"Thanks zayne, i'll pay you back later. I want to treat you a meal but, i can't now. Today is my anniversary with Xavier." Moon melepaskan sabuk pengamannya dan berniat untuk membuka pintu mobil zayne, namun ditahan oleh zayne.
Zayne segera turun dan membukakan pintu untuk moon. Moon tertawa kecil saat keluar dari mobil zayne.
"You don't have to do that" ucap moon yang hanya dibalas senyuman oleh zayne."Make sure if you feel something wrong even just a little, come to the hospital immediately" moon mengangguk paham, ia lalu memeluk zayne dan pergi ke arah rumahnya.
"Bye zayne. Thank you once again"Moon berjalan sambil melompat kecil dengan senang. Awalnya ia merasa tak enak kepada Xavier karena harus menjalankan misi dadakan pada hari anniversary mereka. Namun ia sudah mempersiapkan kado yang pasti Xavier bakal suka.
sebelum menuju ke lantai 6, tempat tinggal Xavier. Moon berjalan menaiki lift ke lantai 5 menuju tempat tinggalnya, sekedar untuk mandi dan bergantian pakaian karena sudah beraktivitas seharian.
Namun saat baru saja ia mau membuka pintu, moon dikejutkan dengan suara ledakan dari arah tempat tinggal xavier.
Dengan panik, moon berlari menaiki tangga menuju lantai 6, ia segera memencet angka code pintu unit tempat tinggal xavier, para tetangga juga nampak keluar dari tempat tinggal mereka dengan tatapan khawatir.
Setelah berhasil memasukkan code, Moon membuka pintu dan langsung di sambut oleh asap yang mengepul dari dalam sana. Moon menutup hidung dan terbatuk batuk kecil, Moon mengibaskan tangannya, berusaha menghilangkan asap yang mengepul memenuhi ruangan tersebut.
"What happened ?" tanyanya panik. Alih alih mendapatkan jawaban dari Xavier, hanya tatapan dingin yang didapatkan Moon.
Sebelum memasuki rumah Xavier, Moon menundukkan tubuhnya, meminta maaf kepada penghuni apartemen lain atas kegaduhan yang di buat Xavier.
Moon masuk, mengunci pintu, dan membuka jendela jendela yang ada di tempat tinggal Xavier, membiarkan asap mengepul itu keluar.
moon mengalihkan pandangannya ke arah dapur, terdapat beberapa bahan kue seperti tepung, telur, coklat dan lainnya berceceran, dan juga microwave gosong yang masih mengepulkan asap.
"Are you trying to bake a cake ?" tanya Moon namun masih tak di jawab oleh xavier, sedari tadi Xavier masih belum membuka mulutnya.Moon merasa ada yang tak beres dengan ini, pasalnya ini adalah anniversary mereka, dan xavier lah yang paling antusias akan datangnya hari ini, namun sekedar menyapa moon saja xavier tidak.
Moon mendekat, menyentuh tangan Xavier, namun langsung di tepis oleh xavier. Moon menatap Xavier dengan penuh tanda tanya.
"Xav-""Does it matter now ?" kalimat pertama yang dilontarkan pada moon hari ini. Moon langsung menangkap apa maksud Xavier dan mengangguk menjawabnya.
"of course it is, You might blow this building up if you keep being careless.""that's not important. you cheat on me. that's the matter!" Moon mengerutkan alisnya. "what do you mean ?"
"you said you had a mission so you cancelled our plans this morning. but you were with that so called childhood friend this whole day ?!" ucap xavier, walau suara nya lembut, namun terdapat nada amarah di dalamnya.
"i had mission, and then i did my routine check up in hospital, you know zayne is my doctor right ?"
Tatapan xavier seketika melembut, ia langsung mengusap pipi Moon, dan memandangnya khawatir.
"how's the result ?"
Moon tersenyum lebar dan mengangguk mantap. "I'm Perfectly fine."mendengar hal tersebut xavier langsung menghela nafas lega, namun ia kembali cemberut dan memberikan tatapan dinginnya.
"then why did he drive you home ? you rode a motorbike this morning""Out of gasoline, that's why he give me a ride" jawab Moon, dirinya pun mendekat selangkah ke arah Xavier.
"you can just call me to pick you up" Moon menghela nafasnya, meraih tangan Xavier lalu mengelus elusnya, menautkan jari-jari nya dengan jari tangan Xavier.
"Aku nggak mau ngerepotin kamu xav..." tatapan Xavier semakin tajam mendengar jawaban Moon yang malah makin membuat Xavier marah."Lalu kenapa zayne malah mengantar kamu pulang ? Kamu gak khawatir kalau kamu bakal ngerepotin dia ?" moon menggeleng kecil.
"he's my childhood fri-"
"but I'm your boyfriend Moon, kau harusnya ngerepotin aku lebih dari dia. you even hug him in front of our house"moon menggigit bibir bawahnya, ragu ragu untuk menjawab.
"that's just how we say goodbyes" Xavier semakin cemberut.
"i dont like that. dont ever do that again !" Moon hanya mengangguk, respon itu tak membuat Xavier puas.xavier mendorong tubuh Moon, mengangkatnya lalu membuat moon duduk di atas meja makan, di lebarkannya kaki moon dengan xavier berdiri di tengah tengah nya. ini bahaya, sungguh bahaya ! xavier marah dan cemburu merupakan perpaduan yang sangat berbahaya, Moon harus berfikir keras agar emosi Xavier mereda.
"kau tak khawatir merepotkan cowok lain, tapi nggak mau ngerepotin aku, kamu bahkan memeluknya di depan tempat tinggal kita, dan kamu bilang itu cuma cara gimana kamu mengucapkan selamat tinggal." xavier menatap moon dengan perasaan sedihnya, ia memeluk moon erat, menenggelamkan wajahnya diceruk leher Moon.
"apakah hanya aku yang menganggap hubungan kita itu spesial?"
Moon langsung menggeleng kepalanya. "of course not xav... i love you, hubungan kita lebih dari spesial.""then you should know that i dont like it when you get closer with other man !" moon meremas kaos yang dikenakan Xavier.
"but He's just my Childhood friend Xav..."
Xavier memegang pundak Moon lalu didorongnya hingga mereka berdua bertatapan."then what if its me ? what if you saw me hugging a girl, even though she's my childhood friend are you okay with that ?" moon langsung menggeleng keras, membayangkannya saja ia tak mampu, apalagi harus melihat hal itu.
"That's it. you know how it feels right ? I'm hurting even more when i saw that." Moon langsung memeluk Xavier erat.
"im sorry xav... i wont do that ever again. i wont be so touchy with other man, even with zayne." Xavier langsung mencium mulut moon, nampaknya emosinya masih belum sepenuhnya reda.
"dont ever say his name in front of me again." moon menghela nafasnya lalu mengangguk.
"i got it Xavier..."Xavier kembali memeluk moon erat erat, posisi mereka masih sama, Moon duduk di meja dengan xavier berada di antara kakinya, Xavier mengelus elus punggung moon, namun perlahan tangannya masuk ke dalam baju Moon, dengan sigap moon menghentikan tangan Xavier.
"wait xav... I'm still dirty" Xavier tak mau berhenti, gerakan tangannya makin liar, melepas pengait bra Moon.
"we can take a bath later together"pandangan moon beralih ke arah microwave yang telah gosong, ia kemudian mendorong xavier.
"you want to bake a cake right ? what a coincidence, i also prepare an ingredients for making a cake, we could make it together"Xavier seketika sadar dan menarik tubuhnya sedikit menjauh.
"ah, right the cake" moon menghela nafasnya, anniversary nya terselamatkan."let me go down and bring my microwave here, or we could bake the cake at my place"
xavier menggelengkan kepalanya, "aku punya beberapa cadangan, because this happens often"
xavier membawa Moon ke gudangnya, disana terdapat beberapa microwave yang masih baru walau sudah tertutup debu
"Berapa banyak microwave yang akan kau ledakkan ?"***
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Love (Love And Deepspace Fanfic)
FanfictionOneshot, two-shot (short story) fanfiction game Love and deepspace Written in bahasa ⚠️ mature content 🔞 ⚠️out of character ⚠️Typos