"NA JAEMIN!!!!"
Teriakan Renjun yang nyaring diluar sana membuat Jaemin terlonjak kaget mendengarnya. Dengan tergesa-gesa ia memakai sepatu lalu berlari menghampiri Renjun di garasi rumah.
"Kenapa?"
"Sepeda gue kemana?! perasaan kemaren gue taruh disini, kenapa tiba-tiba ilang?!" Protes Renjun ketika mendapati sepeda kesayangannya tidak ada ditempat semula ia letakkan.
"Oh itu, gue benerin ke bengkel karena ada beberapa bagian yang udah rusak"
"Harusnya ijin ke gue dulu!"
"Ck. Gue tau pasti nggak akan diijinin sama lo."
"Tapi kan–
"Sstttt udah nggak usah banyak protes, lo berangkat sekolah bareng gue." Pinta Jaemin lalu menunggangi motor miliknya.
"Males, mending naik bis." Tolak Renjun mentah-mentah. Jaemin tentunya paham bahwa ia akan mendapat penolakan, tetapi tetap saja ia membujuk rayu Renjun agar mau bonceng dengannya.
"Lo ngapain sih Jaem?! kayak orgil" Protes Renjun ketika Jaemin disampingnya membawa motor dengan amat pelan, menyamai cepat langkah kakinya menuyusuri jalanan.
"Makannya lo naik, biar gue nggak jadi pusat perhatian orang-orang."
"Dibilang gue mau naik bis aja! udah sana lo duluan, jawaban gue nggak akan berubah."
"Hadeh. Yaudah nih ya gue duluan, kalo lo telat paling gue ketawain." Ejek Jaemin lalu akhirnya melajukan motor dengan kecepatan tinggi.
"DASAR JAMET!" Renjun memaki karena sebelum benar-benar pergi, Jaemin sempat geber-geber motornya hingga menimbulkan suara bising.
********
"Kalian harus berteman baik dengan Jaemin ya, ibu tidak ingin mendengar kasus pembullyan dikelas ini." Seorang guru wanita berbicara di depan kelas, meminta agar anak didiknya tidak membeda-bedakan satu dengan yang lain.
"Baik buu" Jawab semua secara bersamaan.
"Oke kalau gitu, Jaemin kamu duduk disebelah sana ya?"
Jaemin mengangguk menanggapi, tersenyum penuh makna ketika maniknya bertemu dengan milik Renjun.
"Siap bu." Melangkah mendekati bangku kosong yang jaraknya tak jauh dari tempat Renjun, si empu langsung memasang wajah bete. Bete karena harus satu kelas dengan Jaemin.
"Jangan ramai ya, tetap tenang ditempat duduk sampai bel pelajaran pertama dimulai." Guru itu memperingati, setelahnya berpamitan pergi meninggalkan kelas.
Lepas kepergian guru wali, Mark and the gang langsung berbondong-bondong mendekati meja Jaemin untuk berbasa-basi.
"Mark." Ucapnya menyebutkan nama sambil mengulurkan tangan kepada Jaemin, saat ini Jaemin tidak mencurigai bahwa si Mark merupakan pelaku yang membully istrinya, alhasil dengan senang hati ia membalas uluran tangan itu.
"Gue Jaemin." Sahutnya dengan bangga memperkenalkan diri.
"Nama lo kayak nggak asing dikuping gue." Kalimat yang keluar dari mulut Mark secara tiba-tiba itu membuat Jaemin terdiam sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO SINTING! [JAEMREN]
RandomRenjun harus menikah dengan CEO sinting yang ia temui di jalan. Semua berawal dari buku tugas Renjun yang tertinggal di sekolah. Niat hati hanya ingin mengambilnya, di jalan pulang ia malah bertemu dengan sosok pria berpakaian jas formal lalu memak...