awal

189 11 0
                                    

Rassya tak henti"nya meyakinkan demian bahwa anak yg di kandungan nya itu adalah anak demian, tetapi demian tetep kekeh tidak mau mengakui anaknya, seandainya waktu itu hal ini tidak terjadi pasti hidup nya bakalan bahagia, dia gak bakalan berurusan sama pria brengsekk itu

Tetapi ini semua demi kebaikan anaknya, ia tidak mau kalau anaknya tidak tau siapa ayahnya nanti.

"Minggir!"

Bukannya menjauh, Pria yang dibentak malah menggeleng. "Ini anak kamu, mas " ucapnya dengan nada memohon.

"Minggir, bangsat!" Semakin pria itu mendekat, Demian  semakin menajamkan matanya, tangannya lantas mencengkram leher pria dihadapan nya  yang terus menghalangi langkahnya.

"Aku mohon, Demian , aku mohon. Ini anak kamu. Tolong percayai aku." Meski sesegukan, ia berusaha meyakinkan kekasihnya. Jarinya berusaha melepaskan cengkraman yang kuat dari cowok itu.

"Percaya kata lo? Gue harus percaya sama jalang kaya lo? Mimpi!!"

"Aku harus gimana bisa kamu percaya sama aku, Demi Tuhan ini anak kamu. Aku nggak pernah sekalipun sama yang lain." Rassya menangis memohon belas kasihan dari cowok brengsek yang tidak mengakui kehamilannya.

"Ck!"

Demian mengangkat dagu rassya kasar. "Denger! Sekalipun lo hamil anak gue. Lo pikir gue bakal peduli, lagian lo cowok mana bisa hamil bangsatt!!, dasar gila, murahan
Demian terus menerus menghina rassya,  rassya terus menangis tanpa henti.
Kenapa hidupnya seperti ini, ya tuhan kenapa tuhan memberikan rassya cobaan seperti ini, kenapa harus rassya yg punya rahim, batinnya

Lantas rassya menghapus air matanya yg terus mengalir, rassya ahkirnya memutuskan untuk pulang dari rumah seorang yang buat dia menderita

✨✨

"Mommy, Al nggak suka sayur, mau ayam aja ," rengak bocah itu, dengan sesegukan dia yang merasa masih lapar terus mengeluarkan air matanya.

Rassya  yang mendengar suara Al lalu tersentak dari lamunannya, kemudian tersenyum melihat mata bening bocah 4 tahun itu.

"Sabar ya sayang, gak boleh makan daging teruss, gak sehat sayang,lebih sehat sayurr lo...,

Rassya ngomong kayak gitu sebenarnya bukan melalarang Alvino makan daging, tapi uang rassya gak cukup untuk beli daging, gimanapun dia emng dari kecil udh hidup susah, rassya tinggal di pantai sejak kecil, meranjak dewasa dia memutuskan untuk hidup sendiri dan tidak mau merepotkan ibu panti lagi

"Maunya ayam goreng Mommy. Al lapel maunya makan ayam goreng," Bocah itu menggeleng,

Sang mama berusaha tersenyum, meskipun hatinya sakit melihat sang anak merengek meminta ayam goreng  yang tidak bisa ia berikan lagi sekarang

Selain itu, dia juga teringat dengan kekasihnya yang sangat menyukai ayam goreng dan ia teringat juga dengan luka yg diberikan oleh orang itu. "Sabar ya Nak. Mommy besok pagi akan usahain buat beli ayam kesusakaan al , kalau beli sekarang, kan masih hujan sayang, cuaca di luar lagi ga baik sayang
"Ya  Tuhan, padahal lapel, tapi nggak mau mommy sakit," lirih Al lesu.

"Daddy kapan pulangnya mom? Al udah kangen banget, kalau daddy pulang pasti al bisa makan ayam goreng banyak² " keluh bocah itu membuka korden jendela, mengamati halaman yang gelap sekaligus diguyur hujan. Berharap sang ayah datang membawa segala kemauan Al, walaupun mustahil.

"Udah yuk, sekarang gosok gigi dan siap siap buat bobo. Besok kan mau sekolah, Mommy tadi udah beliin krayon baru loh?" bujuk rassya setelah menyeka air matanya, melihat sang anak begitu mendam kehadiran sosok ayah dia tak kuat menahan sesak. Padahal mungkin papanya bahkan lupa pernah menitip benihnya dimana.

Sampai disini dulu ygy
Heheheh
Stay tune aja


Alvino (BL) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang