Bella tidak mengerti bagaimana bisa ada tukang ojek yang penuh percaya diri seperti Habib. Belum ada laki-laki yang bisa menang saat berdebat dengan dia sebelumnya, tapi ternyata Habib si tukang ojek yang tidak tahu diri itu bisa. Bella sampai sudah kehilangan kata-kata.
"Bel, mukamu serem banget. Lagi PMS-nya?" tegur Reno yang sedari tadi duduk bersama dengan Bella menunggu persiapan launching produk skincare buatannya sendiri.
"Kamu jangan gitu ya nanti kalau di atas panggung. Senyum dong! Nanti pelangganku bisa kabur semua," ucap Reno takut-takut.
Bella malah memelototi Reno. Dia ingat bahwa Habib dan Aina sebenarnya tidak akan bertemu lagi kalau bukan karena istri dari playboy internasional ini. Agmi jugalah yang membuat Aina jatuh cinta pada Habib dengan segala ceritanya tentang ibu hamil remaja yang merupakan murid Habib itu.
"Reno, kamu kenal sama Habib?" tanya Bella
"Habib? Siapa?" Reno mengerutkan kening sejenak. Kemudian dia jadi ingat. Sepertinya itu adalah nama yang sempat membuatnya sensi juga beberapa hari lalu. Nama yang terus-menerus diceritakan dan dipuji oleh Agmi istrinya. Guru dari ibu hamil remaja yang hamil karena open BO. Kemarin Agmi sempat menceritakannya lagi, katanya si Habib itu lagi PDKT sama tetangga mereka Aina. Oh! Sepertinya Reno paham ke arah mana pembicaraan Bella ini.
"Habib pacar barunya Aina itu ya?"
Reno ngeri juga melihat tatapan tajam Bella yang kayak setan alas. "Tukang ojek kurang ajar itu nggak tahu diri sama sekali! Dia kira dia pantas bersanding sama Aina!"
"Aku nggak bisa merestui mereka! Nggak bisa!"
Reno sebenarnya bingung kenapa Bella bisa semarah itu. Bella dan Aina itu memang saudara yang sudah pasti saling menyayangi satu sama lainnya. Tapi nada bicara Bella kayaknya ada dendam pribadi deh.
"Oh! Lebih baik aku telepon Kakek aja. Kalau Kakek yang ngomong, si Mokondo itu pasti langsung kincep!"
Bella merogoh tas dan mengeluarkan ponselnya. Suara ramah kakeknya langsung terdengar begitu telepon mereka tersambung.
"Halo, Bella sayangku, cintaku!"
Reno mencebik mendengar suara kakeknya yang agak bikin merinding. Kakeknya itu memang selalu menjadi alay kalau berhadapan dengan Bella. Bella adalah cucu kesayangan Prof Sumarto semua tahu itu.
"Kakek! Aina bikin ulah! Masa dia pacaran sama tukang ojek sih. Tukang ojeknya juga nggak tahu diri banget. Masa dia bilang tempatnya di samping Aina, ngeselin banget, Kek!"
"Hah? Tukang ojek? Siapa namanya?" suara Prof Sumarto kayaknya juga kaget banget.
"Namanya Habib. Dia juga Nyambi kerja jadi guru matematika." Bella menoleh pada Reno. "Kerja di mana dia?"
"Eh, kalau nggak salah SMA X," jawab Reno setelah berpikir sebentar.
"Dia kerja di SMA X, Kek. Jadi guru sukwan di sana."
"Oh, jadi dia guru ya aslinya." Bella mendengkus jengkel. Mengapa Kakeknya malah menerima informasi yang jadi nilai plus Habib itu sih? Padahal Bella maunya Prof Sumarto marah dan tidak merestui mereka kayak di drama-drama Korea yang kemarin dia tonton bareng ibu dan Aina.
"Kamu tenang dulu ya, Bella sayang. Kakek akan cari informasi dulu tentang Habib ini. Kakek juga nggak mau kalau cucu-cucu cantik kesayangan Kakek dipermainkan lelaki yang tidak pantas."
Senyum jahat Bella terkembang. Oke! Kakeknya sudah turun tangan. Kamu salah Habib karena berani cari masalah dengan keluarga besar Prawirohardjo!
***
Duh, Bella! Kamu tuh sakit! Ngapain sih kamu segitunya sama Habib. Kasihan juga aku sama Habib lama-lama! Eh, halo pembaca budiman. Alex di sini. Kangen nggak sama aku? Vote dan komen ya!
Kalian pasti masih ingat bab awal cerita ini kan? Habib dan Aina akhirnya nikah kok. Walaupun perjalanan untuk ke sana masih panjang. Hahaha. Aku nggak tahu juga kenapa Mamiku ngasih spoiler ini di awal. Pokoknya kalian tunggu aja ya chapter selanjutnya. Bye bye!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikahi Dokter 2
RomanceKehidupan setelah pernikahan ternyata tidak mudah. Tidak seindah di novel-novel romance. Apakah happly ever after itu ada?