Jeon Wonwoo X Choi Seungcheol
••••
Lilin-lilin berwarna biru, dengan susunan rapi dan jumlah yang spesifik, sembilan buah. Mengirimkan pesan yang tak mampu dicerna oleh logika. Pesan dari kegelapan yang selalu mengintai. Pesan Sang Pembunuh kepada...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✤𝐻𝑎𝑝𝑝𝑦 𝑅𝑒𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔✤
_______
"Seungcheol..." Wonwoo setengah berbisik, sedikit mengguncang bahu Seungcheol yang tertidur, "Seungcheol, ayo bangun."
Seungcheol pun membuka matanya, membutuhkan waktu sejenak untuk mengumpulkan kesadarannya, dan ketika kesadarannya kembali dia terkesiap kaget mendapati Wonwoo membungkuk di depannya dengan berselubung bayangan gelap yang membuatnya tampak seperti siluet yang menakutkan.
Dia hampir menjerit, tetapi Wonwoo menempatkan jemarinya di bibir Seungcheol.
"Ssttt..." Suaranya tajam, tegas dan tak terbantahkan, "Diam... dan jangan bersuara, kau akan ikut aku."
"Aku tidak mau!" Seungcheol menjerit, membuat Wonwoo langsung membekap mulutnya. Tapi hal itu malahan membuat Seungcheol meronta-ronta, berusaha mengeluarkan suara jeritan protes. Dia tidak mau mengikuti kemauan lelaki ini, dia ingin pulang. Dia ingin lepas dari semua kepelikan ini dan kembali ke dalam kehidupan biasanya yang nyaman. Hidupnya yang tenang tanpa ada Jeon Wonwoo di dalamnya!
Wonwoo sendiri merengut gusar karena Seungcheol terus menerus bergerak melawanya, dia lalu menolehkan kepalanya dan ke arah Myungho yang dia tahu ada di sana, berdiri dalam kegelapan menatapnya.
"Myungho."
Wonwoo mengucapkan isyarat tanpa kata ke arah Myungho, dan pelayan setianya itu langsung mendekat. Sedetik kemudian, dengan ahli, Wonwoo menyentuh saraf di titik penting Seungcheol sehingga membuatnya pingsan, tubuhnya langsung jatuh lemas dan tenggelam dalam ketidaksadaran. Wonwoo setengah menopang tubuh Seungcheol, lalu menatap Myungho yang berdiri di dekatnya.
"Siapkan dia. Aku sendiri juga akan bersiap-siap, ingat, tidak boleh ada seorang pun yang tahu tentang rencana ini, kita harus berhati-hati."
Salah seorang anak buahnya yang disusupkan ke dalam kantor tempat Mingyu bekerja telah memberikan informasi rahasia barusan, bahwa mingyu mulai mencurigai motivasi Mr. Donghae ingin menjalin kerjasama dengan perusahaan yang kebetulan merupakan tempat Seungcheol bekerja. Dan saat ini dari hasil pencariannya, Mingyu telah berangkat bersama agen-agen paling kuatnya untuk datang dan mengawasi rumah ini. Sebelum itu terjadi, Wonwoo harus membawa Seungcheol pergi dari rumah ini.
Sebelum pergi, Wonwoo menekan nomor Donghae, meskipun pertemanan mereka bisa dikatakan sangat kompleks, lelaki itu adalah mentor sekaligus temannya yang setia, dan Wonwoo akan selalu bisa mengandalkannya dalam kondisi seperti ini.
"Ada apa, Wonwoo?" Donghae mengangkat teleponnya, suaranya serak seperti baru saja terbangun dari tidurnya.
"Aku membutuhkan bantuanmu lagi, Donghae." Wonwoo pun mengucapkan serangkaian instruksi. Setelah selesai, dia menutup percakapan dan senyum tipis terkembang di bibirnya. Wonwoo membayangkan betapa gusarnya Mingyu nanti ketika lelaki itu datang ke rumah ini dan menyadari bahwa dia sudah selangkah lebih maju.
