38. Kemunculan Indagis Baru (1)

383 27 3
                                        

Sementara itu, di sebuah pohon beringin besar di tempat yang cukup sepi. Terlihat Gandra sedang duduk bersandar, sementara tubuhnya tampak terluka parah akibat pertarungan semalam.

Bima dan Nayla juga sudah tiba di sana untuk menjenguknya.

"Bagaimana keadaanmu, Gandra?" Tanya Bima.

"Aku baik-baik saja, lagipula aku sudah pernah menerima serangan seperti ini. Jadi tidak usah khawatir!" Balas Gandra.

"Ngomong-ngomong, terima kasih ya Gandra udah nolongin Kak Maya. Kalo kamu gak nolongin, entah gimana nasib Kak Maya sekarang," ujar Nayla.

"Tidak perlu berterima kasih begitu, sudah tugasku untuk melindungi kalian!" Ucapan Gandra membuat Nayla sedikit heran.

"Sebenarnya, apa alasanmu melindungi kami sampai sebegitunya? Bahkan tak jarang juga aku sering melihatmu mengawasi kami."

Mendengar ucapan Nayla, membuat Gandra tertawa. "Penglihatanmu bagus juga, gadis kecil. Kamu memang sangat cocok menjadi seorang pemanah!" Pujinya.

Gandra lalu menjelaskan, bahwa untuk mendapatkan penjelasan darinya. Maka mereka berdua harus segera membangkitkan kekuatan mereka masing-masing.

"Tapi bagaimana caranya? Tolong beri kami petunjuk!" Pinta gadis itu.

"Aku tidak tahu, cari tahu saja sendiri bareng para Indagis itu!" Ujar Gandra.

"Astaga, meskipun kami Indagis, tapi bukan berarti kami tahu segalanya!" Balas Bima dengan jengkel.

"Meskipun aku Genderuwo, tapi bukan berarti aku tahu segalanya!" Sahut Gandra, membuat Bima semakin kesal.

***

Sementara itu, keadaan Praja dan Maya saat ini sedang gawat. Mereka telah bertemu dengan lawan yang sepertinya cukup kuat dan berbahaya.

"Hati-hati, Maya!" Perintah Praja.

Sesaat kemudian, sosok itu pun berpisah dengan khodamnya. Memperlihatkan penampilan seorang pria tua yang rambut dan jenggotnya sudah beruban.

Di sebelahnya, tampak seekor anjing kecil berbulu belang yang tampak bersinar layaknya rembulan.

Jika diperhatikan lebih detail, di dahi anjing itu terdapat lingkaran sihir dengan motif bulan purnama. Menambah aura mistik dari mahluk itu.

"Siapa kau?" Tanya Praja dengan waspada.

"Tidak usah takut, nama saya Chandra. Saya ke sini untuk membantu kalian yang dikepung oleh musuh!" Jelas pria tua yang bernama Chandra itu.

"Lalu bagaimana bisa Anda berada di sini? Anda bahkan sampai menolong kami disaat yang tepat." Ucap Maya tanpa menurunkan kewaspadaannya.

"Soal itu karena aku terus mengawasi kalian selama beberapa hari terakhir ini." Ucapan pria itu mengejutkan Praja dan Maya.

Kakek Chandra lalu menjelaskan soal dirinya yang mulai mengawasi Praja dan yang lainnya semenjak pertarungan melawan Ajag waktu itu.

"Apa, jadi kau mengawasi kami sejak hari itu?" Ucap Praja dengan terkejut.

"Iya, bahkan orang yang meminta kalian untuk menyelidiki warung makan itu adalah orang suruhanku." Jelas Kakek Chandra, membuat Praja dan Maya semakin terkejut.

"Jadi, semua yang terjadi hari ini dan kemarin adalah rencanamu?" Balas Maya dengan nada sedikit tinggi.

"Tidak juga, orang yang memiliki warung makan itu memang lawan yang tangguh. Jadi sekalian saja dia kujadikan bahan untuk mengetest kemampuan kalian!" Terang Kakek Chandra.

Indagis 1: Jawa ArcTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang