Bab 5. Tertuduh

91 16 14
                                    

Di rumah sakit...

"Bagaimana keadaan Ayah saya, Dok" Tanya Halilintar, terburu-buru.

"Kondisi Ayahmu tadi memang sempat kritis, tapi sekarang dia sudah baik-baik saja, kamu hanya perlu menunggu kesadarannya pulih kembali" Ucap Dokter itu.

"Kapan Ayah saya bangun lagi Dok?" Tanya Hali sekali lagi. Sedangkan Dokter hanya tersenyum melihat kekhawatiran Hali.

"Maaf saya kurang tahu, mengingat kondisi Ayahmu yang masih begitu lemah. Tapi kami akan melakukan yang terbaik. Semoga besok Ayahmu sudah sadar kembali, kamu bisa menjenguknya sekarang. Kalau begitu saya permisi dulu ya" Ucap Dokter itu tersenyum lalu meninggalkan Hali.

****
Keesokan paginya....

DRRT! DRRT!

Handphone Hali bergetar, menampilkan nama Gempa di layar telepon. Hali pun terkesiap dan segera meraba ponselnya di nakas di samping brankar Ayahnya.

"Halo Gem, lo udah bangun? Nanti kalau lo bantuin Bik Marni masak sarapan, bilang ke Bik Marni jangan siapin sarapan buat gue sama Ayah" Ucap Hali mengangkat telepon.

"Kak Hali dimana? Kok nggak ada dirumah? Emangnya Kak Hali sama Ayah ada dimana, kalian ada urusan kantor ya?" Tanya Gempa.

"Nanti gue jelasin ya, yang penting kalian siap-siap ke sekolah dulu, jangan lupa bangunin yang lain ya, terutama Ice" Ucap Hali berpesan

"Kak Hali nggak datang ke sekolah?" Tanya Gempa.

"Gue sekolah kok, tapi nanti berangkatnya sendiri, kakak bawa motor. Jangan lupa, bilang ke Taufan nyetirnya pelan-pelan, jangan ngebut gue nggak mau kalian kenapa-kenapa" Ucap Hali mengingatkan.

"Iya Bang, tutup dulu ya teleponnya" Ucap Gempa.

"Hmm" Balas Hali.

*****

Di NHS...

Siswa-siswi NHS, saat ini sedang melakukan kegiatan paginya masing-masing. Fang pun sudah tiba di sekolah, maklumlah anak beasiswa pasti harus disiplin.

Tiba-tiba Hali datang dan menendang meja Fang, membuat sang empunya terkejut. Sedangkan Hali menatap Fang dengan tatapan membunuhnya.

Hali segera menyeret Fang ke depan kelas dan mendorong tubuhnya ke pintu lemari yang ada di kelas.

"AWAS!" Fang mendorong tubuh Hali, dengan cukup keras. Tiba-tiba Globe yang cukup besar yang sengaja ditaruh di atas lemari terjatuh tepat di tempat Hali berdiri tadi.

Hali benar-benar terkejut dengan apa yang dilakukan Fang.

"Maksud lo apa hah? Kemarin lo suruh orang buat gebukin Ayah Gue, terus sekarang lo sok-sokan jadi pahlawan gue, mau lo apa JAWAB!" Ucap Hali, mencengkram kerah baju Fang.

"Gue nggak ngerti lo ngomong apaan, gue nggak pernah celakain siapapun, bahkan kenal sama Bokap lo aja nggak" Ucap Fang tak kalah emosi.

"Kak Hali?" Panggil Thorn, dari depan pintu kelas.

"Ini baru Abang Gue, pagi-pagi idah bully orang, bagus Kak pertahankan" Ucap Blaze tersenyum.

"Gue nggak ngebully dia, gue cuma ngasih dia pelajaran, karena udah celakain Ayah" Ucap Hali.

"Emang Ayah kenapa Kak?" Tanya Ice to the point.

"Dia suruh orang buat celakain Ayah. Kemarin malam Ayah dipukuli di parkiran sama orang yang nggak di kenal, dan gue inget banget, sebelum Ayah nggak sadarkan diri, Ayah bilang kalau kita harus jauhi Fang, dan kita nggak boleh ganggu dia" Ucap Hali menjelaskan.

"Kalau kalian udah tahu nggak boleh gangguin dia, ngapain kalian masih ganggu?" Tanga Ying.

"Iya, seharusnya kalian kan berhenti gangguin Fang" Ucap Yaya menambahkan.

"Diem lo, kalau bukan karena kelalaian Bokap lo yang nggak becus jadi satpam, Bokap gue nggak akan terluka separah itu" Ucap Hali mendorong keras tubuh Yaya, hingga menabrak meja guru dan menjatuhkan vas bunga dari kaca yang tertata rapi di meja itu.

Ying yang melihat kejadian itu benar-benar emosi. Lo ini emang benar-benar iblis ya, berani-beraninya kasar sama perempuan, inget Ibu kalian juga seorang perempuan" Ucap Ying emosi.

"JANGAN SEBUT-SEBUT IBU KITA!" Ucap Thorn emosi, lantas mendorong tubuh Ying ke le lantai, tepat di atas serpihan kaca.

"Thorn tahu Thorn nggak punya Ibu, jadi Thorn nggak suka ada orang yang sebut kata Ibu" Ucap Thorn malah menginjak tangan Ying, yang memang telah tertusuk serpihan kaca.

"MINGGIR LO?" Ucap Fang mendorong tubuh Thorn.

"Gue emang nggak pengen cari masalah sama kalian, tapi kalian udah celakain teman-teman gue, gue nggak bisa terima ini" Ucap Fang emosi.

Fang pun mengangkat kursi di dekat meja guru dan bersiap melemparkannya ke arah The Devil Boys...




Happy reading ya guys

Semoga suka dengan bab kali ini

Cuma pengen ngomong gitu aja sih

Hehe, terimakasih udah mau baca

See you 👋😁





The Devil Boys Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang