- 17

1.2K 244 129
                                    

Menjadi petani.

Di Rimbara.

Masa depanku ternyata begini.

Aku merusak sejumlah lahan tanam di Rimbara, dan rupanya Boboiboy rasa matcha itu menganggap dirinya reinkernasi dari King Balakung—jadi dia tidak senang karena aku merusak wilayah kekuasaannya. Dalam sejarahnya, King Balakung berhasil mengusir musafir tak diundang dari planet lain, mensejahterakan Rimbara, duduk di tahta pemimpin di planet Rimbara, serta-merta melindungi Rimbara sebagaimana seharusnya seorang Raja bersikap.

Celakanya, aku malah mendarat dengan jangkar berbentuk sirip metal di bawah armada pesawat terbangnya TAPOPS, dan karena kesalahan teknis, aku mengacaukan berkilo-kilo meter tanah Rimbara.

Dan kopi paste King Balakung itu, Rimba, padahal nama aslinya Balak, menyuruhku membereskan lahan tanahnya.

"Bagaimana kalau aku memanggil bala bantuan? Aku punya beberapa orang untuk membantu di TAPOPS." Aku bernego. Aku tidak berusaha membodohinya. Baiklah, ini salahku. Dan kalau dia mau tanah airnya kembali cantik, bantuan alien mop-mop akan mempercepat progres reboisasinya.

"Tapi kamu yang mengacaukannya. Bukan orang lain." Rimba menunjuk ke arah batang hidungku, mempersidangi aku seperti terpidana mati. Aku memang sudah berpengalaman dijustifikasi begini. Tapi masalahnya, persidangan alotku kali ini terjadi bukan di lembaga peradilan TAPOPS, melainkan di ruangan penuh stalagmit dan stalagtit, yang pintu masuknya ada di bawah akar sebuah pohon gaharu raksasa berdaun menyirip.

Rimbara terdiri atas hutan-hutan. Ekosistem pohonnya bervariasi, sampai aku tak dapat mengenali satu pun dari genus tumbuhan mereka. Contohnya pohon ini. Benar. Aku berdiri di ruangan yang berbentuk mirip gua batuan gamping, tapi karena ada mata air dari atas sana, guanya dikelilingi oleh sungai beraliran dikotomik. Sumber air tidak berhenti menetes-neteskan air dari ribuan batu-batu kapur, sehingga keadaannya cenderung basah, dan dingin.

Airnya tidak berhenti mengalir, dari planet ini terbentuk melalui ledakan supernova, sampai ke detik ini. Makanya, lama kelamaan, airnya membentuk gigi-gigi yang menjorok ke bawah hari hasil bekuan mineralnya. Stalagktit.

Kupikir ini hanya murni gua. Tapi nyatanya tidak. Beberapa dinding gua merupakan bagian dari akar pohon gaharum besar, dan disinilah dimana aku dipersidangi oleh Boboiboy rasa matcha.

"Jadi maksudmu, aku harus membersihkannya sendirian?" Aku menaikkan alis.

Aku diperhatikan oleh sekumpulan alien yang wujud tubuhnya similiar terhadap jamur. Mereka memiliki kaki, tangan, dan otak. Ada sebagian alien berbentuk sayuran. Rambut mereka berupa daun cervinervis. Mereka juga difasilitasi panca indera—aku dikelilingi makhluk-makhluk Plants versus Zombie.

Sedangkan Rimba di atas situ, duduk di sebuah panggung dengan kanopi solid dari tumbuhan merambat, di atas kursi takhta dari batang bangkirai tua.

"Iya. Benar." Rimba memposisikan siku tangannya di bahu kursi takhta. Dia pongah.

"Bukannya aku sudah menjelaskan segalanya?" Aku mengangkat sedikit tanganku yang sayangnya terbelenggu oleh darkwood berbentuk ular. Dia sengaja memerangkap aku. Apa kubilang. Aku benar-benar dibawa ke jalur hukum. "Aku utusan TAPOPS. Kamu superhero, tapi kamu terhipnotis oleh seekor katak langka bernama Katakululu. Kamu kehilangan ingatan karena kamu terlalu lama berpencar. Dan, aku ingin kamu ikut denganku, untuk kembali ke TAPOPS."

"Kamu meragukan." Rimba menyipitkan mata.

"Apa mukaku seperti kriminal?" Aku membalas sengit tatapannya.

Boboiboy x Reader | The VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang