Ketidakabadian

1 0 0
                                    

Sebuah seni kehidupan untuk merelakan ketidakabadian yang terjadi di dunia. Lingkungan ku kecil, jika aku kehilangan satu saja rasanya seperti kehilangan setengah bentuk dunia. Rasanya tidak bisa diutarakan, sebab untuk menghadapi sebuah kehilangan rasanya menguras energi sedalam lautan.

Manusia dan perpisahan adalah teman akrab, jika aku menemukan sebuah kehadiran yang artinya akan ada yang pergi. Kadang luka atas sebuah kehilangan meninggalkan bekas pada setiap dimana aku memberikan tempat, beberapa kali naik transportasi umum yang selalu mengantarkan ku pulang mengingatkan orang yang sudah pergi, menemukan belakang punggung yang serupa, setiap suara yang senada, menemukan banyak persimpangan menebak setiap plat nomor yang berbeda asal, aku masih bisa merasakan kehadiran lewat makanan favorit, setiap jalan di sudut kota seolah raga tak lagi bisa di renggut, tapi jiwanya kian menetap yang memiiliki arti tersendiri disudut kecil memori.

Pada saat yang bersamaan pikiran dan hati berbincang seolah bertanya-tanya untuk memastikan "apa seorang benar-benar pergi?"

Aku tidak mampu untuk terus-menerus mengajukan sebuah hak kepemilikan, hari ini aku dengan seorang, boleh jadi lusa aku sudah kehilangan karena sudah pindah hak milik, hari ini aku jatuh hati, boleh jadi lusa aku menangisi yang lagi-lagi aku rayakan sebuah kepergian. Maka dari itu atas nama ketidakabadian, barangkali manusia perlu menormalisasikan seni untuk melepaskan ya?

Pada segala ketukan pintu untuk menyambut sebuah kedatangan, "kali ini, berapa lama yaa waktu untuk tetap disini?"

Lawan kata cinta itu bukan benci, melainkan pergi.

Menghapus Janji di Seberang PulauWhere stories live. Discover now