Linda pulang sekolah dengan wajah yang nampak lesu, dia menatap ke arah sekitar saat menunggu bus di halte. Seorang nenek-nenek datang menghampirinya.
“Bosen ya? Sekolah terus?” tanya nenek itu setelah duduk di sana, Linda hanya tersenyum untuk menanggapinya.
“Nenek ada satu jamu biar kamu lebih tertantang menjalani hidup. Kamu berminat?”
Linda berdecih, “Jamu ya kamu aja, Nek. Emang apa istimewanya itu jamu?”
“Minum dulu,” ucap nenek itu seraya menyodorkan sebotol kecil cairan berwarna merah. “Jangan ragu, ambillah.”
Linda mengangguk, dia hendak meminumnya langsung namun dicegah oleh nenek itu. “Pulanglah dulu, setelah minum kamu wajib tidur.”
“Ya udah deh, Nek. Makasih ya, kalau gitu aku pulang dulu, busnya udah dateng.”
Sepanjang perjalanan di bus, Linda memikirkan hal apa yang akan terjadi nantinya. Tanpa terasa dia sudah mendekati halte bus yang berada di dekat rumahnya.
Rumah terasa kosong, “Mama ke mana ya? Papa?”
Linda melangkahkan kedua kakinya semakin masuk ke dalam rumah, terdengar suara lenguhan dari kamar mama dan papanya. Iseng, Linda mulai mendekat ke sana. Kedua matanya terbelalak, dia melihat mamanya sedang dijilati oleh tukang sayur.
“Agh! Terus, Bang, m*m*k adek Udha gak kuat. Gak tahan pingin disodokin pakek k*nt*l item punya Abang.”
Linda mendengus, dia bergidik sendiri saat mang Asep menurunkan celana kolornya.
“Ih anjir, beneran item. Papa padahal ganteng banget, kok bisa sih mama mau main sama tukang sayur? Jijik banget!” gumam Linda.
Mang Asep menyusu bak bayi pada susu mama. Yang Linda dengar kini hanya lenguhan dari mamanya, semakin lama menonton adegan dewasa di antara mamanya dan mang Asep, m*m*k Linda semakin terasa licin.
“Ah! Ah! Masukin, Bang, masukin!”
Mang Asep mulai memposisikan k*nt*lnya di depan m*m*k mama, dia memukul m*m*k mama dengan k*nt*lnya itu.
“Agh!”
Mama mendongak, kedua mata Linda menyipit saat mencari tau apa yang membuat mamanya berteriak seketika. Linda meneguk ludahnya, dia juga ingin merasakan digenjot oleh seseorang.
“Gak bisa, m*m*kku becek banget. Mending aku ke kamar deh daripada di sini.”
Linda bergegas menuju ke kamarnya yang berada di lantai 2, sebenernya Linda tinggal di komplek, hanya saja dia ingin mandiri dan malas mengendarai motor atau pun mobil. Papanya memiliki toko grosiran yang berada tak jauh dari komplek tempatnya tinggal, Linda juga memiliki Abang yang sedang berkuliah di salah satu fakultas negri.
Linda duduk di pinggiran ranjang dengan masih mengenakan seragamnya, dia meremas susunya sendiri. “Emang enak ya di remes-remes kayak gini? Perasaan biasa aja.”
Linda menatap sebotol jamu dari nenek tadi, dia ragu untuk meminumnya, namun rasa penasarannya mendorong Linda untuk meneguk jamu itu.
Setelah meminum jamu yang diberikan nenek itu, Linda merasakan kantuk yang teramat sangat. “Hah … andaikan aja aku bisa ngerasain kayak mama, tapi aku gak mau pakek tubuh asliku.”
Linda membaringkan tubuhnya, kedua matanya terpejam.
“Sayang, bangun. Ini udah sore, kamu kok gak siapin aku makanan?”
Linda mengerjapkan matanya, “Papa kok cuma pakek handuk?!” tanyanya.
“Loh, Mama kan sering liat papa telanjang juga setiap malem. Memangnya ada yang salah?”
‘Mama? Tunggu, ini bukan kamarku,’ batin Linda berucap saat dia menatap ke arah sekeliling. “Pa, ngewe yuk!”
Papa tertawa. “Tumben banget, Ma. Ini aja masih sore loh, tapi kalau mama pingin ayok aja.”
Papa mulai mencium Linda yang berada di tubuh mamanya.
‘Ah, first kiss aku, tapi kan ini pakek tubuh mama. Diitung ciuman pertama gak ya?’
Papa melepaskan pagutan bibirnya, “Kamu kok diem aja, Ma? Katanya pingin?”
KAMU SEDANG MEMBACA
[21++] Linda || Gadis polos berubah bin-al
FantasyTentang Linda yang bisa bertukar tubuh dengan orang lain sesuai keinginannya, namun lambat-laun dia ingin merasakan enak saat berada di tubuhnya sendiri. Apakah bisa?