Chapter 28

758 90 50
                                    


Rasanya semua seperti embun tipis di atas dedaunan yang akan lenyap seiring datangnya hari. Ketika cahaya matahari menelusup masuk melalui celah gorden, Jeonghan perlahan membuka matanya yang masih mengantuk. Ia menatap tempat di sampingnya, tangannya terulur untuk menyentuh tempat itu. Sudah dingin. Tempat di sampingnya sudah dingin. Pria itu sudah pergi sejak lama. Jeonghan meragukan bahwa semua yang terjadi semalam nyata, namun tubuhnya di bawah selimut masih hanya mengenakan jubah mandi putih tanpa pakaian dalam. Mereka berdua 'melakukannya' di kamar mandi sampai Jeonghan tidak bisa berdiri dengan kakinya sendiri. Pria itu membersihkan tubuhnya, membungkusnya dengan jubah mandi dan bahkan mengeringkan rambutnya. Itu bukan mimpi kan? Jeonghan meragukan ingatan acak di dalam kepalanya yang terjadi semalam.

Dengan perasaan hampa Jeonghan meringkuk di tempat tidur, memeluk selimut yang samar-samar ada aroma parfum Joshua yang tertinggal di sana.

Apakah dirinya begitu tidak tahu malu jika mengharapkan Joshua tetap tinggal di sisinya? Joshua kehilangkan segalanya karena dirinya, begitu tidak pantas jika sekarang Jeonghanan agar pria itu tetap tinggal di sampingnya. Sedangkan kehadirannya saja sudah merupakan sebuah luka bagi Joshua. Kenapa mereka harus bertemu dengan cara seperti ini? Jeonghan menghirup napas dalam-dalam, tenggorokannya terasa sakit ketika segumpal air mata coba ia tahan agar tidak jatuh.

Dulu ia hanya seorang anak muda yang egois dan impulsif. Ketika bertemu ayah Joshua ia merasa menemukan sebuah 'rumah' yang bisa menerima dirinya apa adanya, mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang tidak pernah Jeonghan dapatkan dari siapapun kecuali ayah kandungnya di masa anak-anak. Perasaan bahagia berubah menjadi ketergantungan, ketergantungan berubah menjadi keserakahan tak terkendali, dengan segala cara ia ingin memiliki pria itu untuk dirinya sendiri. Mengharapkan lebih dari yang seharusnya. Ia tidak pernah berpikir bahwa semua tindakannya di masa lalu tersebut menciptakan efek kupu-kupu yang berdampak besar pada hidupnya sekarang; hubungannya dengan Joshua.

Andai malam itu ia tidak mencegah pria itu menemui anaknya di rumah sakit yang baru saja mengalami kecelakaan pasti Joshua tidak akan begitu membenci ayahnya dan dia tidak harus melewati masa-masa berat itu sendirian. Orang yang menciptakan Joshua sekarang adalah dirinya. Ia yang membuat luka pada Joshua, membuat kebencian di hatinya.

Begitu tidak tahu malu jika sekarang ia berharap Joshua berada di sisinya ketika semua penyebab luka dan rasa sakit itu adalah dirinya.

Jeonghan menarik napas perlahan, dadanya berdenyut sakit saat oksigen masuk ke paru-parunya. Aroma Joshua masih tertinggal di tempat tidur, tapi sosoknya tidak ada di depan matanya lagi.

***

Pagi-pagi sekali bahkan sebelum matahari terbit Joshua sudah meninggalkan rumah itu. Sejak malam hingga pagi menjelang Joshua hanya berbaring di sebelah lelaki itu, menatap wajah cantik yang tertidur lelap dalam cahaya redup. Wajah damai yang tertidur itu untuk sejenak membuat Joshua merasa tenang, namun ketika kakinya melangkah keluar dari rumah itu hatinya kembali dilanda amukan badai.

Ia membawa tas berisi pakaian bersih, pulang ke apartemen Minghao untuk mandi dan berganti pakaian bersih. Setelah mandi dan berpakaian rapi Joshua berangkat ke perusahaan seperti biasa. Memeriksa laporan yang menumpuk di atas meja, memimpin rapat pagi, bertemu tamu penting dari luar negeri. Hari itu Joshua sangat sibuk, namun kesibukannya tidak menghentikannya dari merindukan lelaki itu. Ia menghabiskan hari dengan perasaan hampa. Tidak ada lagi asisten Yoon yang selalu mengikuti kegiatannya setiap hari, bahkan ia harus makan seorang diri.

Langit senja menggoreskan warna oranye di langit senja, kawanan burung bergegas kembali ke sarang mereka sebelum langit gelap. Cahaya oranye masuk melalui jendela kaca, Joshua duduk di belakang meja kerjanya. Kedua kakinya beristirahat di atas meja, ia bersandar di kursi kerja dengan kedua mata terpejam. Cahaya matahari senja jatuh di sisi wajah tampannya, Joshua mengerutkan keningnya, perlahan membuka mata menoleh ke arah jendela kaca. Suasana senja membuatnya merasa kesepian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dead Wood [JIHAN FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang