Keesokan harinya. Safa masih sendiri karena Syifa sangat sibuk. Hal ini sudah biasa. Waktu masuk semester tiga pun Safa selalu sendiri karena sekolah ibunya Syifa sedang ada penerimaan peserta didik baru. Safa hanya membaca novel digital di depan kamar. Sesekali duduk, sesekali tengkurap di depan pintu. Cahaya matahari membuat matanya nyaman, dibanding dengan cahaya lampu.
Ting!
Suara pemberitahuan dari ponsel Safa. Dia segera mengambil jaket, lalu ke depan untuk menerima pesanannya.
Balik dari depan, Safa terhenti di depan kamar Irwan karena saat itu kebetulan pemilik kamarnya sedang mau keluar.
Safa bingung mau menanyakan apa, mau ke mana terkesan kepo, menawarkan makanan tapi cuma pesan seporsi. Dia hanya menatap Irwan yang sudah rapi. "Cie, mau pacaran, ya?" Pada akhirnya kalimat itu yang muncul, karena selain rapi, Irwan juga berkaca di kaca jendela.
"Iya, mau ketemu calon bapak menantu, itu kalau anak gadisnya mau sama aku, sih," gumam Irwan dengan enteng.
"Semoga sukses, Pak. Aku mau makan dulu," kata Safa sambil berlalu.
Irwan terkekeh melihat tingkah Safa. Saat akan mengunci pintu, ponsel yang ada di saku Irwan bergetar.
"Oh, ya udah. Pas banget," gumam Irwan. Dia mengetikkan balasan pesan tersebut.
Isi pesan :
Pak Mar
Katanya Syifa nggak sama Safa. Pertemuan hari ini dipending dulu saja. Kamu temani Safa di kos, ya.Anda
Baik, Pak.Irwan kembali masuk ke kamar. Dia mengganti pakaian santai.
Siang hari, Safa hendak membeli makan di warung makan samping kos karena jika pesan online, pasti akan lama.
"Loh, Pak Irwan nggak jadi ketemu calon mertu?" tanya Safa saat melihat Indra sedang merapikan rak sepatu di depan kamar.
"Nggak. Katanya disuruh jagain anaknya. Soalnya, anaknya lagi sendirian. Ya udah, deh aku nunggu sambil beres-beres," jelas Irwan. "Mau ke mana?"
"Makan. Bapak udah makan? Atau mau makan sama calonnya?" tanya Safa.
"Entahlah, saya belum lapar. Mau beresin ini dulu," kata Irwan.
Safa akhirnya pamit.
Karena pamitnya hanya ke warung sebelah, Irwan dengan santai melanjutkan aktivitas.
Sore hari Safa heboh, mengetuk-ketuk pintu kamar Irwan. Beberapa orang sampai memperhatikan tingkah Safa. Beberapa ada yang protes karena mereka sedang istirahat. Rupanya, si pemilik kamar pun sedang istirahat.
Safa tak peduli itu. Dia menunjukkan restoran baru yang penilaiannya hampir semua bintang lima. "Ayo, Pak. Kita ke sana. Aku pengen Creamy Chicken Spinach with Potato Wedges. Lihat tuh kayaknya enak banget," kata Safa heboh.
Irwan masih melek merem, matanya seperti enggan melihat layar ponsel ketika bangun tidur.
"Pokoknya setengah jam lagi, kutunggu di depan," putus Safa. Lalu pergi untuk siap-siap.
Setengah jam kemudian
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Cinta Mekar Kembali
Roman pour AdolescentsBahkan jomlo dari orok pun tahu rasa sakit karena kandasnya hubungan. Apalagi Safa yang sering sakit hati layaknya flu, musiman. Cerita ini adalah cerita yang dikemas ringan. Menceritakan kehidupan mahasiswa yang membosankan karena tokohnya termasuk...