Arlendra datang ke rumah Raska dengan suasana hati yang lebih baik dari hari sebelumnya. Kali ini perasaan gelisah yang kemarin dia rasakan sudah menghilang begitu saja. Hari ini adalah hari Sabtu jadi kegiatan homeschooling sedang libur. Sejak pagi dia sudah ada di rumah Raska untuk mulai membuat strawberry cheesecake seperti yang mereka sepakati tempo hari.
Keponakan Raska, Dean, akan datang siang nanti jadi sebisa mungkin Arlendra ingin menyelesaikan semuanya sebelum tengah hari. Rencananya mereka akan menginap selama tiga hari disini.
Saat ini Arlendra tengah berkutat dengan berbagai macam alat dapur yang harus dia persiapkan. Selain itu, dia juga mengeluarkan bahan-bahan yang kemarin sudah dibeli oleh Raska. Semuanya dia lakukan dengan cekatan tanpa ada hambatan sama sekali. Rasanya sudah lama sekali dia tidak melakukan kegiatan baking, karena itulah sekarang dirinya sedang dipenuhi dengan semangat yang membara. Arlendra berharap semoga kemampuannya tidak menghilang meskipun sekarang dia menempati tubuh yang berbeda.
"Sorry, Ar, gue ngga bisa bantu apa-apa karena gue belum pernah bikin dessert sama sekali." Ucap Raska yang tengah duduk di salah satu kursi kitchen counter.
"Ngga apa-apa, wajar kok. Masak sama baking itu dua hal yang beda banget jadi wajar kalo ngga semua orang bisa."
"Nanti biar gue yang bagian bersih-bersih sama beresin dapur."
"Oke, makasih."
"Tapi gue liat-liat lo kayanya udah jago banget. Daritadi lo bisa tau alat mana aja yang mau dipake."
"Ya karena aku udah biasa makanya bisa tau."
"Sejak kapan lo bisa baking?"
"Dari kecil aku udah belajar sama ibu aku."
"Oh iya gue inget, ibu lo kan punya usaha bakery kan?!"
"Hm."
"Jadi sekarang lo juga ngga perlu liat resep?"
"Kalo cuma strawberry cheesecake sih aku tau kok bahan-bahan sama cara bikinnya gimana, tapi aku pake resep dari ibu aku sendiri. Semoga aja hasilnya masih sama kaya yang dulu aku pernah buat."
"Emang beda?"
"Beda, lah. Ya bahan-bahan dasarnya sih sama, cuma kadang takarannya ada yang beda terus ada bahan tambahan juga yang bisa ditambah sesuai selera. Kamu pernah ngga makan cake yang sama tapi dari toko yang beda?"
"Pernah."
"Rasanya sama, ngga?"
"Hampir sama."
"Hampir sama itu berarti beda, kan? Pasti ada salah satu yang menurut kamu rasanya lebih enak."
"Iya, sih."
"Nah, itu yang aku maksud. Tiap orang punya selera dan cara sendiri buat bikin suatu produk. Ibu aku juga gitu, beliau punya resep sendiri buat semua produknya."
"Oke oke, gue paham maksud lo. Sekarang pertanyaan gue, lo mau gue pergi atau ngga?"
"Kenapa tanya gitu?" Arlendra menghentikan sejenak kegiatannya kemudian menatap Raska.
"Siapa tau lo mau fokus dan ngga mau gue ganggu?"
"Disini aja ngga apa-apa, tapi kalo kamu mau ngelakuin hal lain ya silakan."
"Ngga ada yang mau gue lakuin, kok."
"Tapi aku juga ngga maksa kamu harus nungguin aku, kalo nanti kamu bosen kamu boleh pergi kok."
"Hm."
Arlendra kembali fokus dengan pekerjaannya. Dia mulai menyiapkan bahan apa saja yang nanti akan dipakai. Tangannya dengan cekatan mulai membersihkan setiap wadah yang tadi sudah dia ambil, kemudian dilanjut dengan memakai apron.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELIONS (BxB)
Teen FictionCinta memang memerlukan persetujuan, tapi untukmu adalah pengecualian. ~ Arlendra Cover by Pinterest