BAB 5 - Tak terkecuali dirimu

52 4 0
                                    

"Yang mulia pangeran,apa ini istana yang dimaksud oleh Yang mulia Raja?"
Seorang pria berambut hitam berdiri didepan kerajaan Deviére, mata merahnya menatap tajam istana itu.

Putra mahkota,Kyran. menoleh kearah Aria, yang ia anggap kekasihnya walau statusnya hanyalah seorang pembantu.

"Aria, aku ingin agar kamu tidak mendekati putri mahkota yang akan menjadi istriku nanti, aku tau kamu sedih karna aku menikah dengannya, tapi.. aku berjanji ini hanya pernikahan politik aku tidak akan
jatuh cinta pada putri itu" Kyran mengenaskan kata katanya.

Aria hanya tersenyum lembut, "Aku tidak masalah pangeran, aku bahagia jika anda bahagia" Senyum lembut
muncul menghiasi wajah suram putra mahkota.

Putra mahkota melanjutkan perjalannnya sedkit kedepan menggunakan kudanya dan Aria dibelakangnya memegangi pinggang Kyran.

Sehingga sampailah mereka didepan gerbang istana, penjaga menjadi lebih waspada saat melihat mereka berdua
"Saya Puta mahkota Kyran Léandre Mattéo, berikan saya jalan, ini perintah bukan permintaan."

Prajurit sedikit terkejut melihat tindakan Putra mahkota yang sedikit tidak sopan, tapi mereka mengenal wajah dinginnya itu, mereka membuka gerbang istana dan menunjukkan pose hormat. "Kami menyambut kedatangan anda Yang mulia putra mahkota Mattéo"

***********
Kaisar masih fokus pada Pena nya, tiba asistennya, Heinrick. memasuki ruangan itu tanpa mengetuk pintu.

"Apakah sopan memasuki ruangan atasan tanpa mengetuk pintu seperti itu?" Geram kaisar dengan kesal "Maafkan saya, tapi ini benar benar terdesak, Pangeran Mattéo sudah sampai diistana!"

Kaisar menyempitkan matanya, sedikit kekesalan muncul entah darimana, mengapa Putra Mahkota datang saat malam hari, "Sial aku belum menepati janjiku untuk makan malam bersama Yelena, dan dia sudah sampai?" Kaisar mengepalkan tangannya "nona Yelena sudah menghabiskan makananya dan kembali kekamar, maaf tapi anda terlambat"

"diam,sekarang bawa saja putra mahkota merepotkan itu kemari" Tegas Kaisar kasar, sedangkan asistennya hanya mengangguk pelan dan keluar dari kantornya. Ia ingin menunda perjodohan ini sedikit lebih lama, mungkin karna alasan tertentu.

****
Putra mahkota bersandar pada tembok istana, menunggu jawaban istana apakah ia boleh masuk atau tidak. Hingga muncullah Heinrick "Mari saya antarkan anda pada baginda." Dengan wajah datar Heinrick menundukkan kepalanya.

Sebelum mengantar pangeran, Heinrick menatap Gadis yang ada dibelakang Kyran, dia menunjuk kearah Aria. "kau tidak diizinkan masuk keruangan baginda, jadi tunggu diluar." mendengar hal itu, Kyran mengepalkan satu tangannya, hingga uratnya bahkan terlihat. "Jangan bersikap tidak sopan seperti itu padanya." Heinrick terkekeh, membangunkan kepalanya.

"Saya hanya berkata yang seharusnya, dia hanya seorang pelayan bukan? Pelayan biasa tidak bisa memasuki ruangan pribadi Kaisar"

Kyran mencoba menenangkan hatinya, Aria hanyalah gadis polos dan lugu yang tak pantas mendapatkan perlakuan seperti itu, dia yakin bahwa saat menjadi raja nanti ia akan menceraikan putri mahkota dan menikahi Aria.

"Bisakah kamu menunggu disini?aku akan kembali jangan kemana ya?"
Aria hanya tersenyum lembut, dia menganggukan kepalanya pelan dan melihat Kyran berjalan menjauh

Sementara Heinrick menatap mereka kebingunan, mengapa Putra mahkota memperlakukan gadis itu dengan lembut? ia menebak nebak Gadis itu minim pengetahuan, karna gadis itu terlihat benar benar ingin perhatian pangeran sedangkan ia sendiri tau pangeran akan menikah dengan Putri mahkota Helen, 'apa ia ingin terlihat seperti Jalang?'

***

Keheningan menyelimuti mereka berdua, hanya suara hentakkan kaki yang terdengar, istana itu masih terang tetapi sepi, tibalah mereka didepan sebuah ruangan. Ruangan pribadi kaisar.

"Anda bisa masuk, Yang mulia Pangeran" Heinrick dengan sopan membuka kan pintu untuknya. Putra mahkota langsung memasuki ruangan begitu saja, tidak mengucapkan salam atau apapun.

Didalam ruangan tersebut ia melihat Kaisar yang menyandarkan kepalanya ditangannya, ia meletakkan tangannya didada dan membungkuk pelan. tak lama ia bangn dan berdiri tegak seperti posisi semula.

"Aku tidak menyangka kau akan datang kesini lebih cepat." Kata kaisar nada mengejek. Putra mahkota mengepalkan tangannya lagi, "Jika bukan karna ayah dan keluargaku, aku akan membunuh mu tanpa ragu"

Kaisar terkekeh mendengar jawabannya, ia memberikan sebuah surat yang berisikan surat perjodohan.
"Isilah, kami tidak menyiapkan kamar untukmu, jadi lebih baik kau mencari penginapan sendiri"

"Apa maksudnya ini? kalian sepertinya memang benar benar tidak ingin menyambutku ya.." Seringai dingin terpapang diwajah pucatnya

"Jika memang? aku menunda perjodohan itu lebih lama lagi, ada hal yang harus dilakukan putriku."

"wah wah, apa kau tipe ayah yang memanjakan putrinya sampai ia tua? aku tidak akan kaget jika putri mahkota bersikap kekanak kanakan" ia berbicara denngan nada sarkas yang tidak mengenakan.

Kaisar tertawa keras, dia menatap Putra mahkota dengan tatapan acuh ta acuh. "Kau tau apa soal putriku? kaulah yang kekanak kanakan disini, membawa seorang gadis sama saja membawa beban."

Putra mahkota menatap tajam Kaisar, ia ingin melawan tapi ia tau bahwa itu adalah Kaisar Frederick Seió de Lavieré, orang yang memenangkan banyak peperangan sekaligus kunci kemenangan peperangan tersebut.
Ia menahan diri untuk tidak berteriak dan mengayunkan pedangnya.

"Pergilah, aku muak melihat seseorang diruanganku tak terkecuali dirimu yang seorang Putra Mahkota"

Meski kesal, Kyran menghembuskan nafas kesal dan keluar dari ruangan tersebut dengan surat ditangannya, disana ia melihat Heinrick, berada didepan pintu.

"Maaf jika Yang mulia Kaisar bersikap kasar padamu, dan kami meminta maaf lagi jika seluruh ruangan disini sudah penuh, kami akan mengantarmu kepenginapan berkualitas di kekaisaran ini"

****

Suara burung berkicauan diluar, pagi yang indah dan sejuk, Helen membuka jendela kamarnya tepat setelah ia bangun dan membasuh wajahnya, senyum hangat menghiasi mukanya yang cantik.

Tapi tiba tiba seseorang, membuka pintu kamarnya, ia pikir itua adalah pelayannya tetapi saat menoleh kebelakang itu adalah sekretaris ayahnya Heinrick.

"Maaf menganggu pagimu Nona, Yang mulia Kaisar memanggilmu, oh ya beliau menutipkan pesan padamu untuk sarapan pagi dibawah." Heinrick tersenyum lembut padanya, tak lama ia mengucapkan salam pada Helen dan keluar dari kamarnya

"..." Helen terdiam, mengingat ayahnya mengajaknya untuk sarapan adalah hal yang tidak ia duga. Sedikit perasaan nostalgia muncul dalam dirinya

"Ayah.."


Frederick ini tipe ayah yang perhatian diam diam atau emang gak peduli ya?🤨🧐

btwe tolong kasih author tips bergaul dengan orang🙏


Tragic FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang