"Papa, is it mama's ex lover? He's so handsome!"
Fourth mengerutkan keningnya ketika mendengar seruan putrinya yang kini berlari kecil kepadanya dari pojok gudang yang akan menjadi kamar baru sang putri yang hendak di renovasi mulai minggu depan. Gadis yang baru berusia sepuluh tahun itu menyerahkan beberapa lembar polaroid usang yang ia temukan saat membersihkan calon kamar barunya itu.
"What is it? Whe—where did you found all this?!"
Fourth seketika terdiam, ia terduduk dengan lembaran-lembaran itu di tangannya.
Matanya tersorot kerinduan mendalam akan sosok tampan di dalam polaroid tersebut. Hatinya mencelos, teringat semua yang terekam oleh kertas di genggamannya.
"He is... my ex, Glam," Ujarnya pada Glam, putri sematawayangnya
Fourth tersenyum sendu, membelai lembut polaroid tersebut seakan sosok di dalam kertas itu adalah nyata. Sedangkan Glam menunggu dengan antusias. Ayahnya seorang gay? Pikir Glam antusias.
"That's cool! Lalu? Di mana dia sekarang?" Tanya Glam memecah lamunan sang papa.
Fourth beralih memandang putrinya lembut, selembut ia memandang sosok tampan di dalam polaroid, "Dia sudah jadi bintang, mengawasi kita dari langit sana,"
Setetes air mata jatuh dari pelupuk sipit itu, tepat setelah Fourth mengingat momen menyeramkan yang pernah ia alami bersama kekasihnya.
Sang musuh yang diincar keluarga Fourth karena ibu Gemini telah mencampakkan hati ayah Fourth. Dendam masa lalu membuat ayah Fourth tidak terima cintanya di tolak dengan naas, maka dari itu, Fourth terpaksa juga harus mengorbankan cintanya demi kepuasan hati sang ayah.
"His name is Gemini, papa sayang sekali sama dia, mama pun tau itu. Dia orang baik," Tutur Fourth seraya mengusap air matanya cepat, ia menerawang ke jendela, hujan di luar sungguh deras, persis seperti malam terakhir Fourth bisa memeluk tambatan hatinya. Rasanya masih sama, sakit tak tergambarkan, Gemini mati dari peluru Fourth sendiri. Gemini menjadi korban keluarganya.
Ketika keduanya terhimpit oleh keadaan, dan ayah Fourth telah mengetahui hubungan Fourth dengan incarannya selama ini. Sang ayah tidak terima. Hingga Fourth dipaksa untuk memilih, Gemini yang mati, atau ayahnya yang mati.
Fourth tidak bisa membuat pilihan, ayahnya dan Gemini adalah orang yang ia cintai, ia tak akan pernah bisa memilih. Saat itu, ingin sekali rasanya jika ia saja yang harus mati.
Pria berusia empat puluh tahun itu menghela nafas kemudian, "Tapi, dunia tidak mengizinkan papa dan Gemini saling menyayangi untuk waktu yang lama, like papa loved you and your mom,"
"Why?" Tanya Glam lagi.
Lagi-lagi Fourth terdiam, sampai saat ini ia masih belum bisa merelakan kepergian Gemini dari hidupnya. Apalagi dirinya sendirilah yang menjadi penyebab kematian sang kekasih. Meskipun kini ayahnya sudah meninggal dan dirinya memulai hidup baru di tempat tinggal yang baru. Tanpa Gemini, tanpa ayahnya.
Pria dewasa di depan Glam menggeleng pelan, "Lupakan. Karena yang terpenting, kini papa dan mama selalu menyayangimu," tutur Fourth lalu merengkuh putri cantiknya.
"And daddy Gemini will be love me too!" Tambah Glam dengan senyum tulus.
Glam memeluk papanya sebentar, lalu menarik dirinya untuk mengusap air mata sang papa yang bersedih, "He will be sad if he saw you crying like this, papa,"
Fourth membenarkan dalam hati, Gemininya tidak pernah suka air mata. Tidak, Gemini begitu memanjakannya, memberikan seluruh dunianya hanya untuk Fourth. Lelaki itu amat sangat mencintainya.
"Yeah, you're right! Daddy Gemini tidak pernah suka air mata," sambung sang mama yang datang bergabung setelah beberapa saat menguping pembicaraan ayah dan anak di dalam gudang tersebut.
"Kenapa kamu panggil Gemini pakai sebutan Daddy, Glam?" Tanya sang mama kemudian.
Lalu Glam tersenyum simpul, "I have no idea, Glam rasa kalian akan setuju dengan ini," Ujar Glam enteng, "You keep dad's photos at your box, mom. Dan pernyataan papa tentang his ex, Glam pikir mama dan papa menempatkan daddy Gemini di tempat spesial di hati kalian. Apa boleh Glam memanggil Gemini dengan sebutan Daddy?"
Sontak kedua orang tua Glam saling melempar tatap, sedetik kemudian keduanya tersenyum kecil.
"Glam, kalau daddy Gemini nggak berkorban, mungkin papa dan mama akan kehilangan Glam," Tukas Earn, mama Glam, "He's such a kind person, papa dan mama mencintai Gemini,"
Earn, gadis yang hadir sebagai penyemangat baru di hidup Fourth, pertemuan dan pernikahan mereka telah diatur keluarga, bahkan ketika Fourth masih mencintai Gemini dengan sangat. Dan Earn dipaksa meninggalkan kekasihnya hanya untuk menikah dengan Fourth, mempunyai keturunan, hidup normal seperti kata orang tua mereka.
Keduanya sepakat menikah dan hidup sebagai sepasang teman, mungkin nanti akan timbul rasa yang lain diantara mereka. Glam masih sepuluh tahun, hidup mereka masih panjang, dan berada di tempat yang sama bukanlah solusi.
"I missed him, Earn..."
End!
KAMU SEDANG MEMBACA
Gado-gado (GeminiFourth Oneshoots)
FanfictionBerisi kumpulan cerita-cerita pendek Gemini dan Fourth beserta kawan-kawannya yang gado-gado banget. Selain GeminiFourth, bakal ada TinnGun, HeartLiMing, sama NorthNight juga deh biar seru! Yang seneng-seneng, happy-happy, yang bikin ketawa ngakak...