Untill We Meet Again (SunSun)

262 30 40
                                    

Requested by Wln181

.
.
.

Siapa sih yang tidak kenal dengan Park Sunghoon? Lelaki berparas tampan dengan segala kesempurnaanya, tajir melintir, memiliki etika dan norma yang baik serta hidupnya yang selalu berjalan dengan baik. Tidak ada satu haripun sunghoon mengalami hari yang buruk, dia selalu mendapatkan semua yang dia inginkan dan harapan. Itulah Park Sunghoon, manusia kesayangan semua orang bahkan semesta sendiri.

Banyak orang yang iri sekaligus kagum dengannya, karena walaupun sunghoon sempurna dan memiliki segalanya dia tetap bersikap baik dan adil kepada semua orang. Memang selain fisiknya yang sempurna ternyata hatinyapun tak kalah sempurna. Semua orang berharap dan berlomba-lomba mendoakan diri mereka supaya bisa menjadi seperti sunghoon. Lahir dari keluarga kaya raya, dengan wajah tampan selayaknya model serta baik hati.

Tapi apakah dengan semua itu, sunghoon yang dikenal akan kesempurnaannya hidup dengan bahagia dan bersyukur seperti yang dipikirkan oleh orang-orang?

Jawabannya adalah tidak, dibalik sejuta pesona dan kekayaan seorang sunghoon. Dia hanyalah manusia yang tetap merasakan semua emosi sama seperti yang lainnya, semua kesempurnaanya itu hanyalah hal biasa yang tidak begitu sunghoon liat.

Hidupnya yang terlalu sempurna dengan jalan hidup yang sudah dituliskan dan ditakdirkan dari awal membuat dirinya tidak pernah merasakan perasaan semangat, mimpi dan harapan selayaknya manusia lain. Dia merasa bosan bahkan muak akan segalanya, untuk apa memiliki segalanya walau pada akhirnya dia tidak pernah merasakan bahagia dan puas karena kerja keras untuk mimpinya?

Bahkan sunghoon berharap di umurnya yang sudah berusia 27 tahun ini, dia menghilang dari dunia yang menyisahkan jiwanya saja didunia ini. Dia terlalu merasa kosong dan jenuh, tidak ada yang dia inginkan. Lalu untuk apa dia hidup? Itulah yang selalu sunghoon pikirkan dalam hatinya.

Sama seperti sekarang, sunghoon sudah mengendarai mobil lamborgininya di jalan raya dengan tak tentu. Dia sudah tidak punya tujuan, membiarkan sang takdir yang membawanya menuju ketempat yang ditakdirkan.

Jalanan raya saat itu memang sangat sepi, bahkan hanya ada mobil mewah sunghoon seorang. Memang karena dikota metropolitan yang dia tinggali itu sedang berada dicuaca yang sedang tidak baik bahkan cukup berbahaya dan mengkhawatirkan, badan besar yang menghantam seluruh kota tanpa henti. Bahkan anginnya dapat membuat gedung bergoyang serta hujan deras yang membajiri segalanya, sungguh menyeramkan.

Tapi apa peduli sunghoon? Dia bahkan tidak gentar, membiarkan mobilnya itu melesat cepat walaupun jalanan basah dan licin. Sunghoon dengan tatapan kosongnya terus melajukan mobilnya hingga

CKIT

Sunghoon langsung menginjak rem dengan cepat saat melihat bahwa pohon besar hampir meniban mobilnya, mobil yang terlihat kokoh, kuat dan besar itu terjatuh dengan cepat dijalan raya. Pada akhirnya sunghoon tidak dapat melanjutkan jalannya karena pohon tersebut menutupi jalan raya, bahkan hampir membunuhnya saat itu.

Sunghoon masih hanya diam dengan wajah datar tak menunjukan emosi sedikitpun, hingga akhirnya beberapa mobil besar yang berisikan petugas kebakaran datang. Salah satu dari mereka mendatangi mobil sunghoon dan mengetuk kaca jendela mobilnya.

Sunghoon membukanya dan terpampang wajah seorang lelaki tua yang terlihat khawatir.
"Hey, apakah kau baik-baik saja? Kami melihat dari belakang mobilmu hampir tertiban. Untung saja kau langsung menginjak rem saat itu juga, jika tidak..."

Sunghoon masih terdiam, dalam lubuk hatinya yang terdalam dan kecil itu berharap bahwa memang pohon besar itu menibannya hingga merenggut nyawanya. Tapi seperti biasanya, semesta selalu mengasihi dan mencintainya.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang