39. End

3.3K 46 26
                                    

Keringat dingin membasahi wajah wanita yang sedang terbaring di ranjang pasien rumah sakit, dia terduduk bersama napas yang memburu, kedua matanya mengeluarkan air mata kepedihan, masih tidak percaya apa yang di alaminya adalah mimpi.

Pria yang sangat ia cintai sudah pergi meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya. Kia semakin menangis terisak, meremas rambutnya frustasi berteriak kencang, memukul-mukul dadanya yang terasa sangat sesak menyakitkan.

"Sayang, astaga. Akhirnya kamu bangun juga.."

Suara yang sangat ia kenali membuat tangisan Kia mendadak berhenti, tubuhnya membeku, napasnya tercekat melihat seorang pria tampan memasuki ruangannya bersama dengan wajah yang sangat panik.

Tubuh Kia bergetar, kedua tangannya kaku luar biasa merasakan pelukan hangat dari pria yang sangat ia cintai. Oh god, jika ini merupakan mimpi, ia rela tidur untuk selamanya, dan jika ini kenyataan, biarkanlah ia bersamanya.

Suaminya bernama Zio mengurai pelukan, menatap istrinya dengan raut khawatir, menangkup wajah Kia mengecup kening wanitanya dengan lembut. Di dalam hati ia bersyukur istrinya baik-baik saja.

"Ya Tuhan, puji syukur akhirnya istri aku sadar juga," ucap Zio dengan kedua matanya berkaca-kaca, lalu mengecup seluruh wajah istrinya.

"Zio?" ucap Kia masih tak percaya bahwa ini kenyataan, namun sentuhan di wajah pria ini benar-benar nyata, ini adalah suaminya.

Kening Zio mengerut. "Kamu kenapa, sayang? Astaga, aku kangen banget sama kamu." Zio kembali memeluk Kia.

Namun Kia tidak membalas pelukan dari pria ini, dia masih terlalu terkejut dan tidak percaya, bagaimana bisa Zio bisa ada di hadapannya.
"K-kamu.. benar-benar Zio? Suami aku?"

Zio kembali mengurai pelukan duduk di tepi ranjang bersama Kia, meraih tangan istrinya untuk ia kecup.
"Kamu nanya apa, sayang? Aku Zio Abraham suami kamu, jangan bilang kamu hilang ingatan?" tanyanya khawatir.

Kia menggeleng. "Aku gak hilang ingatan kok, aku cuma kaget kok kamu ada disini?"

Zio semakin bingung mendengar ucapan istrinya, terlebih pandangan Kia padanya seperti tampak ketakutan.
"Aku selalu ada disini, sayang. Sejak delapan bulan terakhir. Aku gak kemana-mana."

Kia terkejut, apa dia tidak salah mendengar?
"Delapan bulan? Maksud kamu?"

"Kamu koma selama delapan bulan, sayang." Zio menatap istrinya dengan khawatir. Dokter memang sudah mengatakan jika kemungkinan kecil Kia akan hilang ingatan akibat koma

"Pengen minum," lirih Kia, dengan cepat Zio mengambil air lalu membantu istrinya duduk dan minum.

"Kamu mau makan?" tanya Zio khawatir menatap wajah pucat istrinya, wajah Kia lebih tampak tirus, tubuh wanita itu mengurus.

Kia mengangguk lemah, sementara Zio bergegas untuk menyiapkan istrinya makanan. Menyuapi Kia dengan penuh kesabaran dan hati-hati.

"Aku udah kenyang," kata Kia, pria itu lantas mengusap bibirnya dengan tissue.

"Kamu mau istirahat lagi, hm? Atau kamu mau apa?"

Kia menggeleng, tatapannya turun melihat perutnya yang sudah mengempis.
"Zoo, anak aku mana? Kok perut aku.."

"Zayn ada kok, sayang. Kamu mau ketemu sama anak kita?"

Kedua mata Kia semakin berkaca-kaca, dia menggangguk cepat.
"Please. Aku pengen banget liat muka dia, Zoo."

Senyuman Zio terbit. "Tunggu ya.. oh ya kayaknya kamu emang secinta itu ya sama aku, soalnya Zayn mirip banget sama aku, baby."

Kia tersenyum haru. "Aku mau liat dia sekarang, Zoo. Please.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Passionate Love [Zio&Kiara]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang