Jeon Wonwoo X Choi Seungcheol
••••
Lilin-lilin berwarna biru, dengan susunan rapi dan jumlah yang spesifik, sembilan buah. Mengirimkan pesan yang tak mampu dicerna oleh logika. Pesan dari kegelapan yang selalu mengintai. Pesan Sang Pembunuh kepada...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✤𝐻𝑎𝑝𝑝𝑦 𝑅𝑒𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔✤
_______
Dua lelaki dengan jenis ketampanan yang sangat berbeda duduk berhadapan di sebuah bar yang sedikit remang dan eksklusif itu. Musik jazz dimainkan di sudut ruangan dan orang-orang bertabaran di seluruh ruangan, kebanyakan duduk di depan bartender, memesan berbagai jenis minuman berstandar tinggi.
Bar ini adalah bar dan lounge kelas atas yang ada di lantai tujuh di sebelah hotel bintang lima di kota, mengkhususkan diri pada koleksi bir dan anggurnya yang paling lengkap. Bar ini cukup diminati untuk pertemuan kalangan eksekutif muda dari penjuru kota.
Wonwoo dan Seokmin duduk berhadapan di sebuah sudut yang cukup sepi, jauh dari lalu-lalang orang. Sudah hampir dua jam mereka duduk di sana. Seokmin lebih banyak mendengarkan sedangkan Wonwoo bercerita.
Ketika Wonwoo menyelesaikan ceritanya, Seokmin menyesap lagi brandinya, brandi tua yang bagus, yang meskipun menimbulkan rasa menyengat dan membakar di mulutnya, tetapi langsung memberikan sensasi hangat dan nikmat yang diinginkannya.
"Aku tidak menyangka kau mempunyai jalan cerita yang sangat pelik... melibatkan salah seorang pegawaiku pula."
Seokmin menantap Wonwoo tajam, "Dan aku menyadari bahwa kau ada di ruangan meeting itu, berdiri diam sebagai salah satu pengawal Mr. Donghae."
"Aku kaget sebenarnya, tetapi kemudian aku berpikir entah kau sedang dalam penyamaran atau apa karena kau bersikap seolah-olah tak mengenalku, jadi aku tidak mau merusak apapun rencanamu itu. Kupikir setelah itu kau akan menghubungiku, tapi ternyata tidak."
Wonwoo terkekeh, "Maafkan ak Seokmin, aku terlalu fokus pada rencanaku sehingga melupakanmu."
"Hah, kau hanya mengingat sahabatmu ini di saat kau membutuhkan." Seokmin bersungut-sungut meskipun ada senyum di mulutnya.
Sementara itu Wonwoo hanya tersenyum tipis, "Jadi kau mau membantuku?"
Wonwoo tercenung, "Aku tentu saja akan membantumu semampuku, meskipun aku tidak menyangka kalau untuk membantumu aku harus melahan pihak berwajib."
"Yang mereka inginkan hanyalah hasil penelitian ayah Seungcheol, mereka berpikir priaku itu tahu sesuatu tentang sebuah penelitian yang belum selesai menyangkut mereka, dan mereka berpikir dengan menangkapku mereka bisa mengamankan Seungcheol di suatu tempat, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.... tetapi mereka salah, aku tidak akan semudah itu dikalahkan."
Seokmin menatap Wonwoo dengan hati-hati, "Mengenai penelitian ayah Seungcheol itu... apakah kau masih terikat dengan organisasi yang menyewamu untuk membunuh ayahnya? Apakah sekarang kau menculik Seungcheol atas perintah mereka?"
Mata Wonwoo tampak berkilat dingin, "Tidak pernah ada yang bisa mengerintahku, semua tahu itu. Ketika aku melakukan semua pekerjaan itu, aku melakukannya karena aku mau, bukan karena melaksanakan perintah mereka. Dan mengenai organisasi itu, permasalahan sudah selesai dengan kematian ayah Seungcheol, mereka memang juga menginginkan Seungcheol mati, tapi setelah menyadari bahwa pria manis itu tidak tahu apa-apa, aku sendiri yang membuat mereka melupakan Seungcheol, toh mereka sudah mendapatkan hasilnya."
