16. uncertain feelings

618 96 38
                                    

kegiatan jaehyuk yang tengah memandangi foto seorang gadis dengan senyum ceria dan balutan seragam sma-nya terusik karena kehadiran asahi.

pemuda hamada itu baru keluar dari kamarnya, berjalan terseok-seok sembari berpegangan pada dinding di sampingnya.

melihat langkah si mungil yang terlihat begitu limbung, jaehyuk pun mengambil inisiatif untuk menghampirinya, terlebih saat mendapati wajahnya yang terlihat lebih pucat dibanding tadi.

"apa yang kau butuhkan?"

"a-air ... dan obat."

"kau sakit? wajahmu terlihat pucat."

"pusing ...," keluh asahi, membuat jaehyuk spontan meletakkan punggung tangannya di dahi pemuda itu.

benar saja, asahi demam tinggi.

"kau tunggu di kamar saja. aku ambilkan obatnya."

jaehyuk memapah tubuh asahi yang lemas untuk kembali ke dalam kamarnya sebelum kemudian mengambil obat dan segelas air hangat.

"ini obatnya, minumlah," ucap jaehyuk lembut, duduk di sisi ranjang si pemuda hamada.

asahi mengangguk patuh, lantas menenggak butir tablet itu meskipun dengan kerutan yang tercipta pada dahi, akibat rasa tak nyaman yang menyapa tenggorokannya.

"kalau begitu, istirahatlah."

jaehyuk hendak pergi untuk membiarkan asahi tidur dengan tenang, tetapi urung karena tangannya ditahan oleh pemuda itu.

"kak jaehyuk."

"kenapa? ada lagi yang kau butuhkan?"

"b-bisakah kau menemaniku sebentar lagi?" pinta asahi dengan raut wajah memohon.

entahlah. walaupun sudah sejak lama ia terbiasa menjalani hari-harinya seorang diri, tetapi dalam keadaan sakit seperti ini, asahi merasa dirinya lebih mudah merasa kesepian.

biasanya ia akan menepis semua perasaan itu. namun, untuk kali ini saja, asahi memilih untuk menuruti egonya.

di sisi lain, jaehyuk cukup terkejut mendengar permintaan yang lebih muda, tetapi tetap memilih untuk menyanggupinya.

"tentu. bolehkah aku berbaring di sampingmu?"

asahi mengangguk canggung kemudian segera menggeser tubuhnya, menyediakan space untuk si pemuda yoon.

"kau lapar? ingin memesan sesuatu?" tawar jaehyuk, membaringkan tubuhnya dengan posisi menghadap ke arah si pemuda mungil.

"tidak apa-apa. aku tidak nafsu sekarang."

"baiklah. katakan padaku kalau kau lapar." jaehyuk menaikkan selimut asahi hingga menutupi bahu sempit itu kemudian beralih menyingkap poni di dahi asahi yang sedikit basah karena keringat.

perlakuan-perlakuan kecil tersebut membuat hati asahi menghangat. yang asahi ingat, terakhir kali ia mendapat perlakuan seperti ini adalah sewaktu ia kecil, saat sang ibu masih ada di sisinya.

"kudengar adikku sempat siuman sebelum kau meninggalkan rumah sakit." asahi membuka topik lain guna menghalau kecanggungan yang melandanya karena berbaring berhadapan dengan jaehyuk saat ini.

"iya, aku sempat berbincang sebentar dengannya. dia orang yang ceria."

"uhm ... apa dia mengatakan sesuatu hal yang aneh padamu?" tukas asahi, yang kontan membuat jaehyuk terkekeh.

"yah ... dia mengatakan kalau kau menganggapku sebagai malaikat tak bersayap."

"apa?!" jawaban tersebut langsung membuat kedua mata asahi membulat sempurna. "dasar anak itu, suka sekali melebih-lebihkan sesuatu!"

spark in you; jaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang