6

1.7K 83 5
                                    

Pukul 8 pagi Dania dan Arlan sudah bangun, keduanya juga sudah membersihkan diri. Rencanaya mereka akan tetap tinggal di hotel, dan tidak pergi kemana-mana. Dania juga memiliki sedikit pekerjaan, sehinga tidak bisa melakukan kegiatan lain.

Berbeda dengan Dania yang sibuk dengan laptop di pangkuannya, Arlan sudah merasa bosan bermain game di ponselnya. Dia tidak memiliki pekerjaan dengan tengat seperti Dania, tidak juga memiliki tugas karena semua masalah kampus sudah dia bereskan. Dan untuk mengusir kebosanan yang amat menjengkelkan, Arlan memiliki rencana mengagumkan.

"Kenapa? Kamu perlu sesuatu?" Tanya Dania saat Arlan menjawil dagunya.

Arlan tidak menjawab, malah menaik turunkan alisnya. Dania bingung dengan apa yang Arlan lakukan, aplagi lelaki itu berkedip-kedip genit.

"Apa? Kamu lapar?" Sebenarnya tadi keduanya sudah sarapan, tapi Arlan mengeluh jika tidak suka dengan roti dan susu yang Dania pesan pada pihak hotel, alhasil Arlan hanya makan sedikit. "Mau aku pesankan?"

"Kamu udah selesai?" Tanya Arlan yang mengabaikan pertanyaan Dania. Dia tidak lapar, tapi sesuatu yang lain merasa lapar.

"Sedikit lagi." Dania kembali fokus pada kerjaanya, tapi sedetik kemudian dia kembali menatap Arlan. "Jadi lapar atau nggak?"

"Lapar." Ucap Arlan dengan mendekap pinggang Dania dari samping, kepalanya menyandar pada pundak perempuan itu dan mengecup lehernya. "Anuku yang lapar."

Bulu kuduk Dania meremang saat Arlan menjamah lehernya, ditambah ucapan dengan nada sedikit mesum membuat sesuatu di bawah sana berdesir. Tanpa sadar Dania mendesah lirih.

"Aku masih ada kerjaan, Arlan." Kata Dania dengan wajah yang sudah sendu.

"Mau aku bantu? Biar cepet selesai, heum?" Arlan masih belum menyingkir, dia malah semakin jail dengan memasukan tanganya hingga sampai pada bukit dengan ujung yang mulai menengang milik Dania. Arlan tersenyum cerah ketika merasakan kulit mulus Dania tanpa penghalang.

"Nggak perlu, ini sedikit lagi."

"Tapi lebih cepat kalau aku bantu."

Sepertinya Dania tidak tahan dengan godaan, dia menoleh dan Arlan langsung memburu bibirnya. Keduanya berciuman cukup intens, dengan tangan Arlan yang masih setia menjamah bagian dada Dania.

"Ohhhh.." desah Dania saat Arlan mencubit putingnya, dan ciuman itu berpindah pada lehernya. Arlan menghisapnya hingga meninggalkan bekas kemerahan di sana.

Arlan semakin semangat, tapi dia tidak langsung melanjutkan ke tahap selanjutkan, melainkan melapaskan Dania dan membiarkan perempuan itu menyelesaikan pekerjaanya.

"Nggak akan lama." Ucap Dania.

Arlan mengangguk. "Aku tunggu, aku akan tinggu... hmm. Dan kita akan bersenang-senang setelahnya."

Tidak lama kemudian Dania sudah menyelesaikan pekerjaanya, dia mematikan laptop dan meletakan di atas meja. Terlihat Arlan dengan rebah santai sembari bermain ponsel di atas ranjang. Dania menghampiri suaminya itu, dan ikut bergabung di sebelah Arlan.

Melihat itu, Arlan meletakan ponselnya dan langsung memburu Dania. Dia menciumi perempuan itu hingga Dania terlentang pasrah. Tidak lupa juga Arlan membisikan kata-kata mesra penuh cinta.

"Kamu lebih ganas daripada semalam." Ucap Dania saat Arlan terlihat tidak sabaran membuka bajunya.

"Karena aku udah tau kenikmatan sesungguhnya."

Dania tertawa mendengar itu. Sejak pertama kali keduanya saling mencubu, Arlan memang tanpa malu mengukapkan keinginanya.

Arlan berhenti menciumi bagian atas tubuh Dania sebentar, mengatur nafas dan  meraih ponselnya. Dia ingin menujukan sesuatu pada istrinya.

My sweet berondong(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang