Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca 🐣.
.
.
.
"Aku mohon, Gulf"
"Hm? Kamu mengatakan sesuatu barusan?"
"Hiksss hikss aku mau kembali ke kamar" Mew menahan serangan Gulf sambil berusaha pergi namun Gulf justru mendorong tubuh ringkih itu, menidurkannya dalam posisi telentang di atas sofa sementara dia naik ke atas tubuh dan menekan kedua pergelangan tangan Mew di atas kepala.
"Wow, sudah dimulai. Sudah dimulai!!!" Teriak salah satu tamu, membuat semua orang yang ada di ruangan berkumpul mengelilingi Gulf dan Mew.
"Jangan lakukan itu. Jangan, Gulf. Hiksss. Aku mohon, jangan lakukan padaku seperti ini. Aku sudah memberikan semua yang ku punya padamu. Satu permohonanku saja tidak bisa kau lakukan?" Mew menjerit. Ia sangat ketakutan di tengah tatapan antusias orang-orang, seolah tidak sabar untuk melihatnya diterkam oleh binatang buas seperti Gulf.
"Diam"
Gulf menyergap bibir Mew tanpa peringatan. Di lumatnya bibir itu, di gigit hingga ia dapat merasakan rasa darah yang nikmat kemudian beralih mencari lidah Mew serta memainkan langit mulut sementara Mew, tubuhnya menegang. Mew mau muntah. Seumur hidupnya, tidak pernah ia merasakan perasaan aneh seperti ini. Jika biasanya ia merasakan penis Gulf yang keras dan panjang, kali ini merasakan seperti segumpal daging lunak dan hangat yang di paksa masuk ke dalam mulut. Daging lunak itu bergerak menggeliat dan tidak bisa dikunyah seperti daging sapi atau ayam. Benar-benar sangat aneh bagi Mew.
Dalam pejaman mata, Mew tidak sengaja mengintip ke arah kerumunan dan mendapat reaksi yang aneh. Wajah orang-orang itu terlihat sangat terkejut seperti melihat hantu.
Wanita yang baru pertama kali datang beraksi bingung ketika orang-orang itu saling berbisik satu sama lain.
"Hei, ada apa? Kenapa reaksi kalian seperti itu? Seperti tidak pernah lihat orang ciuman saja"
"Gulf yang kami kenal tidak pernah mencium jalangnya, baik saat sex's atau tidak"
"HAHH??!"
"M-Makanya kami sangat terkejut dengan apa yang kami lihat sekarang. Kami hampir tidak mempercayainya walau terjadi di depan mata kami sendiri"
"Ya, benar. Apakah Gulf menyukai jalang yang itu?"
Para tamu masih bertanya-tanya sementara di sisi lain, Mew sudah kehabisan nafas. Gulf terus mendorong masuk lidah panjangnya, menekan hidung pesek Mew sehingga membuat oksigen tidak bisa sepenuhnya Mew serap. Jantung Mew mulai terasa sakit.
Ia menepuk bahu Gulf berulang kali hingga Gulf melepaskannya. Benang saliva tercipta dan berakhir mengotori sekitar bibir ranum Mew.
Mew segera melirik ke samping untuk menyembunyikan wajah kembali sambil meraup oksigen dan mengusap bibirnya.
Tidak perlu menunggu, Gulf segera menurunkan sedikit kemeja Mew, memperlihatkan bahu yang belum sembuh oleh gigitan dan luka yang ia berikan sebelumnya. Dikecupnya bahu itu dengan lembut dan sensual.
Merasakan permainan lidah hangat milik Gulf pada bahu, Mew menggeleng ribut. Ia kembali nangis namun dalam diam. Ia tidak mau dipergoki tamu saat menangis.
Mew masih berusaha melepaskan tangan yang Gulf tahan tapi sia-sia.
"Hiksss hik lepaskan aku"
"Lepaskan aku--kumohon lepaskan aku hikss. Kasihanilah aku"
"Atau kau bisa bunuh aku saja--hikss. Aku lebih baik mati daripada kau lecehkan di depan banyak orang seperti ini hikssss" Mew larut dalam putus asa. Gulf dapat merasakan tangan Mew dan seluruh tubuhnya bergetar hebat. Gulf menyadari bahwa Mew sangat ketakutan daripada yang terjadi sebelum-sebelumnya. Gulf menatap wajah Mew. Air mata berlomba mengalir pada sudut mata nya yang lelah dan bengkak. Ia segera bangkit dari posisinya lalu menggendong Mew kembali ala bridal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILVER HAIR 🔞⚠️ || GULFMEW
Fanfic🔞 AREA ♦ BXB ♦ MPREG ♦ 21+ Mature Content ¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢ Bagi sebagian orang, hidup damai dan bahagia itu adalah sebuah tujuan. Bagaimana jika---di dalam tujuan 11:1.000.000.000 orang di bumi tidak memiliki semangat...