan keluarganya.

***

Beberapa saat kemudian, di Addison Corporation...

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu membuat Marina terlonjak kaget di kursi kerjanya. Sebelum mengizinkan masuk, Marina mengangkat pandangannya ke arah pintu.

"Masuk," ucapnya memberi perintah kepada seseorang yang mengetuk pintu ruang kerjanya.

Pintu dengan segera terbuka lebar. Marina melihat sosok kakak keduanya, Axel, memasuki ruang kerjanya.

"Bagaimana hasil meeting tadi?" tanya Axel setelah duduk di salah satu kursi di depan meja kerja Marina.

Marina menatap sejenak kakaknya sebelum meraih map pertama di atas tumpukan map lain di samping laptop. Ia menyodorkan map tersebut pada Axel.

"Pertemuan berjalan lancar, hasilnya sesuai harapan kita. Semuanya sudah terdokumentasi di sini, kamu tinggal memeriksanya saja," jawab Marina dengan tegas.

Axel melirik Marina sebentar sebelum membuka map tersebut. Setelah membaca dengan seksama, ia melipat berkas tersebut dengan rapi. "Baiklah, akan aku periksa nanti," gumam Axel.

Marina diam, tidak memberikan respon apapun. Axel kemudian menatap fokus pada adiknya. "Aku dan Clarissa berangkat nanti malam. Kamu bagaimana? Tetap pada keputusanmu?" tanya Axel.

Marina menghela napas pendek, "Ya," jawabnya singkat.

"Nicolas dan Nicola pasti sangat kecewa," gumam Axel sambil bersiap untuk berdiri dari kursinya.

"Aku akan menghubungi mereka nanti. Aku akan kirim hadiah terbaik untuk mereka berdua," ujar Marina, membuat gerakan Axel terhenti dan menatap serius padanya.

"Mereka tidak pernah bahagia menerima itu semua. Mereka hanya ingin bibinya ikut merayakan ulang tahunnya, Marina," ungkap Axel.

"Maafkan aku... aku tidak bisa ikut, Xel" Marina bergumam pelan, membuat Axel mendesah kasar.

Pria beranak tiga itu langsung berdiri dari duduknya dan segera keluar dari ruang kerja Marina sambil membawa berkas yang diserahkan sebelumnya oleh wanita itu.

Marina menatap nanar pintu ruangan yang ditutup agak kasar oleh Axel tadi. Dia paham bahwa pria itu pasti kesal dan kecewa padanya karena, lagi-lagi, dia menolak untuk ikut merayakan pesta ulang tahun keponakannya yang dilangsungkan di Wellington.

Godaan Sang Mantan (21++)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang