Milan, kota 6900 mil jauhnya. Tempat bersejarah yang menjadi saksi pertemuan pertama Nada dengan Juan Bimantara yang merupakan seorang pembalap F1. Dalam beberapa hari yang singkat, Juan memperkenalkan Nada pada dunia baru yang belum pernah Nada ras...
Nada tidak sempat melanjutkan kegiatan jalan-jalan hari ini, karena kakeknya meneleponnya untuk pulang. Sekarang dia membuka pintu rumah, celingukan mencari kakeknya. "Nonno? Nonno nyari Nada?"
Nonno adalah sebutan umum menggantikan kakek di Italia. Kendati demikian, Nada dan Nonno mengobrol menggunakan bahasa Indonesia. Hal itu disebabkan karena Nonno pernah tinggal di Jakarta selama lima tahun, beliau fasih berbahasa.
Nada melihat Nonno sedang berada di ruang makan, lalu menghampirinya. "Nonno membuatkan kue kesukaanmu, ayo makan dulu!" ucap beliau memperlihatkan hasil karyanya yang terpajang di atas meja.
Tiramisu. Kue khas Italia, yang dibuat dengan ladyfingers yang direndam dalam kopi, lapisan krim mascarpone, sedikit alkohol, dan ditaburi bubuk kakao di atasnya. Dulu nenek Nada yang biasa dipanggil Nonna, sering membuat tiramisu untuk Nonno. Namun, semenjak Nonna meninggal beberapa tahun lalu, Nonno tak lagi memakan tiramisu.
Selera beliau untuk tiramisu bangkit kembali, saat Nada mengatakan ingin makan kue tiramisu autentik. Nada bilang pada Nonno, bahwa tiramisu sangat populer dan sering muncul di beranda sosial medianya. Akhirnya sejak hari pertama kedatangan Nada, beliau membuatkan cucunya tiramisu. Tiramisu non alkohol khusus cucu pertamanya. Kegiatan itu berlangsung terus menerus hingga hari ini.
"Tiramisu buatan Nonno paling terbaik!" Nada memberikan jempol, memakan tiramisu itu lahap. Beliau tersenyum senang dipuji seperti itu, senyumnya tidak luntur meski sudah bermenit-menit berlalu.
Sebenarnya itu bohong. Rasa tiramisu itu kurang enak karena Nonno tidak bisa memasak. Tidak seperti yang dilihat Nada pada sosial media, tiramisu buatan Nonno terlalu banyak kopi hingga lebih seperti kuah. Krim yang dimasukkan juga terlalu sedikit. Nada benar-benar tidak menyukainya, tapi dia menghabiskannya.
"Nonno! Tiramisunya udah Nada abisin, Nada tidur dulu," Buru-buru Nada pergi ke kamarnya, takut dibuatkan makanan itu lagi.
Nada merebahkan diri di atas ranjang, perutnya serasa penuh karena kekenyangan tiramisu. Kamar yang sekarang dia gunakan merupakan kamar Ayahnya dulu. Nonno telah merombak kamar itu menjadi kamar baru. Cat yang sebelumnya abu-abu hitam diubah menjadi warna merah muda. Bahkan beliau menghiasi kamar dengan beberapa boneka kelinci.
Sewaktu kecil, saat pertama kali datang mengunjungi Nonno dan Nonna. Nada selalu membawa boneka kelinci bersamanya, bahkan saat dia sedang mandi, Nada tidak ingin lepas dari boneka itu. Dan sekarang Nada tersenyum senang, menatap boneka-boneka kelinci yang sengaja dibeli Nonno karena kedatangannya. Tidak menyangka ingatan Nonno tentangnya sangat kuat, meski kunjungannya terakhir kali sudah bertahun-tahun lalu.
Nada mencoba tidur, namun gagal karena terlalu banyak mengkonsumsi kafein. Akhirnya dia bangkit dan berusaha menyibukkan diri. Mulai dari membaca novel hingga mencoba semua baju hasil dia berfoya-foya di Milan. Fashion dan buku adalah dua hal yang membuat Nada bahagia.
Saking bahagianya, Nada tidak merasa hari telah berlalu. Matahari telah tenggelam digantikan oleh cahaya bulan dan bintang-bintang. Sedikit lelah, Nada membersihkan semua baju yang dia coba, untuk dilaundry. Secarik kertas jatuh, saat Nada mengangkat blazer putihnya. Kertasnya sedikit lecek karena tadi dimasukkan ke kantong secara asal.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.