jam menunjukkan angka sepuluh, salisa merenggangkan badannya. perut bergemuruh lapar, tapi keinginan untuk kembali tidur membuatnya menimbang haruskah bangkit atau tidak.
sampai dorongan dari dalam perutnya membuat salisa berlari ke kamar mandi untuk muntah, yang ternyata hanya cairan. selesai memuntahkan isi perutnya dirinya berjalan turun menuju ruang tamu.
dia melihat bonbon tertidur diatas meja makan memilih mengabaikannya salisa mencoba mengecek ponselnya tapi tidak ada pesan dari ronald kemungkinan laki-laki itu sedang tertidur nyenyak karena tadi malam bertahan sampai selesai subuh di rumah salisa.
ting.
notifikasi pesan masuk ke ponselnya membuat salisa membuka dengan cepat berharap dari ronald, ternyata kak selly yang menanyakan jadwalnya hari ini untuk fitting baju off air minggu depan.
salisa mengetikkan balasan bahwa ia akan datang ke kantor sehabis makan siang. selepas bersiap-siap salisa memesan gojek untuk mengantarkannya ke stasiun, saat ia di kereta ternyata ronald sudah bangun.
tak sampai lima menit mengabari dirinya di kereta laki-laki itu langsung menelepon
"halo.." jawab salisa
"udah sampai mana? stop di stasiun duri aja.. nanti aku jemput.."
"kalau kamu yang jemput nanti malah bikin semua orang tahu.."
"aku pake jaket gojek punyanya bang jeremy.."
"ya udahhh.. nanti aku stop disana.."
kesepakatan tercipta, ronald segera membersihkan diri dan bersiap. tak sampai dua puluh menit dia sudah sampai di stasiun begitupun kereta salisa.
salisa mendekatkan ponsel ke telinganya mencari posisi ronald saat keluar dari stasiun, dia mendekat kearah mas-mas gojek yang membawa motor modif yang ia kenali motor ronald.
salisa menepuk punggung ronald "emang ada gojek bawaannya motor modif seharga iphone terbaru?" tanya salisa sambil memakai helm yang dia bawa.
"nmax dibawa bang jere.. jadi ya udah bawa dia aja.." ucap ronald sambil tersenyum.
salisa tertawa geli, dia naik ke boncengan ronald dan memeluk laki-laki itu. dia merindukan wangi ronald, dia harus menanyakan merk parfum ini agar saat mereka berjauhan dia masih mencium wanginya.b
"makan dulu yahh.." ucap ronald suaranya sedikit tersamarkan dengan angin.
"bolehhh.." sahut salisa sambil memajukan kepalanya ke atas bahu ronald.
mereka berhenti di tempat makan nasi padang, ronald dan salisa turun dari motor. mereka memilih meja makan paling ujung dengan duduk berhadapan maka badan salisa tidak terlihat.
salisa hanya makan sedikit, ronald menaikkan satu alisnya "diet?"
salisa menggeleng "enggak pengen makan ini.. pengen rujak.."
"habisin dulu nasinya, biar bisa makan rujak.." mengetahui salisa yang ingin rujak, ronald menjauhkan berbagai hidangan pedas dari hadapan salisa.
salisa ingin protes saat ronald menjauhkan sambal "biar bisa makan asam,, sambalnya berarti cuman dikit.." ucap ronald, karena ia tahu salisa memiliki riwayat magh.
"yahhh.. makin nggak abis ini.." protes salisa.
"pilih rujak apa sambal.." ucap ronald, menaikkan alisnya.
"oke.. rujak.." gadis itu memilih memakan sisa nasi dipiringnya dengan setengah hati.
ronald mendekatkan tisu ke arah salisa setelah kembali dari mencuci tangan "makasih.." ucap gadis itu. mereka keluar menujur motor ronald, laki-laki itu menaruh helm ke kepala salisa dan memasang kaitan di lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sagara
RomanceBagaimana jika kesalahanlah yang membawa sebuah kebahagiaan? Bagaimana jika tanggung jawab bersama yang akhirnya meruntuhkan ego diri masing-masing?? Bagaimana jika pada akhirnya yang mereka anggap sebuah masalah adalah sebuah anugerah? ini kisah m...