Noted; author nya galak, ga usah ada kepikiran buat jiplak😾🫵🏻
☆
☆
☆By: mldnvnrc
♧♧♧♧♧
♧
♧
♧
*Diruang Pertemuan."Di jam berapa kau meninggalkan Batalyon ini?" Jendral edwan menduduki kursi kerjanya, mulai bertanya kepada dia yang telah lancang pergi tanpa pamit ataupun mengerti kondisi.
"Kau tau pagi ini ada pelantikkan kan?" imbuhnya lagi semakin membuat laki-laki dihadapannya seakan tak bisa membuka mulut untuk sekedar menjelaskan.
Dalam diamnya Arsam terus berfikir dari mana ia akan mengawali semua penjelasannya, tak mungkin jugakan ia akan menjelaskan kebenaran tentang alasannya kabur ke Jakarta?. Hingga akhirnya satu gebrakkan meja seketika membuatnya melonjak tertegun.
Brraaakkkk
Nyaring tapi terdengar hampir keluar ruangan. "Saya bertanya ARSAM-!!!" lantang nan tegas itulah ciri khas perkataan amarah yang selalu arsam dengar dari Jendral Edwan.
"Saya ke Jakarta, menemui putri Jendral Haidar" titahnya sesekali menutup mata, karena tau akan tindakan Jendral Edwan selanjutnya.
Untuk kesekian kalinya, amarah jendral Edwan seakan memuncak. Dengan sangat amat geram, pelan menghantam ujung meja dengan kepalan tangannya.
"Kembali ke kamar mu, besok pagi saya tak ingin melihat kamu ada disekitar lapangan utama." lanjut jendral Edwan yang kemudian meninggalkan arsam sediri dalam ruang pertemuan.
Hal itu sedikit membuat arsam lega, tetapi juga ikut keheranan. Pasalnya ia bahkan tak mendapatkan hukuman apapun dari sang Jendral. Pun begitu, tak sama sekali membuatnya terlalu memikirkannya. Ia kemudian segera kembali beranjak menuju kamarnya.
Tetapi, entah dalam bentuk dan rasa yang seperti apa. Sesaat sebelum dirinya baru saja akan membuka pintu kamar, tak disangka pintu kamarnya justru terbuka, menampilkan Bayu yang akan keluar dari kamar.
"Kau? Sudah datang? Baguslah" titahnya sama sekali tak memperdulikan arsam yang terlihat sinis kala memandang dirinya.
Keduanya berhadapan, jemari arsam sudah mengepal sejak pintu kamar terbuka, tatapannya tajam seakan seekor singa yang akan memangsa target kekenyangannya. Dan benar saja, didetik selanjutnya, kala Bayu akan melewati arsam dari jalannya,....
SSSRRREEETTTTT.........,
BRRRUUUGGGHHH
Arsam menarik pergelangan lengan Bayu, melayangkan pukulan keras yang hampir membuat laki-laki itu terjatur dari berdirinya. Mendapati arsam yang penuh akan kemarahan, tak mengenal waktu, bayu membalas pukulan itu jauh lebih keras dari apa yang ia terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Expulsion
Fiksi Penggemar"Cantik, harapan saya kali ini adalah menjadi masa depan mu ren" bisik arsam pelan yang hanya terdengar oleh angin malam yang kian menusuk tubuhnya.