Bab 9 : To Know Her

3.1K 132 8
                                    

Aku memeluk erat Shani sambil kami saling berciuman mesra. Lidah kami saling beradu menimbulkan bunyi decakan memenuhi ruangan. Liur kami bahkan membasahi area sekitar bibir kami. Sekejap aku membuka mata dan sedikit menjauhkan mukaku, melihat ekspresi Shani yang nampak sayu, matanya tertutup namun mulutnya terbuka menjulurkan lidahnya yang penuh liur kami. Sungguh seksi.

Aku lanjut menciumnya. Tangan kananku naik ke dadanya, menggenggam payudara yang pas di telapak tanganku lalu meremasnya. Sambil bercumbu dapat kurasakan nafasnya mulai tak karuan. Perlahan kugesekan penisku ke pangkal pahanya yang masih dibalut celana sama sepertiku. Hal itu mampu membuatnya kini mengikuti gerakan pinggulku.

"ouuhhhh njii.. I'm wet" Ucap Shani dengan eksptesi seolah memohon kepadaku. Aku kemudian menyeringai mengingat syarat yang diberikannya kepadaku sudah terpenuhi.

Masih ingin seperti ini, kupegang bongkahan pantatnya, lalu meremasnya sambil menarik pinggulnya agar pangkal paha kami makin tertaut menimbulkan kenikmatan yang lebih nikmat lagi.

"hmmpphh mmhhhh"

"hmmpp mmnnchhhh"

Perlahan ciumanku turun ke bagian lehernya. Dengan lidah ku jelajahi area lehernya yang mulus ini membuatnya mendongak keatas.
Tanganku naik menggenggam payudaranya dan meremasnya. Dari balik bajunya kurasakan pentilnya yang sudah mengeras membuatnya makin gelisah.

Tak lama, pinggulnya bergetar begitu hebat. Dadanya naik turun dengan nafas yang terengah-engah. Dapat kusimpulkan Shani sudah mencapai orgasmenya.

Aku lalu membalikan tubuhnya, membuka celana pendeknya hingga kini terlihat celana dalam berwarna pinknya yang membuat pantatnya makin menarik.

plak plak plak

Ouhhhh shhhh

Dua tamparan keras ku lesatkan pada pantatnya yang membuat bercak merah tercetak jelas pada pantat putihnya. Kepalanya terangkat lalu tersenyum dengan tatapan tajamnya padaku membuatku makin semangat. Akhirnya aku memiliki kesempatan untuk bercinta dengan Shani.

Kulucuti celana dalamnya menampakkan vaginanya yang sudah basah. Tangaku tergoda untuk menggesek Vaginanya untuk kembali merangsangnya.

Hnggghhh aahhh

"put yours in hhngghhhh"

Dengan cepat ku buka celanaku hingga kini penisku yang sudah mengacung keras bersiap untuk melesat masuk ke dalam vaginanya.
Sebelum itu, aku menamparkan penisku pada pantatnya lalu ku gesekan ke garis vaginanya. Dengan kondisi seperti ini, aku bisa langsung memasukkan penisku karena pelumas alami darinya.

BUGH!

Kepala belakangku terasa sakit. Seketika pandanganku memudar dan membuatku terbaring di lantai. samar-samar ku lihat Shani yang terlihat panik memegang kepalanya sembari berkata kepada seseorang.

~

"hnghh aahh" Aku mendesah kesakitan setelah tersadar. Pandanganku kabur melihat dua orang yang berada di samping kiri dan kananku. samar-samar dapat kudengar apa yang mereka bicarakan. Orang disebelah kiriku memanggil-manggil namaku, sedangkan orang yang di sebelah kananku terdengar seperti meminta maaf kepadaku.

"Nji? Kamu udah sadar?" Ucap Shani yang berada di sebelah kiriku. Sedangkan di sebelah kanan, aku tak mengenal orang ini

"M-maaf ya, kak. Aku pikir tadi kakak mau perkosa Ci Shani" Mendengar hal itu lantas aku memikirkan kembali kejadian beberapa saat yang lalu.

Perlahan aku bangun lalu memegang bagian kepala belakangku. Disana terasa sebuah benjolan akibat pukulan dari gadis di sebelahku ini.

"K-kamu siapa?" Tanyaku padanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Private Sharehouse [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang