Periode pertamanya menjabat sebagai seorang gubernur, adalah sebelas tahun yang lalu. Caraka Okanpraja dilantik secara resmi untuk membina rakyat di bawah pimpinannya pada tahun 2013, kala itu.
Sebelumnya, jejak pacu politik Caraka dimulai dengan kedudukannya sebagai Ketua DPW Aspirasi Rakyat selama lima tahun, terhitung sejak tahun 2000-2005. Menghantarkan jalan gemilang pada jabatan dan kursi parlemen anggota dewan pada tahun 2005. Tidak bertahan lama, Caraka mengundurkan diri di tahun 2013 untuk melakukan pencalonan gubernur di tempat kelahirannya.
Caraka menjanjikan banyak hal semasa kampanyenya, termasuk mengatasi isu kemiskinan dan prevelansi stunting di tempat kelahirannya tersebut. Menang dengan 58,70 persen suara, begitu saja, Caraka memulai periode kepemimpinannya sejak saat itu.
Selama periode jabatan pertamanya, Caraka memperoleh kepercayaan masyarakat, dijadikannya sebagai tiket emas untuk mencalonkan diri sekali lagi pada periode kedua.
Kali ini, ia didampingi oleh mantan Sekretaris Daerahnya, Tjahja Kuntadi.
Tjahja, sebelumnya merupakan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. Jejak karirnya kemudian terpecut hingga berhasil menduduki jabatan Sekretaris Daerah pada tahun 2013-2018, ketika Caraka sedang menjabat periode pertama.
Ketika itu Caraka dan Tjahja, menemukan keselaran dalam kedudukan mereka. Bagai gayung bersambut, aspirasi masyarakat menyuarakan agar Caraka dan Tjahja mencalonkan diri pada periode kepemimpinan kedua.
Narasi yang membawa kedua pria itu menjadi sepasang dalam kedudukan pemerintahan selama lima tahun.
Koneksi baik yang dibangun keduanya, bukan hanya pada satu sama lain, berimbas kepada sosok terdekat mereka.
Caraka dan Tjahja, dengan sadar mengetahui bahwa kedua anak mereka memiliki kedekatan yang lebih dari sekedar persoalan profesional.
Devanesan dan Lakeisha.
Ikatan di antara keduanya, sudah seumpama rahasia umum yang hampir kebanyakan orang telah ketahui.
Entah bagaimana saat itu mereka memulai semuanya. Namun, satu hal yang pasti, bahwa hubungan Deva dan Keisha tidak bertahan lama. Sebagaimana di saat yang sama, berita keretakan di antara Caraka dan Tjahja turut berhembus. Bagai angin yang menyapa tiap-tiap sudut tanpa permisi.
Imbas dari berita yang tanpa henti bergaung selama berhari-hari tersebut, Tjahja seolah membenarkan semua praduga dengan tidak lagi berada di satu partai sama dengan Caraka. Berikut Keisha yang seolah dibuat menghilang begitu saja.
Tidak ada sejarah di mana pemegang kekuasaan membiarkan keburukannya terbongkar begitu saja.
Sesuatu hal sesungguhnya tengah berusaha ditutup-tutupi.
Berbahaya, sebab dapat menjadi bom waktu pematik api pada mereka yang berada di balik layar.
Kenyataannya, politik menggelapkan mata. Tidak jauh berbeda dengan narasi kawan adalah lawan. Siapa saja dapat berubah hanya dengan satu kesalahan.
Caraka dan Tjahja adalah wujud sesungguhnya dari perumpamaan tersebut.
Sudah terbayang akan bagaimana media memberitakan perihal pencalonan diri Tjahja sebagai calon gubernur periode selanjutnya, di saat yang sama Deva juga disebutkan akan menjadi seorang wali kota. Mereka yang sempat dikabarkan berperang dingin, kini seolah sedang sama-sama memperjuangkan kedudukan di garis pemerintahan sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Tengah Kelindan Semu
RomanceTidak seharusnya mereka bertemu lagi. Semua angan dan harapan sudah seharusnya diratakan bersama dengan perpisahan. Tidak seharusnya kaset lama itu diputar kembali. Devanesan Manuk, mengejar karir politik untuk membesarkan namanya. Sementara Lakeish...